Pratu
Ida Bagus Putu Swarman merupakan seorang anggota TNI yang gugur saat pengamanan
proses evakuasi jenazah Suster Gabriela Maelani di Distrik Kiwirok, Kabupaten
Pegunungan Bintang. Ia gugur pada Selasa 21 September 2021. Ia mengalami luka
tembak di bagian kepala.
Ia
gugur bertepatan dengan Purnama Kapat, juga Anggar Kasih Kulantir, dan Kajeng
Kliwon. Diketahui, Pratu Ida Bagus lahir dan besar dari Kalimantan Barat. Ia
merupakan warga Dusun Tungkul, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Kabupaten
Landak, Kalbar. Sebelum transmigrasi ke Kalimantan, orang tuanya tinggal di
Jembrana, Bali.
Ia
merupakan alumni SMA Maniamas Ngabang. Ayahnya bernama Ida Bagus Ketut Sutelsa.
Almarhum hanya memiliki satu orang adik laki-laki yang saat ini sedang duduk di
bangku kelas 9 atau kelas 3 SMP.
Di
mata sang ayah, Pratu Ida Bagus Putu adalah anak yang baik
dan pendiam. Namun ia berani mempertaruhkan nyawanya untuk negara. Ida Bagus
Ketut Sutelsa sehari-hari bekerja menjual nasi goreng pada malam hari di
Jembatan Lama, Ngabang, Kalimantan Barat.
Mengenai sosok sang anak, Ida Bagus Ketut Sutelsa menerangkan bahwa Pratu Ida Bagus Putu adalah
sosok yang tidak banyak bicara dan baik di mata keluarga dan teman-teman semasa
sekolahnya dulu.
Ida
Bagus Ketut Sutelsa juga menyampaikan, terakhir berkomunikasi dengan almarhum
yang merupakan anak pertamanya itu pada tanggal 18 September via WhatsApp (WA).
Ayahnya mengirim pesan chat kepada sang anak pada tanggal 16 September sekitar
pukul 21.31 WIB. Dalam chat ia meminta agar anaknya untuk berhati-hati dalam
tugas dan selalu berdoa.
Kemudian
chat dibalas oleh sang anak pada tanggal 18 September sekitar pukul 05.13 WIB,
yang pada intinya menjawab dengan mengiyakan pesan dari sang ayah, dan akan
selalu berdoa di tempat tugas.
“Jadi
tanggal 16 saya chat dia, tanggal 18 baru dapat balasan, mungkin dia sedang
dalam tugas jadi tidak bisa dihubungi. Kalau pulang ke rumah di sini terakhir
itu pada akhir tahun 2019,” kata Ida Bagus Ketut Sutelsa.
Dirinya
juga menuturkan, sebelum mendapat kabar anaknya meninggal, dirinya memang ada
juga merasakan hal yang tidak biasa. Ia merasa tidak enak saat tidur.
“Saya
ada merasa tidak enak tidur, mungkin itu firasat bahwa akan ada sesuatu,” katanya.
Saat gugur Pratu Ida Bagus Putu berusia 21 tahun.
Adapun
kronologi kejadiannya yakni pada pukul 05.15 WIT Pratu Ida Bagus Putu S bersama
lima personel Pos Ramil Kiwirok memasuki kedudukan PAM untuk pengamanan
pendaratan helikopter. Pada pukul 06.30 WIT terdengar 1 kali tembakan dari arah
selatan pos. Pada pukul 06.53 WIT Pratu Ida Bagus Putu S terkena tembakan di
kepala dan gugur di tempat.
Meski
mendapat serangan, helikopter yang membawa jenazah Gabriella Meilani dan jasad
Pratu Ida Bagus Putu tiba di Lapangan Frans Kaisepo Markas Kodam XVII
Cenderawasih pukul 12.40 WIT. Puluhan anggota keluarga Gabriella Meilani turut
hadir di lokasi pendaratan helikopter.
Sementara
itu, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Reza Patria mengatakan, saat proses
evakuasi jenazah Suster Gabriela sempat terjadi baku tembak dengan KKB pimpinan
Lamek Taplo. Kontak senjata terjadi pada Selasa sekitar pukul 06.30 WIT. Saat
kontak senjata tersebut, Pratu Ida Bagus tertembak di bagian kepala.
“Dalam
pelaksanaan evakuasi tersebut ada anggota TNI yang berupaya melakukan
pengamanan. Dalam proses pengamanan tersebut, anggota kita gugur karena kontak
tembak dengan KKB,” kata Kolonel Reza Patria.
Akibat
kontak senjata itu, proses evakuasi jenazah Suster Gabriela sempat terhambat.
Namun, kini jenazah sang suster dan jenazah Pratu Ida Bagus sudah dievakuasi ke
Jayapura. Jenazah korban saat ini sudah dievakuasi bersama jenazah tenaga
kesehatan atau nakes bernama Gabriela Meilan menggunakan helikopter milik Penerbad.
Helikopter kemudian mendarat di lapangan Makodam XVII Cenderawasih.
Selanjutnya, jenazah Pratu Ida Bagus Putu dibawa ke RS Marthen Indey Jayapura.
Pratu
Ida Bagus tercatat sebagai prajurit TNI AD di Satuan Tabakpan 3 RO 1 Ton II
Kipan B Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista di Yogyakarta, Jajaran Korem 072/Pamungkas
Kodam IV/Diponegoro. Tercatat dia mendaftar pada tahun 2017 melalui Kodim
1201/Mempawah.
Pratu
Putu merupakan anggota dari Satgas Yonif 403/Wirasada Pratista Kodam
IV/Diponegoro (wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta). Ia kemudian ditugaskan di
wilayah perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. (TB)