Gubernur Bali, Wayan Koster, bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menemui perwakilan pengemudi ojek online (ojol) di Jayasabha, Renon, Denpasar, Sabtu (30/8) malam. Pertemuan ini digelar menyusul aksi demonstrasi yang sempat berlangsung di sejumlah titik di Denpasar, termasuk depan Mapolda Bali dan Kantor DPRD Bali.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan komunitas ojol menyatakan tidak akan melanjutkan aksi demonstrasi. Solidaritas yang sebelumnya ditunjukkan merupakan bentuk empati atas insiden tewasnya pengemudi ojol dalam kerusuhan demonstrasi di Jakarta pada Kamis (28/8).
“Saya memahami aksi solidaritas yang dilakukan rekan-rekan di Bali. Namun saya berharap jangan ada demo lagi. Situasi seperti ini rawan disusupi pihak luar yang bisa membuat keadaan menjadi anarkis,” tegas Koster, didampingi Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, Kajati Bali, Danrem Wirasatya, Kabinda Bali, Danlanal, dan Danlanud.
Koster menyebut, dari 25 orang yang sempat diamankan saat aksi, hanya tiga yang ber-KTP Bali, sementara sisanya berasal dari luar daerah. “Kalau sudah disusupi, eskalasi bisa meluas. Kita semua yang akan rugi, terutama pariwisata Bali yang baru saja pulih pasca pandemi,” jelasnya.
Perwakilan ojol Bali, I Dewa Gede Suryadharma, menyampaikan bahwa aksi mereka murni sebagai bentuk solidaritas. “Kami minta agar Bapak Gubernur bisa mengayomi kami. Kami punya solidaritas tinggi terhadap semua rekan ojol, termasuk yang di Jawa. Aspirasi kami ini kami serahkan untuk disampaikan kepada instansi terkait,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Gojek Bali-Nusra, Wisnu Darma Narandika, menegaskan pihaknya telah menghimbau para mitra agar tidak ikut aksi demonstrasi. “Jika ada yang tetap ingin menyampaikan aspirasi, kami minta agar dilakukan secara tertib dan menjaga nama baik ojol di Bali,” katanya.
Dengan komitmen ini, Gubernur Koster berharap situasi Bali tetap kondusif dan tidak terulang aksi massa serupa. “Bali adalah daerah pariwisata. Mari kita jaga bersama keamanan, kenyamanan, dan ketertiban demi kepentingan masyarakat luas,” tutup Koster. (TB)