Legong Kuntul Peguyangan Denpasar Tampil Maksimal di PKB

Author:
Ist

Penampilan
totalitas dipertontonkan oleh Sekaa Semara Pegulingan Dharma Winangun, Banjar
Pemalukan, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Duta Kota Denpasar
tampil perdana, di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44, Selasa 5 Juli 2022.

Pementasan
pelegongan kali ini menampilkan empat garapan baik karawitan dan tarian. Para penabuh
yang notabene kalangan generasi muda tampil elegan dengan mengunakan kostum
bawah  kain warna merah, bagian atas baju
berwarna putih. 

Mereka
tampil cekatan memainkan bilah -bilah gamelan saih Pitu ( daun tujuh).  Persembahan pertama berupa garapan  Tabuh Sumambang Bali, merupakan tabuh klasik
yang berawal dari gending pegambuhan, kemudian ditransfer ke dalam Semara
Pegulingan. Adapun speksifikasi tabuh ini adalah sebagai tabuh petegak atau
bersifat instrumentalis, yang mana jajar pageh komposisinya tidak jauh beda
dengan gending-gending Semara Pegulingan lainnya. 

Kemudian dilanjutkan Tari
Legong Kuntul, tari ini menggambarkan karakteristik keanggunan sekelompok
burung bangau/kokokan putih sebagaimana mereka melakukan kebiasaan sehari-hari
dalam bercengkrama mencari makan, terbang diatas dengan formasi yang begitu
indahnya dan bermain bersama ditengah hamparan sawah. 

Sebuah
tabuh kreasi berjudul Membah, disajikan apik, dengan mengambil inspirasi Air
yang mengalir “Membah”, diimplementasikan penata untuk menuangkan ke dalam
sebuah karya tabuh kreasi Semara Pagulingan yang dalam penuangannya disesuaikan
dengan komposisi karawitan serta memanfaatkan seluruh unsur musikalitas yang
tersusun secara harmonis.

Sebagai
sajian terakhir  dipungkasi dengan persembahan
Tari Legong Tri Sakti. Tari Legong Tri Sakti dicetuskan oleh Ibu Bintang
Puspayoga dengan pencipta tarinya adalah 
I Nyoman Suarsa. Tarian ini menggambarkan tentang pemahaman Agama Hindu
terkait dengan Tri Sakti Brahma, Wisnu dan Siwa. Ditarikan oleh 3 orang penari
putri dengan mengenakan warna kostum, gelungan dan kipas yang berbeda yakni:
warna merah melambangkan Brahma, putih melambangkan Siwa dan warna hitam
melambangkan Wisnu.

Antusias
pengunjung yang memadati Kalangan Ayodya luar biasa. Diantaranya dukungan
langsung dari pejabat Kota Denpasar, tampak 
Walikota Denpasar IGN Jaya Negara didampingi Kadis Kebudayaan Kota  Raka Purwantara, juga  setia menonton  pementasan hingga selesai.

Tampak
totalitas penampil dalam suguhan perdananya di Kalangan Ayodya dipersiapkan
dengan serius dan matang oleh duta seni Denpasar Utara itu. Mulai dari penataan
panggung, yakni posisi barungan gamelan berlevel, lantas dipasangnya beberapa
patung tarian ikonik berupa sosok penari legong, di sisi kanan dan kiri panggung,
menghadirkan suasana cantik.

“Kami dengan bangga dan senang  diberikan
kesempatan tampil dalam ajang PKB tahun ini mewakili duta Kota Denpasar,” jelas
I Made Suwendra, selaku pembina sekaa.

Seniman
yang akrab disapa Made DEO itu tak menampik pementasannya kali ini benar-benar
disiapkan dengan matang. “Kami ingin tampil menghibur selain menghibur kami
tak ingin unjuk kebolehan hanya sekadarnya, selain kemampuan penabuh dan penari
kami totalitas ciptakan suasana berbeda dengan menata Kalangan Ayodya ini
sedemikian rupa,” ujarnya.

DEO
menambahkan, Sekaa semara pegulingan ini terbentuk sejak 2017, untuk tampil di
PKB ini proses persiapan dilakukan 
selama 5 bulan. “Maklum anak-anak sulitnya soal waktu latihan saja,
kadang ada yang sempat absen biasalah, tapi semangat anak-anak luar biasa,” katanya.
(TB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!