Kasus DBD di Denpasar Tembus 735 per Maret 2025, Empat Orang Meninggal

Author:
Share

Sepanjang tiga bulan pertama tahun 2025, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar mengalami lonjakan.

Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencatat total 735 kasus dari Januari hingga Maret, dengan empat orang dilaporkan meninggal dunia.

Data terbaru menunjukkan, pada Maret 2025 tercatat 246 kasus DBD.

“Kalau dibandingkan Maret 2024, memang terjadi peningkatan. Tapi dibanding Februari 2025 yang mencatat 322 kasus, jumlah kasus di bulan Maret justru menurun,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. AA Ayu Agung Candrawati, Kamis 10 April 2025.

Berikut rincian kasus DBD di Denpasar per bulan:

  • Januari 2025: 167 kasus
  • Februari 2025: 322 kasus
  • Maret 2025: 246 kasus
BACA JUGA  Bikin Onar dengan Sajam di Denpasar, Buruh Proyek Asal Sumba, Markus Pati Kondo Diamankan Polisi, Babak Belur Dicakcak Warga

Denpasar Selatan Paling Terdampak

Kecamatan Denpasar Selatan menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi. Data dari UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan menunjukkan tingginya penyebaran DBD di wilayah tersebut.

Selain itu, kelompok usia produktif 15–44 tahun menjadi yang paling banyak terdampak. Tercatat 265 kasus berasal dari kelompok usia ini.

“Ini usia dengan mobilitas tinggi. Kemungkinan mereka terpapar di luar tempat tinggal, karena DBD bersifat endemis dan bisa ditemukan di banyak tempat,” jelas dr. Candrawati.

Empat Kematian dalam Tiga Bulan

Meski tidak ada laporan kematian akibat DBD di bulan Maret, sejak Januari hingga Februari telah terjadi empat kasus meninggal dunia.

Satu orang meninggal pada Januari, sementara tiga kasus kematian tercatat di Februari.

BACA JUGA  Ramai Informasi Dilarang Pajang Ogoh-ogoh di Pinggir Jalan, MDA Denpasar Tegaskan Tak Ada Larangan

Dinkes menyebut pola cuaca sebagai salah satu pemicu meningkatnya kasus DBD tahun ini.

Musim hujan yang datang lebih awal sejak Oktober 2024 membuat kasus mulai melonjak sejak Januari.

“Tahun lalu, musim hujan datang terlambat dan lonjakan kasus terjadi mulai Maret. Tahun ini berbeda, lonjakan sudah mulai sejak awal tahun,” tambahnya.

Tantangan & Upaya Penanganan

Salah satu tantangan yang masih dihadapi Dinas Kesehatan adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan gejala awal DBD. Banyak pasien baru mencari pengobatan setelah kondisinya memburuk.

“Kalau bisa dikenali sejak awal, penanganan jauh lebih optimal,” katanya.

Untuk mengantisipasi penyebaran lebih lanjut, Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya:

  • Penyuluhan dan edukasi masyarakat
  • Penyelidikan epidemiologi
  • Fogging fokus dan fogging massal ULV
  • Aktivasi Pokjanal DBD di desa dan kelurahan
  • Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN)
  • Penaburan bubuk abate di tempat-tempat rawan
  • Penguatan layanan deteksi dini lewat fasilitas NS1 di setiap UPTD Puskesmas
BACA JUGA  6 Sulinggih Pimpin Tawur Agung Kesanga di Catur Muka Denpasar, Rangkaian Nyepi Saka 1947

Sejak 2 April 2025, fogging massal ULV juga digelar di sejumlah jalan utama Kota Denpasar. Metode ini menggunakan mesin pengasapan dingin yang menyemprotkan partikel mikron untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti secara langsung.

“Mari kita jaga kebersihan lingkungan, kenali gejala DBD, dan tingkatkan peran Jumantik Mandiri di rumah masing-masing. Perilaku hidup bersih dan sehat adalah kunci utama,” tutupnya. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!