Pura Ini Terletak di Berlin Jerman, Ada yang Tau?

Author:
Share
Sumber Foto: www.rappler.com

Umat
Hindu yang berada di Berlin, Jerman juga memiliki sebuah pura untuk melakukan
persembahyangan. Pura ini dimanfaatkan oleh umat Hindu di sana untuk
bersembahyang saat ada hari raya Hindu layaknya di Bali.

Pura
Hindu Bali  ini berada di taman tropis
seluas 2.000 meter persegi dan bernama Pura Tri Hita Karana. Pura ini memiliki
Padmasana dan Pelinggih Ngrurah. Pura ini menjadi simbol bagi toleransi dan
hidup harmonis multibudaya. Taman dan pura dibangun tahun 2003 dan kemudian di
renovasi serta diperluas hingga tuntas pada tahun 2017.

Peresmian
pura ini dilakukan dengan upacara Ngenteg Linggih serta Pemelespasan yang dipimpin
oleh Pedanda Wayahan Bun dari Griya Sanur Pejeng didampingi Ida Pandita Mpu
Jaya putra Pemuteran dari griya Penataran Renon pada tahun 2012 lalu. Acara
tersebut diikuti oleh sekitar 125 warga Hindu Bali yang bermukim di Jerman dan
beberapa negara di Eropa lainnya seperti Swiss, Italia dan Irlandia.

Pelaksanaan
upacara ini dilakukan oleh komunitas masyarakat Bali di Berlin dan sekitarnya
yang tergabung dalam Nyama Braya Bali, dan didukung sepenuhnya oleh KBRI
Berlin.
Acara ini dipersiapkan selama dua tahun, terutama untuk mencari tempat untuk
prosesi ritual agama Hindu yang dipandang layak di Berlin, sebelum akhirnya
kesepakatan dicapai dengan pengelola taman Garten der Welt.
​Dengan bantuan Kementerian Agama RI dan Pemerintah Daerah Bali, selanjutnya
didatangkan pendeta dari Bali untuk memimpin prosesi penyucian. Juga 61
mahasiswa Universitas Hindu Indonesia, termasuk juga berbagai material bangunan
pura dari batu untuk pembangunan Padmasana. Dalam acara tersebut ditampilkan
tari Bali seperti tari Kebyar Duduk, Jauk Manis hingga Legong Keraton.

Suasana
di pura ini tak seperti di Jerman lagi, melainkan persis seperti di Bali.
Pasalnya Pura yang berada di dalam Balinesischer Gärten (Taman Bali) dan didesain
dengan atmosfir yang sama dengan di Bali. Mulai dari suhunya, kelembaban
udaranya sampai pada bangunan dan tanaman-tanaman yang ada di sekitarnya. Taman
Bali ini dibangun di dalam rumah kaca sehingga suhu dan kelembaban udara
dirancang serupa dengan iklim tropis. Oleh sebab itu rumah kaca Taman Bali ini
juga disebut sebagai Hall Tropis.
Taman Bali ini merupakan satu dari sekitar 15 tema taman yang ada di Taman
Dunia ini. Di bagian depan Taman Bali juga dilengkapi sebuah kafe dengan
ornamen khas Bali. Meskipun jumlah masyarakat Bali di Berlin relatif sedikit,
tapi kegiatan-kegiatan yang dilakukan cukup banyak dan beragam. Mereka
tergabung dalam Kelompok Nyama Braya Bali. Di Pura Tri Hita Karana ini mereka
melakukan ibadah rutin dan perayaan hari besar keagamaan umat Hindu.
Untuk anggota Kelompok Nyama Braya Bali, diberikan akses masuk gratis oleh pihak
pengelola taman. Karena sesuai standarnya, masuk taman ini harus bayar. Pura
ini dibuatkan oleh Pemerintah Kota Berlin. Semula, Pemkot Berlin membuat satu
taman buatan dengan nuansa Bali bernama Balinesischer Garten atau Taman Bali.
Di dalamnya terdapat koleksi tanaman tropis dan arsitektur bangunan Bali,
seperti pura kecil dan satu ruangan multifungsi yang biasa disebut Bale Dangin. 

Ide
pembangunan ini datang dari Pemkot Berlin dan bekerja sama dengan Pemerintah
Indonesia. Hal ini bermula dari antusias pengunjung sejak tahun 2003 ke Taman
Bali cukup besar. Alhasil, Pemkot Berlin harus memperluas area taman itu.
Proses renovasi dimulai dari tahun 2015 lalu dan telah rampung pada April 2017.
Setelah direnovasi, Taman Bali itu berada di area rumah kaca yang lebih besar
dan diberi nama Tropenhalle. Ketinggian bangunan mencapai 12 meter. (TB)

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!