![]() |
Istimewa |
Bagaimanakah umur dan nasib seseorang yang lahir Kamis Pahing Prangbakat?
Untuk mengetahuinya mari kita hitung dengan menggunakan wariga Bali atau ramalan Bali.
Saptawara Kamis atau Wraspati memiliki urip atau neptu 8, dan Pancawara Paing uripnya 9.
Jika kedua uripnya ini dijumlahkan hasilnya adalah 17.
Untuk mengetahui jatah umurnya, maka tinggal dikalikan 6, dan hasilnya adalah 102.
Sehingga umurnya di dunia menurut ramalan Bali adalah 102 tahun.
Untuk nasibnya menggunakan tabel Pal Sri Sedana dan hasilnya adalah sebagai berikut.
Saat umur 0 – 12 tahun mendapat nilai 1 yang artinya penghasilan sedikit. Ketika umur 13 – 18 tahun mendapat nilai 0 yang berarti penderitaan atau kesakitan.
Selanjutnya mendapatkan nilai 5 saat umur 19 – 24 tahun yang artinya hidup senang. Berumur 25 – 30 tahun mendapat nilai 0 yang artinya mengalami penderitaan atau kesakitan.
Umur 31 – 42 tahun naik menjadi 1 atau penghasilan sedikit. Ketika umur 43 – 48 tahun nilanya 5 yang artinya hidup senang.
Saat umur 49 – 54 tahun memperoleh nilai 2 yang berarti penghasilan sedang. Menjadi 0 saat umur 55 – 60 tahun berarti mengalami kesakitan atau penderitaan.
Ketika umur 61 – 66 akan mendapatkan nilai 1 atau penghasilan sedikit. Umur 67 – 72 tahun mendapat nilai 2 atau penghasilan sedang.
Umur 73 – 84 tahun memperoleh nilai 5 yang berarti hidup senang. Saat berumur 85 – 90 tahun turun menjadi 1 atau penghasilan sedikit.
Turun menjadi 0 saat umur 91 – 96 tahun yang berarti mengalami kesakitan atau penderitaan. Dan saat umur 97 – 102 mendapat nilai 4 atau baik sekali.
Hari kelahiran atau saptawara menentukan sifat dan tabiat dari seseorang menurut lontar Bali.
Terkait hal ini salah satunya termuat dalam Lontar Wrehaspati Kalpa.
Khusus untuk kelahiran hari Kamis atau Wraspati, berikut ini tenung kelahirannya.
Dewanya yakni Bhatara Guru, sedangkan kalanya adalah Anggapati.
Bhutanya adalah Wulusingha dan kayunya waringin atau beringin.
Sementara untuk burungnya adalah merak.
Wayangnya Semar, mayanya pertiwi.
Lintang dari kelahiran Kamis adalah malaning wuku.
Seseorang yang lahir Kamis penyakitnya adalah sakit ras perut, tuju (rematik), sakit ancuk-ancuk, lesu, kalenger, pincang, lumpuh, lumpuh gila.
Upakara atau carunya menggunakan sarana yakni beras 8 catu, kelapa 8 butir, telur 8 butir, pisang 8 ijas, benang 8 tukel.
Ada juga uang 888, sesayut kusuma gandawati, dengan riasi dadu, ayam brumbun dan prayascita durmanggala.
Ia juga harus melukat dengan air 8 mata air bertempat pada periuk 8 biji.
Bebantennya dilengkapi dengan suci 1 soroh dengan daging itik yang telah pernah bertelur.
Peras satu unit dengan ayam panggang.
Jika tidak diupacarai atau dicarunin bisa mendapat bencana.
Bencana itu, kalau tidak ayan, mati hanyut, mati terkubur tanah longsor.
Sementara untuk perilaku anak yang lahir pada hari Kamis adalah suka memikir.
Sedangkan seseorang yang lahir pada Pancawara Paing dewanya adalah Bhatara Yama, Bhatari Yami dan Bhatara Brahma.
Untuk widyadarinya yakni Dewi Nilotama.
Widyadaranya adalah Wangbang Wenaja.
Renanya adalah Babunoro-babuadi.
Bapanya adalah Citrarahmi.
Masa kambuh penyakitnya yakni bisa lumangkang, bisa jongkok, bisa bercelana, bisa bekerja, maupun masa kawin.
Caru atau upakara dari kelahiran Pancawara Paing adalah penek agung 1 daging ayam bihing dipanggang, balung gegending, di bawah penek uang 99, buah-buahan, godoh tumpi, tetebus sedah 9.
Juga dilengkapi dengan sega liwet mewadah pinggan, dagingnya babi harga 99, sayuran: kekarahin asem, pupuknya janggitan.
Untuk perilaku seseorang yang lahir Pancawara Pahing adalah memiliki ketertatikan kepada milik orang lain, selain itu juga suka kepada barang apa saja yang dilihat.
Selanjutnya kelahiran Prangbakat, dewanya Bisma bermakna suka marah, cepat segalagalanya, pemalu, suka memperlihatkan bahwa ia seorang pahlawan, dapat memikirkan yang suli-sulit, keras perkataannya.
Kaki masuk air dalam paso berarti perintahnya mula-mula dingin, tetapi panas kesudahannya.
Pohon tirisan maknanya panjang umur, rezekinya cukup tidak putusnya, tetapi sombong.
Burung urang-urangan artinya cepat segala pekerjaan.
Kelahiran Prangbakat diramalkan kecelakaan saat memanjat atau dari tingkah lakunya sendiri.
Penolaknya yakni nasi tumpeng dari beras sepitrah, daging sapi dimasak manis, sayuran bermacam-macam, selawat pacul, doanya selamat pina.
Gambarannya tosan trate pulasani artinya keras hati, cepat segala pekerjaan, pemberani, tidak pernah bohong, belas kasihan kepada orang.
Kala wuku ada di bawah, dalam 7 hari tidak boleh turun gunung dan menggali tanah.
Hari yang baik ialah Minggu, Selasa, Kamis dan Jumat. (TB)