Lagunya Selalu Hits, dari Sesapi Putih hingga Angkihan Baan Nyilih, Ini Perjalanan Karir Widi Widiana

Author:
Share
Widi Widiana

Lagu
yang berjudul Angkihan Baan Nyilih begitu membumi di Bali. Syairnya yang
sederhana dan mudah diingat hingga isi syairnya yang menyiratkan tentang
kenyataan hidup, membuat lagu ini begitu terkenal dan mudah dinyanyikan. Hampir semua orang Bali
menyukai lagu ini. Dan pada saat video ini dibuat, penonton video ini Youtube mencapai
10,9 juta.

Lagu
ini diciptakan oleh Dewa Mayura dan dipopulerkan oleh penyanyi Bali Widi
Widiana. Lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Widi Widiana ini selalu terkenal,
sejak tahun 2000-an hingga tahun 2021. Sebut saja lagu Sesapi Putih, Kilang
Kileng, Kupu Kupu Nakal, hingga Formalin Sik Luh. Dan ia tergolong sebagai
penyanyi Bali yang sangat aktif dan produktif.

Bagaimanakah
perjalanan karier Widi Widiana dari awal hingga sekarang? Berikut Telusur Bali
merangkumnya dari beberapa sumber.

Widi
Widiana memiliki nama asli I Ketut Widiana. Ia merupakan penyanyi pop Bali
kelahiran 1974. Lagu-lagunya kebanyakan bertema cinta dengan berbagai kisah. Widi
Widiana pernah kuliah di Universitas Warmadewa Denpasar

Dikutip
dari Kompas edisi Rabu, 19 Oktober 2005, disebutkan jika cengkok Bali dalam
suara Widi Widiana sangat kuat. Hal itu kemungkinan dipengaruhi oleh ayahnya
yang merupakan seorang guru kidung dan penari yakni almarhum I Wayan Diana.

Selain
itu, darah seninya juga mengalir dari sang ibu, Ni Made Kibik, yang merupakan
seorang penari. Widi Widiana berkeyakinan lagu bahasa Bali memang yang dicari
orang saat ingin mendengarkan lagu hasil karya anak Pulau Dewata. Dan lewat
lagu ini dirinya pun ingin melestarikan bahasa Bali.

Menurut
penuturannya pada Kompas, debutnya sebagai penyanyi pop berbahasa Bali dimulai
sejak tahun 1994. Hal itu ditandai dengan keluarnya album pertama Tunangan
Tiang, yang merupakan album kompilasi dengan penyanyi-penyanyi pop Bali
lainnya.

Namun
sebelumnya, sejak tahun 1991, Widi Widiana sudah membentuk band bersama
saudaranya yang bernama Diana Band. Diana Band biasanya manggung dari banjar ke
banjar maupun dari hotel ke hotel. Lagu-lagu yang dibawakan beragam, mulai dari
dangdut, pop, hingga reggae baik yang berbahasa Bali, Indonesia, maupun
Inggris.

Dirinya pun mendapat dukungan dari penyanyi Bali senior, Yong Sagita Swastika.
Ia pun mengakui hal itu sebagai titik terang menuju dapur rekaman. Album
solonya pertama kali muncul tahun 1996, Sesapi Putih, diikuti album kompilasi,
Tresna Kaping Siki, pada tahun yang sama. Album solo kedua lahir tahun 1997 dengan
label Sampek Ing Tay.

Pada
album Sampek Ing Tay, didominasi lagu-lagu berirama Mandarin. Dalam beberapa
lagunya memang ada yang kental dengan cengkok khas Sunda. Setelah itu, ada juga
album kompilasi, “Tresna Kaping Siki”, pada tahun 1997. Kemudian album
berikutnya bertajuk “Nasi Goreng Spesial” (2015). Hingga kini, ia sudah
melahirkan lebih dari 10 album.

Saat masa kejayaan kaset tape maupun kaset vcd, untuk satu album, rata-rata
kasetnya terjual di atas 25.000 kopi. Bahkan albumnya yang berjudul Tepen Unduk
terjual di atas 50.000 kopi. Karena begitu album keluar, biasanya penggemarnya
sudah menanti dan menyerbu.Tahun 2005 ia menyabet gelar penyanyi terbaik pria versi
Bali Music Award I.

Sementara
itu, dikutip dari Tribun Bali, Widi Widiana mengawali kariernya di Maharani
Record pada 1993 dengan merilis rekaman bersama adik kandungnya, Sri Dianawati.
Dari awal kariernya, muncul hits Luh Mebaju Barak.

Berikutnya
di bawah bendera Aneka Record, Widi makin melejit dengan album Kasmaran dan
benar-benar booming dengan Sesapi Putih di 1996. Bersama Aneka
Record, Widi merilis 10 album termasuk Yen Saja Sayang, Metulak Singkal, Tresna
Kaping Siki, Tekor Bubuh, Layonsari, Tepen Unduk, hingga Dasa Menit, Nganten
Muda, dan Boya Guyu-guyu. Dia juga sempat merilis album di bawah label sendiri
bernama Diana Record, dengan judul Takut-takut Bani yang menghasilkan hits
Janji Bulan November.

Menginjak
tahun 2000-an, nama Widi Widiana masih berkibar di puncak tangga lagu pop Bali,
meskipun banyak penyanyi generasi baru bermunculan. Dia masih berjaya dengan
sejumlah hits seperti Sampik Eng Tay, Kupu-kupu Nakal, Suksma Hyang Widhi,
Sayang, Kesiab-kesiab, Dokar Tresna, dan Gek Cantik.

Album
Nasi Goreng Spesial (2015) mampu mengobati kerinduan penggemarnya dengan lagu
yang paling terkenal berjudul Formalin Sik Luh yang dengan cepat diterima dan
menjadi hits di mana-mana. Dan yang terakhir tahun 2021 ini dia merilis lagu Angkihan
Baan Nyilih yang juga langsung hits.

Apalagi
lagu ini dirilis bertepatan dengan pandemi Covid-19. Bahkan pengamen Bali di
beberapa lampu merah memilih lagu ini sebagai lagu favorit mereka untuk
dinyanyikan karena kemungkinan kondisinya terwakilkan oleh lagu ini. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!