Pahala Berlipat Jika Berbuat Baik Saat Tilem

Author:
Sumber foto; https://pixabay.com
Umat Hindu
khususnya di Bali merayakan Tilem setiap 30 haris sekali. Tilem ini terjadi silih berganti
dengan purnama setiap 15 hari sekali. Tilem ini dirayakan pada panglong ke-15.
Panglong ini juga disebut dengan kresnapaksa. Saat terjadinya tilem juga akan
terjadi air pasang laut.
Dalam lontar Sundarigama
disebutkan; mwang tka ning tilem, wenang mupuga lara roga wighna
ring sarira, turakna wangi-wangi ring sanggar parhyangan, mwang ring luhur ing
aturu, pujakna ring sanggar parhyangan, mwang ring luhur ing aturu, pujakna
ring widyadari widyadara, sabhagyan pwa yanana wehana sasayut widyadari 1,
minta nugraha ri kawyajnana ning saraja karya, ngastriyana ring pantaraning
ratri, yoga meneng, phalanya lukat papa pataka letuh ning sarira
.
Petikan ini memiliki arti ketika
tilem, umat Hindu wajib untuk menghilangkan segala bentuk dosa, noda, dan
kekotoran dalam diri. Adapun sarananya yakni mempersembahkan wangi-wangian
di sanggah atau di parahyangan, dan di atas tempat tidur, yang dipersembahkan
kepada bidadari dan bidadara. Akan lebih baik jika mempersembahkan 1 buah sesayut
widyadari untuk memohon anugerah agar terampil dalam melaksanakan segala
aktivitas. Pemujaan dilakukan tengah malam dengan melakukan yoga, atau hening.
Pahalanya adalah segala noda dan dosa yang ada dalam diri teruwat.
Ida Bagus Rai, dalam artikelnya
berjudul Hari Purnama-Tilem: Tinjauan dari Segi Filsafat, Etika dan
Upacara
 yang dimuat dalam Majalah Widyasrama (Majalah Ilmiah
Universitas Dwijendra Denpasar, Agustus 2013) mengatakan apabila ingin
melakukan suatu upacara-upacara yang sifatnya penyucian kembali alam semesta
dilakukan saat tilem. Upacara tersebut bersifat Bhuta Yadnya seperti tawur
agung.
Ia menambahkan tilem merupakan saat
yang tepat untuk melakukan yoga dan samadi. “Tilem kapitu atau tilem kesanga
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pandangan filosofis agama Hindu,”
tulisnya. Saat tilem kepitu dipandang sebagai tilem yang paling gelap dan
merupakan payogan Bhatara Siwa dan hal ini erat kaitannya dengan kisah Lubdaka
dalam Siwaratrikalpa. Sedangkan saat tilem kesanga dilaksanakan tawur kesanga
sebelum pelaksanaan Nyepi pada keesokan harinya.
Seseorang yang melakukan perbuatan
baik pada saat tilem, maka perbuatannya akan mendapatkan pahala yang
berlipat-lipat. Saat tilem umat Hindu juga dilarang melakukan yang dilarang
agama seperti melakukan hubungan suami istri atau sanggama. “Bila ketentuan
tersebut dilanggar maka akan dapat berkibat buruk pada watak dan tabiat anak
yang akan lahir dan hubungan badan tersebut,” papar Rai dalam artikelnya
tersebut.
IBM Dharma Palguna dalam bukunya Sekarura menuliskan,
“kepada kita para Guru Kehidupan (dan Guru Kematian) mengajarkan agar
menghormati gelap, tidak kurang dari hormat pada terang. Hormat pada gelapnya
bulan mati (tilem) tidak kurang dari hormat kita pada terang bulan purnama.”
Selain itu dituliskan pula pembelaan
Mpu Tan Akung kepada gelap yaitu gelap tidak harus dihindari atau diusir dengan
mengadakan terang buatan, namun dengan memasukinya, menyusupinya, meleburkan
diri di dalamnya, atau memasukkannya ke dalam diri.
Pegiat Lontar dan Dosen Prodi Bahasa
Bali Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Putu Eka Guna Yasa menyebutkan
pemujaan kepada gelap atau Tilem itu jelas sekali ditujukan kepada
Siwa. Dalam Jnyana Sidantha disebutkan di dalam matahari ada suci, di dalam
suci ada siwa, di dalam siwa ada gelap yang paling gelap. Hal itulah yang
menyebabkan tilem mendapatkan pemuliaan.
Selain itu, di daerah Bangli ada Pura
Penileman, dimana setiap Tilem dilakukan pemujaan di sana. “Di Pura
Penileman dilakukan pemujaan kepada Siwa, karena ada warga masyarakat yang
nunas pengidep pati atau sarining taksu. Sehingga jelas sudah (pemujaan) Siwa.
Bukti arkeologisnya juga ada arca Dewa Gana yang merupakan putra Siwa,” katanya.

Sehingga saat tilem sudah sepatutnya
umat Hindu melakukan yoga samadi untuk meleburkan segala dosa dan kekotoran. (TB)



Berikut videonya

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!