![]() |
Istimewa/net |
Lahir Senin Umanis Bala, merupakan pertemuan antara Saptawara Senin atau Soma dengan Pancawara Umanis dan wuku Bala.
Dalam ramalan Bali, umur dan kehidupannya adalah sebagai berikut.
Soma atau Senin memiliki urip 4, sedangkan Umanis uripnya adalah 5.
Jika dijumlahkan keduanya, hasilnya adalah 9.
Untuk mengetahui umurnya dikalikan dengan 6. Hasilnya adalah 54.
Sehingga umurnya di dunia diramalkan 54 tahun sesuai dengan wariga.
Lalu bagaimana dengan nasib hidupnya?
Untuk mengetahuinya, bisa melalui tabel Pal Sri Sedana sebagai berikut.
Ketika berumur 0 – 12 tahun memperoleh nilai 2 yang artinya penghasilan sedang. Umur 13 – 18 tahun penghasilan sedikit.
Mengalami penderitaan atau kesakitan saat umur 19 – 24 tahun. Hidup baik sekali ketika umur 25 – 30 tahun.
Penghasilan sedikit ketika umur 31 – 36 tahun. Umur 37 – 42 tahun hidupnya akan baik.
Saat umur 43 – 48 tahun hidupnya menderita atau mengalami kesakitan. Umur 49 – 54 tahun akan memperoleh nilai 7 yang artinya hidup mewah.
Tenung atau ramalan lahir hari Senin atau Soma menurut Lontar Wrehaspati Kalpa yakni dewanya yakni Bhatara Wisnu dan kalanya adalah Kalajereng.
Untuk Bhutanya adalah Wolu, Kumba, kayunya pule.
Hari Senin burungnya adalah jangkung, dan wayangnya togog.
Mayanya adalah bulan, lintangnya naga.
Adapun sakit yang diderita seseorang yang lahir Senin adalah parang, borok, koreng, anyang-anyangan, sula, puruh, gendeng-gendengan, ayan, nyakitang awak, ibuk.
Kelahiran Senin matinya yaitu untuk laki-laki mati mimpi dan perempuan mati karena tiwang.
Sementara untuk caru atau upakaranya menggunakan sarana beras 4 catu, kelapa 5 bungkul, telur 4 butir, benang 4 tukel, pisang 4 ijas, uang 444, menjadi satu bakul.
Panglukatan payuk 4 butir, dengan air 4 mata air, sayut sipta rengga 1 dulang dengan nasi ireng, dengan pucuk bunga teleng biru, dagingnya ayam brumbun di panggang, mapecel mica genten.
Ayam dipotong-potong digoreng kuncup, lalu peras, suci satu unit, dengan daging itik telah pernah bertelur, dipersembahkan kehadapan Dewa Matahari.
Juga menggunakan prayascita, durmanggala dan melukat di sanggah kamulan.
Yang melakukan semestinya seorang Pandita.
Adapun perilaku anak lahir Senin adalah bagus segala yang dikerjakan.
Sementara untuk kelahiran Umanis dewanya Dewa Iswara, Bhatari Saci, Bhatara Indra.
Widyadarinya Sang Kusumba, dan widyadaranya Sang Wananganuja.
Prarenanya Babunora, Babuani, dengan bapenya Citragota.
Waktu Kambuh penyakitnya yakni ketika bisa megaang, bisa duduk, bisa bermain, masa remaja, masa perkawinan.
Tetebusannya penek agung 1, dagingnya ayam putih dipanggang, di bawah peneknya uang 55.
Buah-buahan, godoh tumpi, tetebus sedah 5 dan segehan liwet bertempat pada pinggan dagingnya babi dengan harga 55, tetebusannya putih, pupuknya teleng putih.
Perilaku kelahiran Umanis yakni menguasai, dan harus dapat mengerjakan sesuatu.
Sementara itu, lahir wuku Bala, dewanya Dewi Durga artinya suka mengadakan huru-hara, yang mendengar rasa takut, dengki, suka mencampuri perkara kejahatan.
Tidak ada yang ditakuti, sangat kuat menjalankan pekerjaan yang salah.
Pohonnya cemara bermakna perintahnya menarik hati dan diturut orang.
Burung ayam hutan maknanya cepat mengeluarkan pikiran, disukai para pembesar.
Terpakai pekerjaannya, sombong, banyak pengharapan yang baik, suka bertempat yang sunyi.
Gedung di depan artinya memperlihatkan kekayaannya, murah hati.
Ia akan mengalami kecelakaan kena guna-guna dan kena racun.
Untuk banten penolaknya yakni bersedekah nasi tumpeng dari beras sepitrah, sayuran 7 macam, panggang ayam hitam, selawat 40 keteng, doa rajukna.
Gambarannya yakni udan salah mangsa (hujan salah musim), pencahariannya berdagang.
Kala wuku ada di barat laut, dalam 7 hari tidak boleh bepergian menuju tempat kala.
Hari yang baik ialah Selasa, Kamis dan Sabtu. (TB)