![]() |
Alat Musik Penting |
Alat musik penting, adalah salah satu
alat musik khas Bumi Lahar atau Karangasem. Saat ini alat musik ini mulai
dilupakan dan sepi peminat. Dua perajin alat musik yang masih bertahan yakni I
Wayan Rai dan Anak Agung Gede Krisna Dwipayana.
alat musik khas Bumi Lahar atau Karangasem. Saat ini alat musik ini mulai
dilupakan dan sepi peminat. Dua perajin alat musik yang masih bertahan yakni I
Wayan Rai dan Anak Agung Gede Krisna Dwipayana.
Alat musik penting adalah alat musik petik
yang memiliki sapta nada dan bentuknya menyerupai Taisho Koto alat musik asal
Jepang. Selain itu masuk juga laras pelog dan selendro bahkan selendro lima
nada.
yang memiliki sapta nada dan bentuknya menyerupai Taisho Koto alat musik asal
Jepang. Selain itu masuk juga laras pelog dan selendro bahkan selendro lima
nada.
Satu alat musik ini bisa
digunakan untuk memainkan empat tembang yaitu selisir atau pegongan, tembung
atau peangklungan, sundaren atau semar pegulingan, serta pejegogan
Negara. Selain itu alat musik ini juga bisa digunakan untuk
nada tembang rare, joged, cekepung dan pupuh, akan tetapi pupuh agak kaku
karena harus diiringi seruling.
digunakan untuk memainkan empat tembang yaitu selisir atau pegongan, tembung
atau peangklungan, sundaren atau semar pegulingan, serta pejegogan
Negara. Selain itu alat musik ini juga bisa digunakan untuk
nada tembang rare, joged, cekepung dan pupuh, akan tetapi pupuh agak kaku
karena harus diiringi seruling.
Menurut penuturan Anak Agung Gede Krisna
Dwipayana, sebelum tahun 1970-an atau sekitar tahun 1960-an di Puri Karangasem,
sekaa penting ini tumbuh subur. Tahun itu, banyak lahir pemain penting yang
hebat. Pria kelahiran 1967 ini juga menuturkan di Karangasem sendiri juga
terdapat banyak Sekaa Penting, sebut saja di wilayah Batan Aa oleh
Ketut Jelantik, wilayah Celuk Negara dengan pimpinan Nyoman Sara, di Gria Cau
Karangasem pimpinan Ida Bagus Jelantik namun setelah Ida meninggal dan
anggotanya juga sudah tua-tua, sekaa inipun mati suri.
Dwipayana, sebelum tahun 1970-an atau sekitar tahun 1960-an di Puri Karangasem,
sekaa penting ini tumbuh subur. Tahun itu, banyak lahir pemain penting yang
hebat. Pria kelahiran 1967 ini juga menuturkan di Karangasem sendiri juga
terdapat banyak Sekaa Penting, sebut saja di wilayah Batan Aa oleh
Ketut Jelantik, wilayah Celuk Negara dengan pimpinan Nyoman Sara, di Gria Cau
Karangasem pimpinan Ida Bagus Jelantik namun setelah Ida meninggal dan
anggotanya juga sudah tua-tua, sekaa inipun mati suri.
Selain sekaa ada juga pemain penting perorangan,
dan pemain penting sekaa petuakan. Bahkan Komunitas Muslim di Karangasem juga menggunakan alat musik ini
seperti di wilayah Karang Bedil, Juuk Manis, yang biasa dipakai rebana dan juga
dalam pementasan Wayang Sasak.
dan pemain penting sekaa petuakan. Bahkan Komunitas Muslim di Karangasem juga menggunakan alat musik ini
seperti di wilayah Karang Bedil, Juuk Manis, yang biasa dipakai rebana dan juga
dalam pementasan Wayang Sasak.
Ia memperoleh informasi dari Ida Bagus
Jelantik (almarhum), sewaktu Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) sedang berjaya, ada
beberapa tokoh penting yang beraliansi atau underbown-nya Lekra (Lembaga
Kebudayaan Rakyat). Hal ini juga berpengaruh pada kesenian Penting.
Akhirnya setelah 1965 menjadi surut sama seperti Wayang Sasak dan setelah itu tidak
ada yang berani memainkan.
Jelantik (almarhum), sewaktu Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) sedang berjaya, ada
beberapa tokoh penting yang beraliansi atau underbown-nya Lekra (Lembaga
Kebudayaan Rakyat). Hal ini juga berpengaruh pada kesenian Penting.
Akhirnya setelah 1965 menjadi surut sama seperti Wayang Sasak dan setelah itu tidak
ada yang berani memainkan.
Selain karena pengaruh tersebut, penting
mulai pudar karena dimakan jaman, serta adanya arus kelompok anak-anak muda
yang merasa lebih keren memegang gitar daripada penting. Penyebab lainnya
dikarenakan alat musik ini tak seperti alat musik khas Bali pada umumnya
sehingga kurang menjamur.
mulai pudar karena dimakan jaman, serta adanya arus kelompok anak-anak muda
yang merasa lebih keren memegang gitar daripada penting. Penyebab lainnya
dikarenakan alat musik ini tak seperti alat musik khas Bali pada umumnya
sehingga kurang menjamur.
Penting disinyalir masuk bersamaan
dengan kesenian cekepung. Hal itu dikatakan Ida Pedanda Gede Jelantik Karang
dari Griya Karang Budakeling yang dulunya pernah menjadi juru surat Raja
Karangasem.
dengan kesenian cekepung. Hal itu dikatakan Ida Pedanda Gede Jelantik Karang
dari Griya Karang Budakeling yang dulunya pernah menjadi juru surat Raja
Karangasem.
