![]() |
Instagram @awkarin |
Artis
Karin Novilda Sulaiman tau yang biasa disapa Awkarin memberikan pemahaman dan
penjelasan tentang benang tri datu kepada netizen. Hal itu dilakukan oleh artis
kelahiran 29 November 1997 tersebut melalui akun instagramnya @awkarin
Ia
memberikan penjelasan itu pada Senin, 25 Juli 2022. Diketahui sebelumnya pada
Sabtu, 23 Juli 2022 ia menjalani prosesi melukat dan dipakaikan benang tri
datu.
Ia
melansir penjelasan tentang gelang benang tri datu tersebut dari Wikipedia.
“Dilansir
dari Wikipedia, ini namanya gelang Tri Datu. Tri Datu atau Tridatu, Tridhatu
merupakan susunan benang dengan nilai filosofis yang dalam dan diyakini oleh
umat Hindu memiliki kekuatan. Tri berarti tiga dan Datu berarti elemen atau
warna,” tulis Awkarin.
Ia memberikan pemahaman jika benang tri datu adalah benang yang terdiri dari
tiga macam warna yaitu: merah, putih, dan hitam. Merupakan simbol manifestasi
Hyang Widhi yang dibuat oleh pemangku di pura pada hari baik dan memiliki makna
meningkatkan aura tersendiri.
Tiga warna benang Tri Datu juga sebagai lambang Kesucian Tuhan dalam
manifestasinya sebagai Tri Murti:
1. Dewa Brahma (pencipta), warnanya Merah, 2. Dewa Wisnu (pemelihara), warnanya
Putih, dan 3. Dewa Iswara/Siwa (pelebur), warnanya Hitam. Disamping itu, benang
Tri Datu sebagai lambang Tri Kona, yaitu: 1. Lahir, 2. Hidup, dan 3. Mati.
“Dengan memakai benang Tri Datu manusia semakin terikat akan tiga perjalanan
kelahiran di dunia. Setelah lahir dan sekarang hidup, dan selanjutnya kematian.
Pmakaian benang Tri Datu diharapkan kita selalu ingat dengan kebesaran Tuhan
sebagai maha pencipta, pemelihara dan pelebur,” katanya.
Sebelumnya
ia juga mengunggah kegiatan melukatnya tersebut pada Senin, 25 Juli 2022 di
instagramnya. Dalam unggahan tersebut ia mengaku melukat pada Sabtu, 23 Juli
2022 lalu.
Ia
pun melakukan kegiatan spiritual ini di Ubud, Gianyar Bali. “Jadi, tepatnya
hari Sabtu kemarin, aku memutuskan untuk mencoba melakukan lukat, di Ubud.
Memang, tujuan aku ke Bali kali ini dikhususkan untuk kegiatan purification
ceremony khas Bali ini, itulah mengapa aku memilih tinggal di Ubud bukan di
center Bali seperti biasa,” kata Awkarin dilansir dari akun instagramnya.
Ia
melukat didampingi oleh seorang perempuan yang biasa dipanggil Bu Desak. Bu
Desak menurutnya adalah salah satu orang terkenal untuk melakukan prosesi melukat
ini.
“Aku
tau Tri Desna milik Bu Desak ini dari salah satu temanku pada waktu itu.
Temanku bilang bahwa Bu Desak adalah salah satu orang yang cukup terkenal untuk
melakukan lukat,” katanya.
Dan
baginya kerap kali orang yang sudah dilukat oleh Bu Desak mendapatkan perubahan
dalam diri yang signifikan, atau singkatnya seperti jauh lebih baik secara
pikiran dan jiwanya.
“Disclaimer
dulu nih, sebelum ada kaum-kaum ke-trigger wkwk, postingan gue tentang melukat
SAMA SEKALI TIDAK ditujukan untuk meng-encourage kalian untuk melakukan hal
yang sama jika itu bertentangan dengan kepercayaan kalian,” imbuh Awkarin dalam
instagramnya.
Menurut
pengakuannya, prosesi melukat ini ia lakukan karena memang suka mendalami
kegiatan-kegiatan spiritual. Dan melukat ini adalah salah satu experience
yang ingin ia coba sebagai salah satu milestone perjalanan spiritualnya.
Ia
pun sekaligus membagikan arti dari kata melukat tersebut. “Melukat berasal dari
kata Sulukat, dengan “Su” bermakna baik dan “Lukat” yang bermakna penyucian.
Secara singkat, Sulukat berarti menyucikan diri untuk memperoleh kebaikan,” jelasnya.
Ia
menambahkan, air yang digunakan dalam upacara ini, dianggap mampu membersihkan
diri dan pikiran serta menghalau hal-hal negatif. Baginya, ritual adat khas
Bali sangat sakral dan mengesankan karena tradisi ini melekat pada alam.
“Diketahui
jika kebanyakan ritual di Bali ini diperuntukkan masyarakat Bali yang menganut
kepercayaan Hindu. Namun, ada beberapa Budaya atau ritual Bali yang bisa
dilakukan tak hanya untuk masyarakat Bali saja, namun juga untuk wisatawan,”
paparnya.
Ia
menambahkan, dalam upacara ini, air juga dipercaya dapat menghilangkan pengaruh
kotor atau klesa yang dapat merusak dalam diri manusia dengan bantuan dari alam
semesta.
Setelah
prosesi melukat selesai, Awkarin juga dipakaikan gelang benang tri datu. “Harga
untuk melukat di Tri Desna dengan Bu Desak @desakakeno7778, adalah IDR 500.000
(exclude fotografer) dengan fotografer tambah IDR 500.000. Jadi totalnya
kemarin IDR 1.200.000 (+ kain songket extra). Begitu singkatnya perjalanan
spiritualku kali ini,” tutupnya.
Awkarin
mengunggah dua unggahan dalam instagramnya terkait prosesinya melukat tersebut.
Unggahan pertama berisi 10 foto yang memperlihatkan tahapan melukatnya.
Ia
terlihat menggunakan kain songket sampai menutup di atas dada. Pada salah satu
foto ia juga terlihat menangis dan bagian dahinya dipegang Bu Desak.
Selain
itu ada juga foto saat menjunjung banten, natab banten, hingga memakai gelang
tri datu. Sementara pada unggahan kedua ia menjelaskan terkait dengan makna
pemakaian gelang tri datu beserta foto saat dirinya memakai gelang tersebut. (TB)
Ini video selengkapnya