![]() |
Ilustrasi / istimewa |
Ramalan
telah dikenal sejak zaman dahulu, termasuk juga di Bali. Ilmu ini biasanya
digunakan untuk memprediksi tentang suatu hal, ataupun mencari arti dari suatu
pertanda atau ciri-ciri yang ditemukan atau dirasakan.
Dalam
kehidupan masyarakat Bali dikenal ada beberapa jenis ralaman dalam berbagai
bentuk. Mulai dari ramalan tentang gempa bumi, hingga ramalan tentang posisi
benda di langit.
Dilansir
dari artikel berjudul Ramalan dalam Perspektif Budaya Bali yang disusun Oleh I
Nyoman Suarka dari Prodi Sastra Jawa Kuna, FIB, UNUD disebutkan ada 6 jenis
ramalan yang dikenal masyarakat Bali.
Artikel ini dibawakan pada Seminar
Nasional Bertema “Ramalan dan Kehidupannya”, diselenggarakan oleh Keluarga
Mahasiswa Sastra Nusantara (KAMASUTRA) Bekerjasama dengan Prodi Sastra Jawa,
Departemen Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, tanggal 10 September 2016
Adapun
keenam bentuk ramalan tersebut yakni tetenger/tenung, palelindon, pratithi,
pawatekan, tariwesan bintang, kajaring ipian. Apakah tujuan dan arti dari
masing-masing ramalan tersebut?
1.
Tetenger
Tetenger
bisa juga disebut dengan tenung. Tetenger merupakan sebuah ramalan berupa isyarat,
tanda-tanda, atau ciri-ciri, serta dugaan-dugaan tentang sesuatu peristiwa dan
dampaknya bagi kehidupan manusia.
Tanda-tanda
ini muncul baik melalui alam, manusia, binatang, maupun benda-benda. Contohnya
adalah tetenger dari suara cecak atau tetenger suaran cekcek.
Misalnya
jika seseorang mendengar cecak bersuara di timur, orang itu diramalkan akan
meraih kesuksesan.
2.
Palelindon
Palelindon
merupakan sebuah ramalan yang didasarkan atas perenungan peristiwa gempa bumi
atau getaran-getaran pada tubuh manusia serta dampak baik buruknya bagi
kehidupan.
Kejadian
gempa ini akan dihubungkan dengan beryoganya para dewa, berdasarkan sasih,
hingga wewaran. Dari ramalan ini bisa diketahui makna dari sebuah gempa pada
suatu waktu.
3.
Pratiti
Dalam
masyarakat Bali juga dikenal dengan istilah pratiti. Pratiti ini merupakan ramalan
yang didasarkan atas perenungan terhadap ciri-ciri alam yang diduga membawa
dampak buruk bagi kehidupan manusia.
Misalnya
berkaitan dengan awan di langit. Jika ada awan melintang di langit dari utara
ke selatan, dari timur ke barat, berwarna hitam bertepi putih, ataupun awan
putih bertepi hitam, pertanda dunia akan mengalami kehancuran.
4.
Pawatekan
Pawatekan
merupakan sebuah ramalan yang didasarkan pada perhitungan waktu kelahiran
seseorang serta dampak baik buruknya bagi kehidupan seseorang. Perhitungan
waktu kelahiran didasarkan pada kombinasi saptawara, pancawara, dan wuku
5.
Tariwesan bintang
Tariwesan
bintang merupakan sebuah ramalan yang diperhitungkan berdasarkan pertemuan
posisi suatu bintang dan bulan di langit. Misalnya, jika ada bintang berada di
atas dan berdekatan dengan bulan, itu pertanda baik.
6.
Kajaring ipian
Kajaring
ipian bisa juga disebut dengan tetenger ipian. Kajaring ipian ini adalah
ramalan yang didasarkan pada mimpi. Misalnya, jika bermimpi menyangkari ayam
atau burung merupakan sebuah pertanda baik. (TB)