Dalam tradisi Hindu Bali, kelahiran seorang bayi bukan hanya menjadi momen sukacita keluarga, tetapi juga sebuah peristiwa suci yang disambut dengan doa dan ritual penuh makna spiritual.
Salah satu doa penting yang dilantunkan pada saat kelahiran adalah Mantra Kelahiran, sebagai bentuk penyambutan jiwa baru ke dunia dengan harapan perlindungan dan keberkahan dari Sang Hyang Widhy Wasa.
Doa atau mantra yang dilantunkan berbunyi:
Oṁ Brhatsumnah prasawitā niwesano jagatah sthaturubhayasya yo wasi sa no dewah sawitā sarma yaccha twasme ksayaya triwarutham amhasah
Adapun arti dari doa ini adalah:
“Oṁ Sang Hyang Widhy Wasa Yang Maha Pengasih, yang memberi kehidupan pada alam dan menegakkannya. Ia yang mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak, semoga Ia memberi rahmat-Nya kepada kami untuk ketenteraman hidup, dengan kemampuan untuk menghindari kekuatan yang jahat.”
Setelah bayi dimandikan, prosesi dilanjutkan dengan pembisikan Mantram Gayatri, yakni bait pertama dari Puja Trisandya, ke telinga bayi. Mantra ini dibisikkan oleh sang ayah atau orang tua yang dituakan sebanyak tiga kali pada masing-masing telinga, kanan dan kiri.
Tradisi ini tidak hanya simbolis, tetapi juga merupakan bentuk penyucian spiritual pertama bagi sang bayi. Pembacaan mantra dan doa bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai dharma sejak dini dan memohon perlindungan Ilahi agar sang bayi tumbuh dengan kesehatan, kedamaian, dan dijauhkan dari pengaruh negatif.
Dalam ajaran Hindu, setiap fase kehidupan dipenuhi dengan makna religius, dan kelahiran dianggap sebagai momen awal untuk membangun ikatan antara roh, tubuh, dan alam semesta. (TB)
Tag: kelahiran bayi Hindu, doa kelahiran Bali, mantra kelahiran, tradisi Hindu Bali, Mantram Gayatri, Puja Trisandya, budaya Bali