![]() |
Foto Istimewa di Facebook |
Belakangan
ini di media sosial beredar segehan wong wongan yang dianggap bisa menangkal
corona. Dalam pesan tersebut tertulis kurang lebih seperti ini: Rahayu… Wenten
penika saking Ida Bhatara Lingsir Pulaki erkait wabah virus corona. Kepada
warga yang mempercayai agar menghaturkan nasi segehan wong wongan di pamedal
pintu karang. Segehan wong wongan berwarna putih diberi bawang merah tiga biji
+ jahe tiga iris + garam + uang bolong atau uang logam satu untuk pemirak +
canang satu pasang dupa 5 katih.
ini di media sosial beredar segehan wong wongan yang dianggap bisa menangkal
corona. Dalam pesan tersebut tertulis kurang lebih seperti ini: Rahayu… Wenten
penika saking Ida Bhatara Lingsir Pulaki erkait wabah virus corona. Kepada
warga yang mempercayai agar menghaturkan nasi segehan wong wongan di pamedal
pintu karang. Segehan wong wongan berwarna putih diberi bawang merah tiga biji
+ jahe tiga iris + garam + uang bolong atau uang logam satu untuk pemirak +
canang satu pasang dupa 5 katih.
Terkait
beredarnya postingan tersebut Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali pun
angkat bicara. Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan
segehan nasi wongwongan itu sebenarnya sifatnya pribadi dan tidak harus
disebarkan ke khalayak umum.
beredarnya postingan tersebut Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali pun
angkat bicara. Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan
segehan nasi wongwongan itu sebenarnya sifatnya pribadi dan tidak harus
disebarkan ke khalayak umum.
Segehan
ini bisanya dipersembahkan di saat satu keluarga mengalami kebrebehan atau mara
bahaya. Biasanya segehan ini dihaturkan saat Kajeng Kliwon maupun Tilem. “Segehan
ini dipersembahkan saat Kajeng Kliwon dan Tilem apabila dalam satu keluarga
mendapatkan kesusahan sehingga terhindar dari penyakit,” katanya.
ini bisanya dipersembahkan di saat satu keluarga mengalami kebrebehan atau mara
bahaya. Biasanya segehan ini dihaturkan saat Kajeng Kliwon maupun Tilem. “Segehan
ini dipersembahkan saat Kajeng Kliwon dan Tilem apabila dalam satu keluarga
mendapatkan kesusahan sehingga terhindar dari penyakit,” katanya.
Sudiana
mengatakan, upacara penolak bala ini sebenarnya telah dilakukan pada 23 Januari
lalu di Pura Besakih. Akan tetapi, dirinya tak melarang masyarakat untuk
mempersembahkan segehan nasi wong wongan
ini, namun bukan sebagai penangkal virus corona. “Ini persembahan kalau satu
keluarga mengalami kesusahan,” katanya. (TB)
mengatakan, upacara penolak bala ini sebenarnya telah dilakukan pada 23 Januari
lalu di Pura Besakih. Akan tetapi, dirinya tak melarang masyarakat untuk
mempersembahkan segehan nasi wong wongan
ini, namun bukan sebagai penangkal virus corona. “Ini persembahan kalau satu
keluarga mengalami kesusahan,” katanya. (TB)