Kenapa Dewa Ganesha Berkepala Gajah?

Author:
Share
Sumber: pixabay.com

Ganesa merupakan
salah satu Dewa dalam agama Hindu yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan
dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa
kebijaksanaan. Beliau juga dikenal dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar.
Dalam tradisi pewayangan, disebut Bhatara Gana, dan dianggap
merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa).

Ganesa
muncul sebagai dewa dengan wujud yang khas pada abad ke-4 sampai abad
ke-5 Masehi, selama periode Gupta, meskipun ia mewarisi sifat-sifat
pelopornya pada zaman Weda dan pra-Weda. Ketenaran Ganesha naik
dengan cepat, dan dimasukkan di antara lima dewa utama dalam ajaran Smarta pada abad
ke-9. Sekte para pemujanya yang disebut Ganapatya. Kitab yang
didedikasikan untuk Ganesa adalah Ganesapurana, Mudgalapurana,
dan Ganapati Atharwashirsa.

Dewa
Ganesha digambarkan berkepala gajah. Purana memberi beberapa penjelasan
mengenai kejadian yang menyebabkannya berkepala gajah. Salah satu perwujudannya
yang terkenal, yakni Heramba-Ganapati, memiliki lima kepala gajah. Sementara
beberapa kitab mengatakan bahwa Ganesa terlahir dengan kepala gajah,
pada cerita yang terkenal dikatakan bahwa ia memperoleh kepala gajah di
kemudian hari.

Motif
utama yang terulang dalam cerita-cerita tersebut adalah bahwa Ganesa lahir
dengan tubuh dan kepala manusia, kemudian Siwa memenggalnya ketika
Ganesa mencampuri urusan antara Siwa dan Parwati. Kemudian Siwa mengganti
kepala asli Ganesa dengan kepala gajah. Detail kisah pertempuran dan
penggantian kepala, memiliki beragam versi menurut sumber yang berbeda-beda.

Dalam
kitab Brahmawaiwartapurana terdapat kisah yang cukup menarik. Saat
Ganesa lahir, ibunya, Parwati, menunjukkan bayinya yang baru lahir ke
hadapan para dewa. Tiba-tiba, Dewa Sani (Saturnus), memandang kepala
Ganesa sehingga kepala si bayi terbakar menjadi abu. Dewa Wisnu datang
menyelamatkan dan mengganti kepala yang lenyap dengan kepala gajah.

Kisah
lain dalam kitab Warahapurana mengatakan bahwa Ganesa tercipta secara
langsung oleh tawa Siwa. Karena Siwa merasa Ganesa terlalu memikat perhatian,
ia memberinya kepala gajah dan perut buncit.

Sementara
itu, dalam kitab Siwapurana dikisahkan, suatu ketika Parwati, istri
Dewa Siwa ingin mandi. Karena tidak ingin diganggu, ia menciptakan seorang anak
laki-laki. Ia berpesan agar anak tersebut tidak mengizinkan siapapun masuk ke
rumahnya selagi Dewi Parwati mandi dan hanya boleh melaksanakan perintah Dewi
Parwati saja. Perintah itu dilaksanakan sang anak dengan baik.

Alkisah
ketika Dewa Siwa hendak masuk ke rumahnya, ia tidak dapat masuk karena dihadang
oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. Bocah tersebut melarangnya karena ia
ingin melaksanakan perintah Parwati dengan baik. Siwa menjelaskan bahwa ia
suami Parwati dan rumah yang dijaga si bocah adalah rumahnya juga.

Namun
anak kecil itu tidak mau mendengarkan perintah Siwa, sesuai dengan perintah
ibunya untuk tidak mendengar perintah siapapun. Akhirnya Siwa kehabisan
kesabarannya dan bertarung dengan anaknya sendiri. Pertarungan amat sengit
sampai akhirnya Siwa menggunakan Trisulanya dan memenggal kepala si anak.
Ketika Parwati selesai mandi, ia mendapati putranya sudah tak bernyawa. Ia
marah kepada suaminya dan menuntut agar anaknya dihidupkan kembali. Siwa sadar
akan perbuatannya dan ia menyanggupi permohonan istrinya.

Atas
saran Brahma, Siwa mengutus abdinya, yaitu para gana, untuk memenggal
kepala makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara.
Ketika turun ke dunia, gana mendapati seekor gajah sedang menghadap
utara. Kepala gajah itu pun dipenggal untuk mengganti kepala Ganesa. Akhirnya
Ganesa dihidupkan kembali oleh Dewa Siwa dan sejak itu diberi gelar Dewa
Keselamatan. Ganesa memiliki saudara yang bernama Skanda, yang juga
disebut Kartikeya.

Kitab Siwapurana mengatakan
bahwa Ganesa memiliki dua putra yaitu Ksema (kemakmuran) dan Laba (keuntungan).

Nama
Ganesa pada mulanya adalah Ekadanta (satu gading), merujuk
kepada gadingnya yang utuh hanya berjumlah satu, sedangkan yang lainnya patah.
Beberapa penggambaran menunjukkan ia sedang membawa patahan
gadingnya. Hal penting di balik penampilan khusus ini dikandung dalam
kitab Mudgalapurana, yang mengatakan bahwa nama penjelmaan Ganesa yang
kedua adalah Ekadanta. (TB)

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!