Dua Seniman Rusia Ikut Body Painting di Sanur Village Festival 2022

Author:
Share
Istimewa

Seni
melukis tubuh atau dikenal dengan body painting memeriahkan gelaran Sanur
Village Festival (Sanfest) ke-15.

Kegiatan
body painting ini dilaksanakan pada Sabtu 20 Agustus 2022 sore.

Dalam
acara ini ternyata diikuti oleh dua seniman asal Rusia, sehingga total terdapat
15 seniman yang melukis di atas tubuh 15 model.

Lima
belas aktivitas body painting ini disebar di lokasi festival di Pantai Matahari
Terbit Sanur pukul 16.30 hingga menjelang matahari terbenam.

Koordinator
body painting Sanfest 2022 I Made Dolar Astawa mengatakan tema yang disodorkan
adalah ‘Surya Sewana’ sesuai tema festival tahun ini, sedangkan jumlah seniman
dan model menunjukkan penyelenggaraan festival yang ke-15 kali.

Tema
tersebut mengambil spirit puja mantra menyongsong matahari pagi yang dikaitkan
dengan kondisi saat ini yakni menyambut bangkitnya kembali pariwisata,
perekonomian, dan aktivitas masyarakat pascapandemi yang kian melandai. 

Kata
dia seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang selalu dihadirkan di
Sanfest melalui beberapa kegiatan yakni pameran, body painting, dan painting on
the spot.

“Acara
kali ini disambut suka cita oleh seniman, karena dua tahun Sanfest jeda akibat
pandemi Covid-19. Begitu pula dengan pengunjung yang antusias menyaksikan demo
melukis di atas tubuh ini,” kata Dolar.

Kelimabelas
seniman yang ikut kegiatan ini adalah Anastasia Chinfu dan Alexandra dari Rusia
serta dari Bali adalah Galung Wiratmaja, Nyoman Sujana Kenyem, Made Duatmika,
Wayan ‘Donal’ Januariawan, Ni Nyoman Sani, IB Rai Janardana, Gung Tut, Wayan
Suastama, Wayan Rimen, Ketut Wijana Cetu, Arta Prabangkara, dan Wayan Wirawan.

Seniman
Rusia Anastasia Chinfu mengatakan sangat menikmati kegiatan melukis di atas
tubuh dan disaksikan banyak orang.

“Tidak
apa, saya tidak terganggu, saya malah senang di-support banyak orang di sini,”
kata Anastasia seraya meladeni pengunjung yang ingin berfoto bersama dia dan
modelnya.

Perupa
Nyoman Sujana Kenyem mengatakan telah terbiasa berkarya di berbagai media
mulaai dari kanvas, kayu, hingga membuat instalasi.

“Khusus
untuk melukis tubuh perlu memperhatikan pewarna alami agar tidak merusak kulit,
jaga etika, dan usahakan berkomunikasi intens dengan model sambil melukis,”
katanya.

Kata
dia body painting merupakan salah satu eksplorasi perupa yang menuntut
kreativitas menjejakkan kuas dan warna pada kulit tubuh.

Sebagai
sarana berekspresi, lanjut Kenyem, kulit tubuh telah menjadi media seni sejak
lama seperti yang ditunjukkan tradisi tato di sejumlah daerah seperti di
Mentawai, Dayak, juga yang dilakukan warga Papua yang mengecat tubuh untuk
upacara.

Selain
body painting, di arena Sanfest 2002 pada sore yang sama juga terdapat kegiatan
seni ukir es (ice carving) yang dilakukan sejumlah seniman ukir es bepengalaman.

Sedangkan
di panggung utama di antaranya ada peragaan busana dan penampilan Sanur Voice,
The Resident, Old Taro, Nymphea, Nostress, Gus Agung Gotama with Friends, serta
Crazy Horse. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!