 |
| Foto Istimewa/ alat musik genggong |
Genggong merupakan alat musik tiup yang
berasal dari Pegok Sesetan, Denpasar. Komunitas genggong pertama didirikan oleh
I Ketut Regen alias Pekak Danjur, warga asli Pegok Sesetan tahun 1930 dengan
anggota 4-8 orang. Seiring berjalannya waktu, Genggong Pegok perlahan meredup
dan hilang selama puluhan tahun.
berasal dari Pegok Sesetan, Denpasar. Komunitas genggong pertama didirikan oleh
I Ketut Regen alias Pekak Danjur, warga asli Pegok Sesetan tahun 1930 dengan
anggota 4-8 orang. Seiring berjalannya waktu, Genggong Pegok perlahan meredup
dan hilang selama puluhan tahun.
Senin, 24 Juni 2019, musik ini kembali ditampilkan
di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41. Dibawakan Sekaa Qak Danjur, Banjar Pegok,
Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar. Mereka tampil di
Kalangan Angsoka, dan dikolaborasikan dengan kesenian Belgia yakni wayang
manusia Marionette. Penampilan seni ini masih jarang ditemui di Bali. Marionette
merupakan dua penari yang menjalani satu peran.
di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41. Dibawakan Sekaa Qak Danjur, Banjar Pegok,
Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar. Mereka tampil di
Kalangan Angsoka, dan dikolaborasikan dengan kesenian Belgia yakni wayang
manusia Marionette. Penampilan seni ini masih jarang ditemui di Bali. Marionette
merupakan dua penari yang menjalani satu peran.
 |
| Foto istimewa/ wayang marionette |
Penampilan yang sarat akan alkulturasi budaya
ini, menurut penata tari dan tabuh Sekaa Qak Danjur, Made Agus Wardana menampilkan
tiga materi utama, yakni Rekonstruksi, Rekoneksi, dan Re-inovasi. Sekaa Qak Danjur
juga membawakan fragmentari Komedi “Ampuan Angin” yang diiringi dengan Genggong
dan Gamut (Gamelan Mulut). Fragmentari komedi ini mengisahkan perjalanan budaya
4 orang bersaudara yang bernama Iciaaattt, Iciuuuttt, Icueeettt dan Nicuiiittt
menuju negeri seberang atau gumin anake untuk memasyarakatkan kesenian Bali di
seluruh Eropa.
ini, menurut penata tari dan tabuh Sekaa Qak Danjur, Made Agus Wardana menampilkan
tiga materi utama, yakni Rekonstruksi, Rekoneksi, dan Re-inovasi. Sekaa Qak Danjur
juga membawakan fragmentari Komedi “Ampuan Angin” yang diiringi dengan Genggong
dan Gamut (Gamelan Mulut). Fragmentari komedi ini mengisahkan perjalanan budaya
4 orang bersaudara yang bernama Iciaaattt, Iciuuuttt, Icueeettt dan Nicuiiittt
menuju negeri seberang atau gumin anake untuk memasyarakatkan kesenian Bali di
seluruh Eropa.
Ada pula penampilan keren Duo Made (Gabriel
Laufer dan Made Wardana) serta alunan karya terbaru yaitu Gamut (Gamelan Mulut)
yang diciptakan oleh Bli Ciaaattt di Kota Brussel Belgia tahun 2009.
Laufer dan Made Wardana) serta alunan karya terbaru yaitu Gamut (Gamelan Mulut)
yang diciptakan oleh Bli Ciaaattt di Kota Brussel Belgia tahun 2009.
Pada pentas Genggongnya kali ini, ia menggunakan
8 buah musik genggong. Pementasan yang melibatkan warga negara Belgia ini
merupakan hasil dari perjalanan panjang Made Agus dalam berkiprah menyebarkan
kesenian Bali di Belgia. Ia menyebut, Gabriel Laufer adalah orang Belgia
pertama yang menjadi muridnya ketika ia bekerja di Duta Besar Indonesia di Belgia
sejak 1996. (TB)
8 buah musik genggong. Pementasan yang melibatkan warga negara Belgia ini
merupakan hasil dari perjalanan panjang Made Agus dalam berkiprah menyebarkan
kesenian Bali di Belgia. Ia menyebut, Gabriel Laufer adalah orang Belgia
pertama yang menjadi muridnya ketika ia bekerja di Duta Besar Indonesia di Belgia
sejak 1996. (TB)