![]() |
Istimewa |
Mari kita berjalan-jalan ke salah satu desa di Klungkung.
Desa ini bernama Desa Tojan yang secara administratif berada di kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, provinsi Bali.
Terkait dengan sejarah atau asal-usul desa ini berikut adalah pembahasannya.
Dilansir dari website resmi Desa Tojan, sampai saat ini belum ada lontar atau data konkrit terkait sejarah desa ini.
Namun tokoh dari Puri Gelgel Anak Agung Oka dari Puri Gelgel, memberikan penjelasan terkait keberadaan Desa Tojan ini.
Anak Agung Oka mengatakan bahwa keberadaan Desa Tojan tidak terlepas dari perajalanan Sejarah Kerajaan Gelgel.
Hal ini dikarenakan Desa Tojan merupakan bagian dari Wilayah Kerajaan Gelgel.
Disamping itu Desa Tojan merupakan satu Desa Adat dengan Desa Adat Gelgel.
Saat zaman kerajaan di Bali, masing-masing raja mempunyai pasukan atau prajurit kerajaan, termasuk kerajaan di Gelgel.
Disamping pasukan Inti yang ditempatkan di pusat kerajaan oleh Raja Gelgel, juga ditempatkan prajurit-prajurit tangguh di sekitar Kerajaan.
Di sebelah barat wilayah Kerajaan Gelgel ditempatkan orang-orang andalan raja yang berlokasi di sebelah Barat Sungai Haa (Toya Haa) dan merupakan orang-orang pilihan yang mempunyai jiwa kepahlawanan serta memiliki sikap berani mati (Metoh Jiwa) atau Toh Jiwa.
Prajurit-prajurit ini senantiasa disiagakan dan mereka selalu dalam keadaan siap siaga baik fisik maupun mental kapan saja dan dimana saja mereka siap menerima titah raja untuk berperang tanpa menunggu waktu.
Secara spontan mereka menyatakan diri untuk “Metoh Jani” artinya mempertaruhkan jiwa sekarang ini untuk membela Raja.
Kesiap siagaan untuk “Metoh Jani” kiranya sudah merasuk disetiap jiwa raga prajurit-prajurit ini dan menjadi sikap mental yang kokoh bagi setiap prajurit.
Sehingga prajurit-prajurit ini lumbrah disebutkan sebagai orang-orang “Metoh Jani”.
Dari kata “Metoh Jani” ini secara langsung disebutkan tempat atau wilayah bermukimnya para Prajurit ini sebagai Desa “Toh Jani”.
Pada hakikatnya mengandung arti bahwa tempat itu adalah tempat orang-orang atau prajurit-prajurit yang berani “Metoh Jani”.
Dari kata “Metoh Jani” inilah menjadi sebutan “Tohjan”.
Dan akhirnya dipersingkat dan untuk mempermudah pengucapan maka disebutlah Tojan.
Sebagai bukti yang bisa dilihat sekarang ini yaitu orang-orang Tojan ini pula yang ditempatkan di Tepi Siring yaitu dibagian kelod kauh yang terletak di Sidayu dan sampai saat ini tempat itu tetap bernama Sidayu Tojan.
Demikian pula menurut penuturan Anak Agung Gede Oka bahwa dengan adanya Pura Paibon Toh Jiwa di Desa Tojan yang lokasinya di tepi barat dan penyungsungnya adalah penduduk asli Desa Tojan yang bertempat tinggal di sekitar Lokasi Pura Paibon Toh Jiwa. (TB)