Selain itu, menurut Wak Dolah dari
Karang Bedil masuknya musik penting ke Karangasem berbarengan dengan Rudat, dan
Wayang Sasak karena iringan Wayang Sasak menggunakan Penting.
Karang Bedil masuknya musik penting ke Karangasem berbarengan dengan Rudat, dan
Wayang Sasak karena iringan Wayang Sasak menggunakan Penting.
Bahkan saat jaman Belanda atau sekitar
abad ke-19 dan masih jaman Raja-raja Bali alat ini sudah ada. Hal ini
dikarenakan saat itu Belanda mengadakan pesta kesenian bernama Ngeraja
Kuning, alat musik penting tersebut sudah dimainkan.
abad ke-19 dan masih jaman Raja-raja Bali alat ini sudah ada. Hal ini
dikarenakan saat itu Belanda mengadakan pesta kesenian bernama Ngeraja
Kuning, alat musik penting tersebut sudah dimainkan.
Gung Krisna menambahkan, alat musik
asli Karangasem dan berbeda dengan Mandolin yang ada di Klungkung ataupun Noli
di Tabanan. Kalau Mandolin terpengaruh musik Timur Tengahan. Mandolin
menyerupai gitar tapi kecil dan memiliki 4 sampai 12 senar berfungsi mengiringi
irama Timur Tengahan seperti gambuh. Sementara Noli asal Tabanan menggunakan
rujukan alat musik mandolin atau gong menoli.
asli Karangasem dan berbeda dengan Mandolin yang ada di Klungkung ataupun Noli
di Tabanan. Kalau Mandolin terpengaruh musik Timur Tengahan. Mandolin
menyerupai gitar tapi kecil dan memiliki 4 sampai 12 senar berfungsi mengiringi
irama Timur Tengahan seperti gambuh. Sementara Noli asal Tabanan menggunakan
rujukan alat musik mandolin atau gong menoli.
Sedangkan penting, strukturnya
berbeda dan lebih mirip musik jepang Taisho Koto termasuk nadanya,
akan tetapi perbedaannya terletak pada nada bas atau nada jegogannya. Bentuk
terkininya, alat musik ini menggukana 9 buah senar, akan tetapi
awalnya hanya menggunakan 4 senar.
berbeda dan lebih mirip musik jepang Taisho Koto termasuk nadanya,
akan tetapi perbedaannya terletak pada nada bas atau nada jegogannya. Bentuk
terkininya, alat musik ini menggukana 9 buah senar, akan tetapi
awalnya hanya menggunakan 4 senar.
Dulu, senar penting menggunakan seling
Vespa lalu ditarik kencang untuk dipakai senar. Jauh sebelum itu senarnya
menggunakan otot atau serat kayu yang di Lombok disebut penteng.
Vespa lalu ditarik kencang untuk dipakai senar. Jauh sebelum itu senarnya
menggunakan otot atau serat kayu yang di Lombok disebut penteng.
Setelah 4 senar berkembanglah menjadi 9
agar lebih rame karena karakter suaranya tipis. Yang tidak pernah berubah dan
menjadi ciri khas alat musik ini yaitu menggunakan 16 buah pekocet
atau nuts yang berfungsi mengatur nadanya.
agar lebih rame karena karakter suaranya tipis. Yang tidak pernah berubah dan
menjadi ciri khas alat musik ini yaitu menggunakan 16 buah pekocet
atau nuts yang berfungsi mengatur nadanya.
Bahkan, kini Gung Kresna membuat penting
menggunakan 7 buah senar. Pertimbangannya, jika menggunakan 9 senar, tidak
semua senar kena pekocet. Senar yang paling besar terletak di tengah yang
dijadikan bas atau jegogan, sementara yang di samping-samping disebut pengelik.
menggunakan 7 buah senar. Pertimbangannya, jika menggunakan 9 senar, tidak
semua senar kena pekocet. Senar yang paling besar terletak di tengah yang
dijadikan bas atau jegogan, sementara yang di samping-samping disebut pengelik.
Walaupun sepi peminat, namun bukan
berarti alat musik Penting ini mati di Karangasem. Saat
ini ada sekaa yang masih hidup dan aktif mengadakan pagelaran musik Penting
yakni Sekaa Penting Merdu Komala dengan keliang Ketut Laya. Gung Krisna
juga menjadi salah satu anggota sekaa ini.
berarti alat musik Penting ini mati di Karangasem. Saat
ini ada sekaa yang masih hidup dan aktif mengadakan pagelaran musik Penting
yakni Sekaa Penting Merdu Komala dengan keliang Ketut Laya. Gung Krisna
juga menjadi salah satu anggota sekaa ini.
Sebanyak 4 kali sekaa ini pernah tampil di
Pesta Kesenian Bali (PKB). Sekaa ini memandang bahwa suatu saat Penting akan
menjadi wajahnya khasnya Karangasem sekaligus menjadi ikon Karangasem. Anggota
sekaa ini adalah 18 orang dengan komposisi 7 orang pemain Penting dan
sisanya memainkan cengceng, kendang dan lain sebagainya.
Pesta Kesenian Bali (PKB). Sekaa ini memandang bahwa suatu saat Penting akan
menjadi wajahnya khasnya Karangasem sekaligus menjadi ikon Karangasem. Anggota
sekaa ini adalah 18 orang dengan komposisi 7 orang pemain Penting dan
sisanya memainkan cengceng, kendang dan lain sebagainya.
Harapan Gung Krisna, alat ini bisa masuk
ke sekolah dalam bentuk ekstra kurikuler. Menurutnya dengan lima orang peminat
saja di setiap sekolah, niscaya musik ini akan berjaya. (TB)
ke sekolah dalam bentuk ekstra kurikuler. Menurutnya dengan lima orang peminat
saja di setiap sekolah, niscaya musik ini akan berjaya. (TB)