Sejarah Desa Ungasan Badung, Berkaitan dengan Pelarian Ki Agung Maruti dari Gelgel

Author:
Share

Desa Ungasan merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali yang memiliki sejarah panjang dan berkaitan erat dengan kisah Kerajaan Gelgel.

Sejarah desa ini berawal dari sebuah peristiwa besar pada tahun 1652 yang tertuang dalam Babad Dalem Pemutih (Petak Jingga).

Saat itu, terjadi pemberontakan di Kerajaan Gelgel yang dipimpin oleh Ki Agung Maruti.

Pemberontakan ini berhasil menggulingkan kekuasaan Raja Gelgel, yang kemudian terpaksa melarikan diri dan membentuk pasukan baru untuk merebut kembali tahtanya.

Setelah mempersiapkan kekuatan, Raja Gelgel kembali menyerang Ki Agung Maruti dan berhasil mengalahkannya.

Ki Agung Maruti pun terpaksa melarikan diri ke arah barat daya hingga tiba di sebuah wilayah pesisir bernama Karang Enjung.

BACA JUGA  Begini Kronologi Staf Diskominfo Badung Tergelincir Saat Ambil Drone dan Hilang Terseret Arus di Air Terjun Nungnung

Tempat tersebut kini dikenal dengan nama Pura Geger. Dalam pelariannya, Ki Agung Maruti melakukan tapa semadhi dan melanjutkan perjalanan ke daerah tegal yang saat ini menjadi Desa Kutuh.

Saat bermeditasi, Ki Agung Maruti mendapatkan pewisik (bisikan gaib) untuk mencari daerah ujung selatan yang disebut “Jungusing Daksinaning Nusa Bangsul.”

Nama ini memiliki makna simbolis:

  • Jungus berarti hidung atau ungas,
  • Daksinaning berarti selatan,
  • Nusa Bangsul berarti wilayah paling selatan,
  • Karang bermakna ladang, dan
  • Enjung berarti ujung.

Daerah yang disebut dalam pewisik tersebut terletak di wilayah yang menonjol seperti hidung, berada di ladang berbukit di ujung selatan.

BACA JUGA  Ngaku Kehabisan Uang, Dua Pekerja Proyek Curi Scaffolding di Kawasan Ungasan Bali

Daerah ini kemudian diberi nama Bukit Ungasan. Seiring waktu, nama tersebut berubah menjadi Desa Ungasan, yang hingga kini diwarisi dan dijalankan oleh masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan desa.

Pada tahun 1999, Kecamatan Kuta mengalami pemekaran untuk meningkatkan pelayanan administrasi kepada masyarakat.

Kecamatan Kuta dimekarkan menjadi tiga wilayah, yaitu Kecamatan Kuta, Kecamatan Pembantu Kuta Utara, dan Kecamatan Pembantu Kuta Selatan.

Pemekaran ini didasarkan pada Permendagri No. 138/2134/PUOD tertanggal 22 Juli 1999 dan dikuatkan dengan SK Gubernur Bali No. 350 Tahun 1999 tertanggal 31 Juli 1999.

Dua kecamatan pembantu yang dibentuk kemudian mengalami peningkatan status. Pada tahun 2001, status Kecamatan Pembantu Kuta Utara dan Kecamatan Pembantu Kuta Selatan ditingkatkan menjadi kecamatan definitif. Sejak saat itu, wilayah Ungasan secara resmi masuk dalam Kecamatan Kuta Selatan.

BACA JUGA  Jukung Terbalik Dihantam Ombak di Tanjung Benoa Bali, Pengemudi Jukung Hilang

Desa Ungasan memiliki luas wilayah sebesar 105,4549 km². Secara geografis, desa ini dikelilingi oleh batas-batas sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kuta,
  • Sebelah timur, selatan, dan barat berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.

Dengan lokasinya yang strategis di ujung selatan Bali dan sejarah yang kental dengan peristiwa masa lalu, Desa Ungasan terus berkembang dan mempertahankan identitas serta warisan budaya leluhurnya hingga saat ini. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!