Tangkapan layar google street |
Di
Kecamatan Ubud, Gianyar, ada salah satu desa yang bernama Desa Sayan. Desa ini
terletak di perbatasan antara Gianyar dengan Badung dan langsung berbatasan
dengan Desa Bongkasa, Abiansemal, Badung. Dikarenakan berlokasi dekat dengan
pusat pariwisata di Ubud, di Sayan juga ada beberapa fasilitas penunjang
pariwisata seperti penginapan maupun villa. Juga ada banyak art shop, painter
dan counter-counter yang menjual karya seni khas Bali.
Kecamatan Ubud, Gianyar, ada salah satu desa yang bernama Desa Sayan. Desa ini
terletak di perbatasan antara Gianyar dengan Badung dan langsung berbatasan
dengan Desa Bongkasa, Abiansemal, Badung. Dikarenakan berlokasi dekat dengan
pusat pariwisata di Ubud, di Sayan juga ada beberapa fasilitas penunjang
pariwisata seperti penginapan maupun villa. Juga ada banyak art shop, painter
dan counter-counter yang menjual karya seni khas Bali.
Desa
Sayan terdiri atas dua desa adat yakni, Desa Adat Penestanan dan Desa Adat
Sayan. Luas desa ini kurang lebih 5.78 km persegi dengan jumlah penduduk dari
proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 yakni 7.883 jiwa dengan
laki-laki sebanyak 3.948 dan perempuan 3.935 jiwa.
Sayan terdiri atas dua desa adat yakni, Desa Adat Penestanan dan Desa Adat
Sayan. Luas desa ini kurang lebih 5.78 km persegi dengan jumlah penduduk dari
proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 yakni 7.883 jiwa dengan
laki-laki sebanyak 3.948 dan perempuan 3.935 jiwa.
Terkait
sejarah berdirinya Desa Sayan ini, diceritakan secara turun-temurun dari mulut
ke mulut. Dimana keberadaan desa ini berkaitan dengan perjalanan dari Rsi
Markandeya. Sayan memiliki makna sayuh yang artinya lesu atau lemah.
sejarah berdirinya Desa Sayan ini, diceritakan secara turun-temurun dari mulut
ke mulut. Dimana keberadaan desa ini berkaitan dengan perjalanan dari Rsi
Markandeya. Sayan memiliki makna sayuh yang artinya lesu atau lemah.
Saat
Rsi Markandeya datang dari Desa Kedewatan yang berada di utara Desa Sayan dan
menuju ke selatan, Ida mulai merasakan rasa lelah dan lesu. Oleh karenanya, Ida
kembali menuju ke tempat payogannya di wilayah Taro.
Rsi Markandeya datang dari Desa Kedewatan yang berada di utara Desa Sayan dan
menuju ke selatan, Ida mulai merasakan rasa lelah dan lesu. Oleh karenanya, Ida
kembali menuju ke tempat payogannya di wilayah Taro.
Selain
itu, Sayan juga disebut sebagai sayah yang artinya tidak makmur dan tidak
karuan. Dikisahkan dikarenakan kondisi wilayahnya yang demikian, maka raja Puri
Mengwi yang bernama Banyu Ning yang merupakan adik dari Banyu Anyar datang ke
wilayah Sayah yang kemudian bernama Sayan.
itu, Sayan juga disebut sebagai sayah yang artinya tidak makmur dan tidak
karuan. Dikisahkan dikarenakan kondisi wilayahnya yang demikian, maka raja Puri
Mengwi yang bernama Banyu Ning yang merupakan adik dari Banyu Anyar datang ke
wilayah Sayah yang kemudian bernama Sayan.
Karena
terjadi perebutan kekuasaan dari Kerajaan Ubud, maka Sayan pun dikuasai oleh
Kerajaan Ubud, sementara penghuni wilayah ini lari ke Desa Bongkasa dan
sekitarnya.
terjadi perebutan kekuasaan dari Kerajaan Ubud, maka Sayan pun dikuasai oleh
Kerajaan Ubud, sementara penghuni wilayah ini lari ke Desa Bongkasa dan
sekitarnya.
Setelah
dikuasai Kerajaan Ubud, diajaklah empat orang yang merupakan pindahan dari Desa
Kutuh, Ubud untuk menempati wilayah ini. Mereka pun membentuk banjar yang
bernama Banjar Kutuh.
dikuasai Kerajaan Ubud, diajaklah empat orang yang merupakan pindahan dari Desa
Kutuh, Ubud untuk menempati wilayah ini. Mereka pun membentuk banjar yang
bernama Banjar Kutuh.
Di
Sayan juga terdapat Banjar Pande dikarenakan saat itu diajak juga seorang Pande
dari Peliatan untuk tinggal di sana. Sementara untuk Banjar baung warganya
berasal dari Desa Taro, Banjar Mas berasal dari Desa Mas, serta Banjar Sindu
dan Ambengan berasal dari daerah Batubulan. (TB)
Sayan juga terdapat Banjar Pande dikarenakan saat itu diajak juga seorang Pande
dari Peliatan untuk tinggal di sana. Sementara untuk Banjar baung warganya
berasal dari Desa Taro, Banjar Mas berasal dari Desa Mas, serta Banjar Sindu
dan Ambengan berasal dari daerah Batubulan. (TB)
Catatan: Tulisan ini disarikan dari Bali Express dan
beberapa sumber lainnya. Untuk sejarah desa lainnya bisa dilihat di sini.
beberapa sumber lainnya. Untuk sejarah desa lainnya bisa dilihat di sini.