Pemerintah Kota Manado Belajar Toleransi Agama ke Denpasar Bali

Author:
Istimewa
Masyarakat Bali khususnya Bali merupakan masyarakat yang heterogen dengan berbagai suku, ras, dan agama. 
Meskipun demikian, namun toleransi masyarakatnya tetap terjaga dengan erat.
Dengan keadaan tersebut, maka Pemerintah Kota Manado dan FKUB Kota Manado pun ingin mengetahui bagaimana kehidupan toleransi di Denpasar, Bali.
Pihaknya pun mengadakan kunjungan ke Pemerintah Kota Denpasar pada Jumat 5 Agustus 2022. 
Kunjungan ini dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Manado, Dr Micler C. S. Lakat SH.MH dan diterima oleh Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana di Ruang Praja Utama Kantor Walikota Denpasar.
Dalam kesempatan itu Sekretaris Daerah Kota Manado, Dr Micler C. S. Lakat SH.MH juga ingin  mengetahui peran FKUB di Kota Denpasar dan bagaimana cara mensinergikan antara kemajuan teknologi, mengingat banyak orang asing namun budaya tetap menonjol. 
Bahkan pihaknya ingin mengetahui sistem adat dan agama yang terkenal tersebut. 
“Kami ingin mengetahui banyak terkait kehidupan toleransi di Kota Denpasar,” katanya.  
Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Manado dan FKUB Kota Manado karena telah berkunjung ke Kota Denpasar. 
Menurutnya keberagaman umat beragama di Indonesia khususnya di Kota Denpasar merupakan suatu keniscayaan yang harus disyukuri dan dijaga. 
Keberagaman ini, apabila dirawat dengan pengetahuan dan toleransi, maka akan menjadi kekayaan yang luar biasa  terlebih lagi Kota Denpasar menjadi salah satu destinasi wisata.
Ia pun mengatakan, sinergi budaya asing dengan budaya lokal di era globalisasi akan memberikan kekayaan dan keragaman dalam budaya. 
Sedangkan keberadaan FKUB di Kota Denpasar dibantu oleh Majelis Agama yang ada di Kota Denpasar yang semua kembalikepada visi Kota Denpasar sebagai Kota Kreatif berbasis Budaya Menuju  Denpasar Maju. 
“Dengan visi seperti itu kekuatan toleransi agama yang berbasis adat budaya agama menjadikan FKUB tidak lepas dari tatanan agama,” kata Alit Wiradana.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Denpasar, Prof. Dr. I Nyoman Budiana menambahkan, adat dan budaya tidak bisa dipisahkan di Bali. 
Di Bali ada 1.493 desa adat. 
Desa adat di Bali dengan adat dan budaya menjadikan kehidupan toleransi begitu tinggi dan memberikan satu nilai kehidupan dan tatanan adat budaya sehingga agama dan adat berjalan beriringan. (TB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!