![]() |
Sumber: kayubihi.desa.id |
Desa
Kayubihi merupakan sebuah desa yang berada di kecamatan Bangli, Kabupaten
Bangli, Bali.
Desa
ini terdiri atas 3 Desa Adat yakni Desa Adat Kayubihi, Desa Adat Kayang, dan Desa
Adat Bangklet.
Selain
itu, di desa ini terdapat 9 banjar dinas, yaitu Banjar Kayubihi, Banjar Kayang,
Banjar Bangklet, Banjar Kuta Undisan, Banjar Pucangan, Banjar Cingang, Banjar
Mampeh, Banjar Jangkaan, dan Banjar Gebagan.
Berikut
ini akan dibahas sejarah singkat dari Desa Kayubihi yang dilansir dari website
resmi Desa Kayubihi.
Disebutkan
jika pada zaman dahulu, orang Desa Kayubuhi ini berasal dari Dusun Langkan,
Desa Pengotan, Bangli.
Mereka
merupakan orang-orang pelarian karena terdesak oleh kerajaan Gusti Panji
Mategil dari Buleleng.
Karena
takut akan ancaman dari kerajaan tersebut, penduduk dari Dusun Langkan segera
melarikan diri menuju arah barat daya yang pada akhirnya tinggal di dalam semak
belukar.
Di
sana mereka kemudian membabat semak belukar tersebut.
Setelah
itu, mereka mendirikan gubuk-gubuk maupun pondok-pondok dari bahan-bahan yang
ada dalam semak.
Di
samping itu juga mereka membuka lahan untuk tempat bercocok tanam guna memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk
tempat pemujaan, mereka membuat dari turus lumbung.
Lama
kelamaan penduduk yang berjumlah 20 orang tersebut merasa aman atau tidak ada
gangguan lagi.
Kemudian
bergotong royong membuat Pura yang di buat dari pohon-pohon bambu dengan diberi
pagar dari turus.
Pura
tersebut adalah sebagai ganti dari pura yang ditinggalkan ditempat saat mereka
terdahulu di Dusun Langkan.
Pada
suatu hari ketika, saat sedang suntuk bekerja di ladang tiba-tiba datanglah
seorang laki-laki yang diiringi oleh banyak pohon dan berhenti dihadapan
mereka.
Karena
mereka mengetahui bahwa yang datang bukan penduduk desa, maka mereka bertanya
pada orang tersebut.
Orang
itu mengaku datang dari Dewa dari Bukit Sari Blahkiuh Badung akan menuju ke
Gunung Agung.
Karena
saking payahnya maka beliau beristirahat di pura yang dibuat oleh penduduk desa
dan selanjutnya, mereka membuat Pura Pujung Sari.
Tak
lama kemudian datang lagi seorang wanita cantik yang diiringi oleh pohon menuju
Pura Pujung Sari dan berhenti di sana.
Di
sini dewa-dewa tersebut memberitahukan penduduk desa Masingyun bahwa beliau
akan menetap di pura itu dan iringannnya adalah kayu pala.
Semenjak
ditempatinya Pura Pujung Sari oleh dewa-dewi tersebut, sejak itulah desa
bernama Pujung Sari sesuai dengan nama pura itu.
Dewa
dan dewi itu memerintahkan kayu-kayu pala iringannya menuju ke timur sesuai
dengan letak Gunung Agung.
Tetapi
karena ada rintangan Sungai Melangit yang sangat lebar, akhirnya dewa–dewa memerintahkan
kayu pala berjejer rapi.
Pada
saat itu dewa-dewa laki dan perempuan bersama-sama mendengar penduduk
melontarkan kata-kata bihi kayu palane mejalan.
Maka
sejak itu Desa Pujung Sari diganti nama menjadi Desa Kayubihi yang terkenal
dengan desa kuno.
Demikianlah
sejarah singkat terkait dengan asal-usul Desa Kayubihi Bangli. (TB)