Kenaikan harga emas yang terjadi sejak awal tahun ini, yang dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global, diperkirakan dapat berlanjut atau mengalami penurunan.
Meskipun demikian, peluang penurunan harga dalam waktu dekat masih sangat terbatas karena situasi ketegangan geopolitik dan ketidakstabilan makroekonomi yang terus berlangsung.
Pengamat Ekonomi, Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M, menyampaikan hal tersebut.
Menurutnya, meskipun harga emas saat ini masih menunjukkan tren kenaikan, potensi penurunan tetap ada, terutama apabila kondisi ekonomi global mulai membaik.
Stabilitas ekonomi, pengendalian inflasi, dan kebijakan suku bunga yang lebih tinggi bisa memicu penurunan harga emas.
“Jika para investor kembali optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dan beralih ke instrumen investasi berisiko seperti saham, permintaan terhadap emas bisa menurun,” ujar Suardana.
Ia juga menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga oleh bank sentral dan penguatan dolar AS berpotensi mengoreksi harga emas.
Namun, dengan situasi global yang masih dipenuhi ketegangan geopolitik dan ketidakpastian dalam ekonomi makro, Suardana menilai potensi penurunan harga emas dalam waktu dekat tetap terbatas.
Pasar cenderung memilih untuk mempertahankan emas sebagai aset yang dapat melindungi nilai di tengah ketidakpastian.
Meskipun perubahan signifikan dalam kebijakan ekonomi global dapat menyebabkan harga emas turun dalam jangka pendek, Suardana menegaskan bahwa tren jangka menengah hingga panjang kemungkinan besar akan tetap menunjukkan harga emas yang tinggi, mengingat ketidakpastian global yang belum sepenuhnya mereda.
Sebelumnya, Guru Besar Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) ini juga menjelaskan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga emas adalah ketidakpastian ekonomi global.
Ketegangan geopolitik, inflasi, dan pelemahan ekonomi global turut memperburuk situasi, membuat emas menjadi pilihan investasi yang lebih aman bagi investor.
Faktor lainnya adalah suku bunga riil yang rendah atau negatif di berbagai negara, yang mendorong investor beralih ke emas sebagai alternatif instrumen investasi. (TB)