![]() |
Ist |
Hebat
dan patut ditiru. Semua profesi ataupun kedudukan memiliki peluang yang sama
dalam dunia pendidikan. Seperti halnya deorang nelayan asal Karangasem Bali
ini. Meskipun seorang nelayan, namun bisa meraih gelar doktor. Ia adalah I
Ketut Wiriawan. Ia memiliki gelar doktor dengan gelar lengkapnya yakni Dr. I
Ketut Wiriawan, S.Pd., M.Pd. Wiriawan meraih gelar doktor ini saat berumur 41
tahun.
Bagaimana
kisahnya?
Dilansir
dari berbagai sumber, I Ketut Wiriawan berasal dari Lingkungan Pasih Kelod,
Banjar Dinas Bugbug Tengah, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem, Bali. Wiriawan merupakan seorang nelayan di desanya. Sejak masih
kelas 3 SMP dirinya sudah menjadi nelayan. Bahkan kini, meskipun sudah mendapat
gelar doktor dirinya masih aktif menjadi nelayan.
Adapun
riwayat pendidikan Dr. I Ketut Wiriawan S.Pd., M.Pd yakni, dirinya menempuh
pendidikan SD di SDN 7 Bugbug tahun 1987-1993. Setamat SD ia melanjutkan ke
SMPN 4 Amlapura tahun 1993-1996.
Dirinya
kemudian lanjut ke SMA Parisadha Amlapura tahun 1997-2000. Setamat SMA ia
kemudian kuliah di Universitas Mahasaraswati Denpasar (S1) tahun
2001-2005.
Empat
tahun setelah tamat S1, dirinya melanjutkan ke Universitas Pendidikan Ganesha
atau Undiksha Singaraja (S2) tahun 2009-2011. Gelar doktor kemudian ia raih di
UNHI Denpasar (S3). Ia menempuh pendidikan doktoral pada tahun 2016-2022. Selain
menjadi nelayan, kini ia juga menjadi Dosen di STKIP Agama Hindu Amlapura.
Dilansir
dari detikBali, Wiriawan mengatakan, sebagian besar masyarakat di wilayahnya
merupakan seorang nelayan. Karena faktor lingkungan itu pulalah dirinya ikut
melaut sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Apalagi
memang sejak kecil Wiriawan sudah sering diajak melaut oleh ayahnya.
Sejak
itu pula Wiriawan mencintai hobinya sebagai seorang pelaut. Bahkan, saat lulus
SMP pada tahun 1996, ia sempat tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Selain
karena jarak sekolah dengan rumahnya yang sangat jauh, kebanyakan
teman-temannya saat itu juga tidak melanjutkan ke jenjang SMA. Mereka
beranggapan bahwa punya ijazah SMP saja sudah cukup.
Namun
pada suatu ketika dirinya tiba-tiba berpikir dan termotivasi untuk kembali
melanjutkan sekolah. Wiriawan pun akhirnya melanjutkan pendidikan ke jenjang
SMA. Namun, karena waktu itu setelah lulus SMP tidak langsung melanjutkan ke
jenjang SMA, akhirnya ia tidak diterima di SMA negeri. Sehingga ia pun terpaksa
sekolah di SMA swasta yang ada di Amlapura.
Setelah
lulus SMA, Wiriawan semakin termotivasi untuk terus mengejar ilmu. Suatu hari,
ia sempat mengikuti pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata
(PPLP) Pansophia Singaraja. Dari sana pula, Wiriawan memutuskan untuk
melanjutkan kuliah S1 di Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan mengambil
program studi Pendidikan Bahasa Inggris.
Sembari
menyelesaikan kuliah S1, Wiriawan juga sempat menjadi honorer di SDN 4 Bugbug
dan mengajar Bahasa Inggris. Tahun 2005, ia lulus S1 dan melanjutkan pendidikan
ke jenjang pascasarjana (S2) di Undiksha Singaraja. Tahun 2011, Wiriawan lulus
sebagai sebagai Magister Pendidikan.
Selama
kuliah, ia juga sempat mengajar sebagai honorer di beberapa sekolah di
Karangasem. Wiriawan pernah mengajar di SMPN 3 Abang selama beberapa tahun dan
ia memilih pulang pergi (PP) kuliah sambil mengajar sekaligus tetap aktif
melaut.
Tahun
2016 hingga sekarang, Wiriawan tercatat sebagai seorang dosen di STKIP Agama
Hindu Amlapura dan mengajar program studi (Prodi) Bahasa Inggris. Lantaran
motivasinya yang tinggi untuk terus belajar, akhirnya ia melanjutkan kuliahnya
ke jenjang doktoral (S3) di UNHI Denpasar.
Tepat
pada 7 Mei 2022 lalu, Wiriawan diwisuda sekaligus membuktikan bahwa seorang
nelayan dari pesisir Desa Bugbug berhasil meraih doktor di bidang pendidikan.
Selama menempuh pendidikan dan mengajar sebagai seorang dosen, ia mengaku tetap
menjalani profesinya sebagai seorang nelayan. Melaut dulu, mengajar kemudian.
Ia
biasanya melaut dari pukul 04.00 WITA sampai pukul 08.00 WITA, setelah pulang
dari melaut kemudian ia langsung mengajar. Wiriawan menambahkan, kekurangan
bukanlah halangan untuk menempuh pendidikan yang setinggi-tingginya. Bahkan, ia
menyebut sebagian besar biaya kuliahnya merupakan dari hasil sebagai nelayan.
Kini ia menjabat sebagai Kepala Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di STKIP Agama
Hindu Amlapura.
Beberapa
waktu lalu tepatnya pada 27 Mei 2022 ia menjadi narasumber dalam sebuah webinar
nasional. Webinar Nasional ini diselenggarakan oleh UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN
MALANG. Ia membawakan materi bertajuk Peran Generasi Muda Masa Kini serta Tugas
Pokok dan Fungsi dalam Mewujudkan Pembangunan Sumber Daya Manusia.
Sungguh
kisah inspiratif, dan semoga menjadi pelecut semangat bagi generasi muda untuk
meraih cita-citanya. (TB)