Polda Bali sukses mengungkap 56 kasus premanisme selama pelaksanaan Operasi Pekat Agung 2025 yang digelar pada 5–12 Mei 2025. Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, S.I.K., dalam konferensi pers yang didampingi Kasubid Penmas, Wadirreskrimum AKBP Agus Bahari, S.I.K., M.Si., serta perwakilan Ditreskrimum dan Ditnarkoba.
Operasi yang bertujuan menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang kondusif, sekaligus melindungi iklim investasi di Bali ini melibatkan total 715 personel gabungan. Rinciannya, 200 personel dari Polda Bali dan 525 dari jajaran Polres dan Polresta.
Kombes Ariasandy menjelaskan bahwa fokus utama operasi adalah memberantas aksi premanisme yang meresahkan masyarakat. Hasilnya, sebanyak 56 kasus berhasil diungkap dan 56 orang tersangka telah diamankan.
“Jika dibandingkan dengan Polda lain yang mengungkap ratusan kasus premanisme, jumlah yang kami temukan memang tergolong sedikit. Namun, ini justru menunjukkan bahwa wilayah hukum Bali relatif aman dan terkendali dari aksi premanisme,” ujar Kombes Ariasandy.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kesadaran tinggi masyarakat Bali akan pentingnya menjaga keamanan lingkungan.
Peran aktif Pecalang sebagai penjaga keamanan adat juga mendapat apresiasi tinggi, begitu pula sinergitas antara TNI-Polri dan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga ketertiban dan kedamaian di Pulau Dewata.
Polda Bali melanjutkan kegiatan ini dengan Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) yang tetap menyasar aksi premanisme sebagai upaya berkelanjutan dalam menciptakan wilayah yang aman bagi masyarakat dan wisatawan.
“Mari kita jaga bersama-sama kerukunan dan keamanan di Bali. Dengan kerja sama yang kuat antara aparat dan masyarakat, kami optimis Bali akan terus menjadi destinasi wisata yang aman, ajeg, dan damai,” tutup Kabid Humas. (TB)