Ini Makna Gempa yang Terjadi Pada Saat Sasih Karo (Juli – Agustus) Menurut Lontar

Author:
Share
Ilustrasi lontar/ Istimewa

Karangasem
diguncang gempa bumi tektonik pada Jumat, 29 Juli 2022 malam kemarin.

Gempa
ini berkekuatan 4,6 SR dan dirasakan hingga ke Lombok dan Denpasar.

Sesuai
dengan sasih dan wewaran, gempa bumi ini terjadi pada Jumat atau Sukra Umanis
pada sasih Karo.

Bagaimana
makna gempa yang terjadi tersebut menurut kepercayaan di Bali?

Dalam Lontar Palelindon termuat terkait dengan ramalan atau prediksi gempa baik
sesuai dengan sasih hingga wewaran.

Diramalkan,
jika gempa terjadi pada Sasih Karo atau bulan kedua dalam kalender Bali atau
bulan Juli – Agustus maka merupakan pertanda baik.

Saat
Sasih Karo, Dewa yang beryoga adalah Bhatari Gangga.

Disebutkan
jika dunia akan kuat, berhasil, dan segala jenis umbi-umbian juga akan
berhasil.

Adapun
banten caru yang digunakan jika terjadi gempa pada Sasih Karo yakni caru ayam
wangkas 2, masambehan skul wre mawadah klakat, sasari 25, isuh-isuh gadung
kacubung.

Selain
itu, gempa bumi yang terjadi setiap sasih juga dipengaruhi oleh Bhuta Kala yang
berkuasa saat itu.

Di
mana saat Sasih Karo, Bhuta Kala yang berkuasa adalah Tumenggung Kamajaya,
Bhuta Salin Rupa, dan Bhuta Papanggel.

Untuk
banten atau caru yang digunakan yakni bawi cunduk, liwet kacang, ukem-ukem
ayam, gadhang sinamedhi, umbi ingurab, sambel jahe, jangan dapdap kinulub.

Selain
melihat dari sasih, ramalan gempa juga memperhitungkan wewaran.

Gempa
terjadi pada saat Pancawara Umanis yang bermakna buruk.

Sedangkan
sesuai dengan hari atau Saptawara yakni Sukra atau Jumat juga bermakna buruk.

Ini
hanyalah sebuah ramalan yang bisa saja sesuai dan bisa juga tidak. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!