![]() |
Ist |
Mendengar
kata robot, maka pikiran kita akan tertuju pada suatu negara yang maju. Tapi
sebenarnya, di Indonesia banyak orang yang ahli dan berprestasi dalam hal
robot. Termasuk juga di Bali, ada orang yang bisa membuat robot. Ia adalah
seorang profesor yang menciptakan robot tangan dan kaki bionik.
Namanya
adalah Prof I Wayan Widhiada ST MSc PhD. Ia merupakan lelaki dari Banjar
Bucu, Darmasaba, Badung, Bali. Dirinya merupakan alumni Liverpol Jhon Moores
University. Selain menjadi ahli robotik, Widhiada juga merupakan dosen tetap di
Universitas Udayana (Unud). Robot yang diciptakan ini digunakan untuk membantu
disabilitas agar bisa melakukan aktivitas secara normal menggunakan bantuan
robot.
Bagaimanakah
kisahnya?
Dilansir
dari Tribun Bali, ia mulai melakukan pembuatan robot sejak tahun 2018. Diawali
dengan melakukan penelitian terlebih dahulu. Kemudian pada tahun 2019
dikembangkan dengan menggunakan kontrol kecerdasan. Sehingga dalam
penggunaannya dapat memberikan respon yang lebih cepat. Ia menggabungkan kontrol
konvensional dan hybrid. Kemudian pada tahun 2022 ini akan dikembangkan agar
saat digunakan tangan robot ini dapat membedakan benda-benda yang akan disentuh.
Ia
mengatakan, robot tangan dan kaki bionik yang ciptakan menggunakan
sensor otot. Dimana, saat otot bergerak, robot yang diciptakan juga ikut
bergerak sesuai dengan gerakan yang diinginkan.
Robot
ini akan mendeteksi potensial listrik yang ada, sehingga gaya pada otot akan
diteruskan oleh sensor dan diubah di dalam putaran. Dalam mikroprosesor
terdapat program untuk mengatur semua itu. Sehingga dalam penggunaan robot
tersebut, sensor harus dipasang pada titik otot.
Saat
ini pihaknya masih melakukan penyempurnaan robot ini. Dengan penyempurnaan ini,
desainnya akan menjadi lebih ekonomis. Selain itu, juga akan dilakukan penggantian
alat, dengan menyerupai urat sarap tiruan. Pada jari-jari robot juga akan
dilengkapi kamera, agar mudah mendeteksi alat atau benda apa yang diambil.
Setelah
robot ini sempurna, nantinya akan diberikan kepada penderita disabilitas,
karena pihaknya sudah bekerjasama dengan sebuah yayasan. Ia pun memilih ke
studi kontrol dan robotik karena melihat perkembangan zaman dan pesatnya arus
globalisasi. Dimana, salah satu bidang yang berperan adalah otomatisasi,
termasuk robotik.
Sejak
aktif menjadi dosen di tahun 2013, ahli robotik ini mengabdikan dirinya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dari sekian
banyak riset yang telah dilakukan, robot yang baru diciptakan ini akan
digunakan untuk membantu para penyandang disabilitas.
Berbicara
tentang robot, itu mengaku, ada tiga hal yang tidak terpisahkan yakni
mekanikal, elektrikal, dan program komputer. Tanpa adanya hal tersebut tidak
bisa disebut sebagai robot. Pembuatan robot ini sesuai dengan riset di Yayasan
Puspadi Bali dan melakukan kerjasama dengan Unud. Nantinya robot ini akan
disumbangkan kepada Yayasan Puspadi Bali.
Dijelaskan,
di yayasan tersebut ditangani para penyandang disabilitas. Mereka memang
memiliki banyak kaki palsu, tetapi masih dapat digerakkan secara manual. Jadi
dalam kerjasama ini pihaknya akan membantu pemasangan alat-alat dengan sistem otomatisasi.
Sehingga
pihaknya berharap, dengan menggunakan robot kaki ini dapat meningkatkan
kemampuan diri dari para penyandang disabilitas. Di yayasan tersebut juga ada
investor yang sering memberikan bantuan. Ia pun berharap kaki robot ini juga
dapat dibantu oleh mereka sehingga dapat diproduksi secara masal.
Sementara
terkait harga tangan dan kaki robot ini, Widhiada mengklaim, dapat menjamin
lebih murah dari produk yang dibuat di luar negeri. Pasalnya, semua bahan
dibeli di Indonesia, bahkan dia mengaku membuat robot tersebut harganya
ekonomis dan terjangkau masyarakat.
“Di
luar negeri harganya miliaran. Namun ini jauh harganya dari itu,” kata
Widhiada. Dirinya pun mengerjakan robot tersebut bersama mahasiswanya. Ia mengaku
ide atau penelitiannya membuat robot berawal dari I Wayan Sutawan yang akrab
disapa Tawan dari Karangasem. Saat itu Unud disarankan untuk memastikan robot
yang dibuat pria asal Karengasem itu.
Widhiada
mengakui, pemikiran Tawan membuat tangan robot cukup bagus, sehingga harus
dikembangkan. Kendati demikian dari hasil pengamatannya, dia menyimpulkan
tangan robot Tawan belum memenuhi kaidah kerobotan. Hanya strukturnya yang
menyerupai robot, namun belum bisa coding dan program.
Selain memiliki penelitian tangan dan kaki robot, Widhiada juga memliki
beberapa riset lainnya, seperti kursi roda elektrik, inkubator bayi, robot
ratna, motor bertenaga hybrid, dan alat guling babi otomatis.
Untuk
robot ratna sudah digunakan membantu tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19
di Unud. Termasuk alat guling babi sudah ada di Jalan Nangka. Namun kini yang
masih proses yakni alat guling otomatis yang dipesan salah satu warung di
Gianyar, dengan berat babi minimal 80 -90 kg yang diguling, dengan 4 alat
guling. (TB)