![]() |
Ist. |
Sejarah Desa
Kesiman berasal dari kata Ku dan Sima sesuai dengan yang tercantum di
dalam Babad Wanggayah yang menceritakan asal usul lahirnya Desa Kesiman.
Di ceritakan
Ida Dalem Batu Ireng, yang juga bernama Sri Tapuk Ulung atau Daalem Beda Ulu
tinggal di bali pada tahun 1247. Beliu berkeinginan akan melepaskan diri dari
ikatan duniawi dan mencapai moksa. Pada saat itu banyak musuh yang datang dari
tanah jawa yang berkeinginan untuk menyerang kerajaan bali. Yang tidak lain
adalah maha patih dari Kerajaan Majapahit seperti Maha Patih Gajah Mada, dan di
ikuti oleh para Arya Seperti Arya Damar, dan Arya yang lainnya.
Kerajaan
Bali mampu dikalahkan dan prajurit di Bali ditundukkan oleh pasukan majapahit
seperti Arya Girimakna dibunuh oleh Arya Damar, ki Gudug Basur mampu dibunuh
oleh Arya Wang Bang. Dengan kondisi tersebut, kemudian Ida Dalem Batu Ireng
mengungsi dari kerajaan dan berkelana dari desa ke desa. Beliau melewati banyak
desa seperti Taro, Gelgel, Batuaji, Batuasih, Kalangendis, Taman Hyang
Batur.
di taman
Hyang Batur beliau membangun prahyangan Dalem yang bernama Dalem Tungkub yang
diusung oleh para Pasek Dangka.
Dari Taman
Hyang Batur beliau melanjutkan perjalanan ka Bukit Bali, Batu Belig, hingga
Sumerta. Di Desa Sumerta, saat itu di kuasai olih Anglurah Bongaya.
Kedatangan
Ida Dalem Batuireng di Sumerta tidak dihiraukan olih Anglurah Bongaya, kemudian
Ida melanjutkan perjalanan menuju desa Tangkas. Setelah Dalem Batuireng
berjalan mider bhuana, karena sengitnya pertempuran yang terjadi kemudian
muncul keinginan beliau untuk mati malabuh geni.
Tiga bulan
setelah beliau berhasil mencapai moksa, Ida Dalem Batu Ireng kembali hidup
seperti sediakala. Dan beliau kembali melanjutkan perjalanan menuju sebuah
sungai, dan berkeinginan kembali moksa namun dengan menggunakan media air,
karena menurut belaiu moksa menggunakan air adalah jalan terbaik dan mampu
membwa berkah bagi beliau di alam sana.
Dan setelah
beliau moksa, sungai tempat belaiu melakukan upacara pamoksan (melabuh we)
kemudian diberinama Sungai Ayu atau We Ayu (we berarti air, ayu berarti
kedamaian). Setelah Ida Dalem Datu Ireng mencapai moksa untuk yang kedua
kalinya, para pengikut beliau mendirikan sebuah batu peringatan (tugu
peringatan) yang terbuat dari batu besar yang dinamakan Batu Sima.
Setelah Ida
Dalem Batuireng moksa, putra beliau yang bernama Arya Panji mendirikan kerajaan
yang terletak di Buruan Tegal Asah Sanur, sekitar tahun 1265. Batu peringatan
yang terletak di tukad Ayung semakin lama di kenal dengan nama Batumenjong.
Setelah
beberapa tahun berlalu, tiga orang keturunan Dalem Batuireng pergi ke Tukad
Ayung yang di ikuti oleh Bendesa Manik Mas warih dari Pangeran Manik Mas yang
tinggal di Pule Pradesa Mas, kemudian bertemu di Gaduh mengambil Batu Sima
tersebut dan di letakkan di tepi Tukad Ayung.
Di tepi
Tukad Ayung tersebut para keturunan Dalem Moksa bersama Bendesa Mas dan
kemudian masyarakat Gaduh membangun grema ( desa pekraman) yang di beri nama
Pendem (tempat menyimpan batu sima tersebut). Di Desa Pendem tersebut dibangun
Perhyangan Desa Puseh dan Prhyangan Manik Aji yang bertempat di alas(hutan)
Ambengan Abian Nangka.
Ketika Ida
Dalem Batuireng dikalahkan oleh Majapahit, yang menguasai kerajaan di Bali
adalah Sri Kresna Kepakisan yang di dampingi oleh para Arya. Arya Wangbang
kemudian mendirikan kerajaan dengan puri di tepi tukad Ayung tempat Ida Dalem
Batuireng Moksa.
Disana Sira
Arya Wangbang Pinatih majapahit bertemu dengan masyarakat Bali. Sira Arya Wang
Bang Pinatih mengatakan diri bahwa beliau adalah utusan Sang Prabu Majapahit
yang akan meneruskan pembangunan kerajaan setelah peninggalan Ida Dalem.
Setelah Arya
Wang Bang Bang menerima warisan dari Dalem Batuireng dari Wong Bali yang
terletak di tepi Tukad Ayung, kemudian disihirlah oleh Sira Arya Wang Bang
lokasi itu, dan tempat peninggalan Ida Dalem Batuireng di beri nama KU
SIMA.
Sira Arya
Wang Bang menyatakan arti Kesiman tidak lain adalah KU berarti Kukuh (kuat)
Sima berarti hasil Prahyangan Dalem Muter. Prahyangan yang dibangun oleh Sira
Arya Wang Bang di tepi We Ayung.
Dan sampai
saat ini ddikenal dengan nama KESIMAN. Desa adat kesiman terletak di
wilayah Denpasar Timur, yang terdiri dari tiga desa yaitu Kelurahan Kesiman,
Desa Kesiman Petilan, dan Kesiman Kertalangu. Desa adat kesiman juga termasuk
di dalam Kota Administratif Denpasar. (TB)
Berikut Video Lengkapnya: