Bisa Kena Kutuk! Ini Alasan Kenapa Pulau Bali dan Jawa Tak Bisa Disatukan

Author:
Istimewa
Sampai saat ini, rencana pembuatan jembatan penghubung Pulau Jawa dengan Pulau Bali tak pernah terwujud.
Bukan itu saja, rencana pembangunan jembatan ini pun selalu mendapat penolakan.
Hal ini dikarenakan ada sebuah bhisama atau perintah yang tak memperbolehkannya.
Dan jika bhisama ini dilanggar dipercaya akan mengundang bahaya dan kutukan.
Untuk diketahui, wacana atau gagasan pembuatan jembatan Jawa – Bali ini pertama kali muncul tahun 1960.
Gagasan ini disampaikan oleh guru besar ITB almarhum Prof. Sedyatmo.
Gagasan ini dikenal dengan nama Tri Nusa Bima Sakti yang berarti penghubung antara tiga pulau yaitu Sumatra, Jawa, dan Bali.
Selain itu, usulan pembuatan Jembatan Selat Bali juga pernah diungkapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2012.
Akan tetapi jembatan ini tetap tak bisa dibangun, dikarenakan ada kepercayaan jika Jawa dan Bali tidak boleh disatukan.
Mantan Ketua PHDI Bali yang juga Rektor UHN IGB Sugriwa Prof. Dr I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan jika Jawa dan Bali disatukan maka akan rusak.
“Awya angatepaken Jawa muang Bali, yan atep Jawa Muang Bali, rusak ikanang Bali pulina stananing hyang,” kata Sudiana.
Sudiana mengatakan jika Jawa adalah pulau untuk politik dan Bali sebagai stana Dewa.
Sehingga tidak boleh disambung antara Jawa dan Bali walaupun hanya dengan seutas kabel.
“Kalau Jawa disambung dengan Bali, maka Bali akan rusak. Jangan sekali-sekali melakukan itu. Itu bhisama dari Ida Mpu Sidhi Mantra,” katanya.
Sudiana menambahkan bahwa bhisama adalah keyakinan dan levelnya juga sama dengan UU.
“Bhisama sudah diakui, kalau Indonesia tidak mengakui kepercayaan berarti bukan Indonesia lagi, itu dasar hukumnya UUD 1945,” imbuhnya. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!