Ida Rsi Putra Manuaba atau Agus Indra Udayana (kiri). Foto facebook Ida Rsi Putra Manuaba |
Ida
Rsi Putra Manuaba saat masih walaka bernama Agus Indra Udayana. Ia menjalani
upacara mediksa pada Senin, 28 Oktober 2019. Bertepatan dengan Tilem Kapat,
Soma Umanis Bala. Prosesi madiksa untuk menjadi seorang sulinggih ini dilaksanakan
di Jeroan Saren Anyar, Jalan Pandu No 4, Banjar Jabon, Desa Sampalan Tengah,
Klungkung.
Agus
Indra Udayana merupakan pendiri sekaligus pengasuh Ashram Gandhi Puri
Sevagram yang berlokasi di Paksebali, Klungkung. Asram ini digunakan sebagai tempat
bagi anak-anak untuk belajar agama. Menurutnya, sejak awal Ashram Gandhi
Puri ini didirikan sebagai Laboratorium Kehidupan. Sehingga semua harus
bertanggung jawab bersama, dan Shantisena menemukan Swakarma dan
Swadharmanya.
Agus
Indra Udayana lahir pada 7 Oktober 1970 dari pasangan Guru Ketut Oka dan Anak
Agung Ayu Aryani. Ia menamatkan sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana. Selain itu, dirinya juga sempat mengenyam pendidikan
di jurusan Gandhian Studies di Institute of Gandhian Studies Wardha
Maharashtra, India.
Perjalanan
spiritual Agus Indra Udayana ini sudah dimulai sejak tahun 1990-an. Dimana,
dirinya memilih hidup sebagai brahmacaria atau tidak menikah. Ia juga
dikenal sebagai aktivis yang menyoroti berbagai isu-isu sosial.
Dalam
pelaksanaannya ketika menjadi seorang sulinggih, Agus Indra Udayana memilih
jalan sebagai Wiku Acarya atau lebih kepada pendidik umat. Ada tiga nabe yang
menuntun sekaligus menjadi saksi dalam pelaksanaan diksa ini, yakni Nabe Tapak
Ida Pandita Mpu Yaksa Daksa Acharya Manuaba dari Griya Agung Siwa Gni Manuaba,
Denpasar, Nabe Saksi Ida Pandita Mpu Nabe Daksa Sidhanta Manuaba dari Griya
Agung Manik Gni Manuaba, Badung, dan Nabe Waktra adalah Pandita Nabe Sri
Bhagawan Agni Yogananda dari Griya Santabana Payuk, Bangli.
Sebelum
menjadi sulinggih, ia juga sempat membangun dua pelinggih di tepi Sungai Gangga
dan di tepi Sungai Mahanadi Odisha India. Wilayah Odisha ini diyakini merupakan
tempat kelahiran Rsi Markandeya yang menanamkan panca datu di Pura
Besakih.
Tahun
2018, Agus menerima anugerah bergengsi Dr Abdul Kalam Award
2018. Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri India, Mr
Hansraj Air dan anggota parlemen India, Ramdas Tadas. Selain itu, ia juga
mendapat penghargaan tertinggi ‘Padma Shri Awards 2020’ untuk kategori Padma
Shri dari Presiden India. Penghargaan Padma Shri ini diberikan sebagai
rangkaian dari peringatakan momen bersejarah India yakni Republic Day yang
dirayakan setiap tanggal 26 Januari. Padma Shri Awards ini diberikan kepada
sejumlah tokoh penting yakni publik figure, ilmuwan, dan individu yang dianggap
memberikan kontribusi penting bagi kemajuan India, baik warga India maupun
warga asing.
Penghargaan
PadmaShri Award 2020 dari Presiden India Ram Nath Kovind yang
diserahkan di Rastrapati Bhavan Istana Presiden India pada tanggal 8
November 2021.
Ida
Rsi Putra Manuaba menjadi salah satu dari 141 tokoh yang dinobatkan menerima
‘Padma Awards 2020’ untuk kategori penghargaan Padma Shri ini. Ia mendapat
penghargaan ini terkait dengan kontribusinya yang secara konsisten dalam bidang
sosial dan kebudayaan melalui pengembangan nilai-nilai Gandhianisme di
Indonesia.
Rsi
Udayana juga aktif terlibat dalam forum internasional inter-faith dialogue dan
saat ini menjabat sebagai Trustee Sarvodaya International Trust President
Gandhi Global Family Indonesia. Bersama KBRI New Delhi, Rsi Udayana juga
terlibat dalam kegiatan-kegiatan promosi budaya yang diselenggarakan di
berbagai negara bagian India seperti Bali Yatra dan pertukaran budaya antara
Bali dan Odisha bertajuk “Kalinga Bali Sangam” di Odisha, India.
Sebelumnya,
pada tahun 2018, Agus juga memperoleh gelar Doktor Honoris Causa di Bangalore,
India, yang diserahkan pada Minggu 11 Maret 2018. Acara tersebut digagas Aasta
Foundation Trust, University Of Swahili dan Lembaga Swadaya Masyarakat RSVVM
India. Ia menerima penghargaan ini dengan Ida Bagus Susena dari Puskor
Hindunesia.
Ia
mendapat gelar doktor kehormatan ini karena dianggap sebagai aktifis sosial
keumatan yang memiliki peran dalam meningkatkan kualitas kehidupan pada umat
Hindu yang kurang beruntung dan yang harus berjuang untuk hidup mereka. Ia dipandang
hadir di kehidupan sosial dengan tanpa mengharapkan pamrih dan tanpa memerlukan
penghargaan formal.
Lewat
Ashram Gandhi Puri, di Desa Paksebali, Klungkung ia dianggap mengabdikan diri
untuk mencetak SDM Hindu dan menampung banyak siswa binaan terutama yang kurang
mampu untuk dididik dengan metode dan konsep Vedanta. Selain itu, Ashram Gandhi
juga dianggap menjadi salah satu Ashram yang dikenal mengusung toleransi dan
multikultur, karena berbagai tokoh nasional dan internasional sering mengadakan
acara di sana.
Berbagai
lika-liku kehidupan pernah dialami oleh Indra Udayana selama perjalanannya.
Puncaknya ketika ia dilaporkan ke polisi, karena dugaan Ashram Gandhi Puri yang
didirikannya menjadi lokasi pelecehan anak di bawah umur. Laporan itu menyebut
Indra Udayana sebagai terduga orang yang melakukan paedofilia kepada anak-anak
di ashram. Bahkan Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak pernah menyambangi
Ashram Gandhi Puri di Desa Paksebali, Klungkung terkait tuduhan tersebut.
Saat
kasus itu dilaporkan, Indra Udayana tengah fokus melakukan perjalanan spiritual
di India, dan membiarkan tuduhan itu diproses secara hukum. Hanya saja sampai
saat ini, laporan itu belum diproses, sehingga tuduhan kepadanya belum dapat
dibuktikan. (TB)
Referensi
https://www.nusabali.com/berita/27476/dua-putra-bali-terima-gelar-doktor-honoris-causa-di-india