![]() |
Foto Istimewa |
Sekaa Baleganjur Janari Adhimukti Desa Pakraman Padangsambian, Denpasar tampil dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019. Mereka tampil di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center Denpasar, Kamis, 20 Juni 2019 malam.
Pada penampilannya, sekaa ini membawakan garapan bertajuk Bayu Bajra. Bayu Bajra berasal dari kata Bayu yang berarti kekuatan atau power dan Bajra dalam bahasa sansekerta yang berarti lingkar halilintar. Bayu Bajra merupakan kekuatan bagaikan lingkar halilintar yang terwujud dari kosmik yang harmonis.
![]() |
Foto Istimewa |
Budayawan dan seniman, I Gede Anom Ranuara mengatakan mengalirnya sistem secara kosmik membiaskan imajinasi yang terbangun dari emosional yang terkontrol oleh kesadaran dalam diri, yang divisualkan Ganapati dan Saraswati.
Ganapati mempunyai karakter yang agung, keras, berwibawa. Sedangkan Saraswati memiliki karakter halus dan anggun yang membangun intuisi untuk beraktifitas yang berkesinambungan tanpa henti sesuai struktur yang membangun komponen-komponen sebuah karya.
Garapan baleganjur Bayu Bajra, tetap mengacu pada unsur-unsur musik, dengan pola-pola permainan yang kekinian tanpa terlepas dari jejer pageh struktural musik baleganjur tradisi pada umumnya di masyarakat, seperti melodi yang lembut dan menjadi keras bagaikan kekuatan angin yang tak terduga.
Ritme yang menggerakan perasaan seseorang yang seirama dengan gerakan fisik. Dinamika yang dapat menggambarkan penjiwaan suatu emosi atau perasaan seseorang yang terkandung di dalamnya. Tempo yang selaras, harmoni yang merupakan suatu kesatuan utuh dalam garapan baleganjur yang juga dibalut dengan vocal guna mempertegas kandungan makna yang tersirat di dalamnya, bagaikan angin menyusup di semua ruang. (TB)