Serba-serbi Gunung Agung #2: Kisah Kelam di Gunung Agung Bali, 2 Pendaki Hilang dan Tak Ditemukan hingga Kini

Author:
Share
Di Gunung Agung, Karangasem, Bali ada kisah misteri tentang hilangnya 2 pendaki. Kejadian ini terjadi tahun 2007 silam dan hingga kini kedua pendaki tersebut tak ditemukan. Bagaimana kisahnya?
Dilansir dari Tribunnews.com kejadian ini masih membekas hingga saat ini. Tiga orang mahasiswa pecinta alam dari Universitas Widyatama Bandung mendaki Gunung Agung pads penghujung Desember 2007 silam.
Ketiga pendaki tersebut adalah Eko Saputra Sudirman, Muhammad Iqbal dan Yunita Indah Safitri. Ketiganya mendaki Gunung Agung pada tanggal 26 Desember 2007.
Saat itu, cuaca di Gunung Agung terbilang sangat buruk untuk melakukan pendakian. Suhu di sekitar Gunung Agung bahkan sempat mencapai 8 derajat celcius selama beberapa hari.
Namun mereka tak kunjung turun hingga 29 Desember. Ketiganya pun dinyatakan hilang sejak tanggal 29 Desember 2007.
Tim pencari pun diterjunkan untuk mencari keberadaan mereka. Hingha pada Minggu 6 Januari 2018 tim pencari akhirnya menemukan jasad Muhammad Iqbal di ketinggian 2.600 meter di atas permukaan laut.
Jenazah Iqbal ditemukan di sebuah jurang antara puncak satu dan puncak dua Gunung Agung dengan kemiringan 60 sampai 70 derajat. Yaitu sekitar 1.200 meter di atas base camp mereka di mana ditemukan tenda dan peralatan lainnya.
Saat ditemukan, posisi Iqbal sedang tidur meringkuk, tangannya memeluk lutut seperti kedinginan. Ia mengenakan jaket hitam, celana putih kecoklataan, slayer, jam tangan, dan tanpa sepatu.
Diduga, sebelum meninggal dunia Iqbal sempat mengalami kecelakaan karena terdapat luka lebam di kelopak mata. Tak hanya itu, tulang hidung korban juga retak akibat benturan benda keras.
Dilansir dari Antaranews.com jenazah Iqbal ditemukan tim SAR dari Regu-19 atas nama Nyoman Sudarsana, Ketut Kartis dan Komang Perina. Ketiganya merupakan personel Kelompok Pemandu Wisata Kebut Gunung (KPWKG) Agung. Sebagai memandu wisata, ketiga anggota tim SAR tersebut masing-masing telah belasan kali “menaklukkan” ketiga puncak yang dimiliki gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu. 
Berdasarkan peta, jenazah Iqbal ditemukan pada titik koordinat 08 derajat 20 menit 40 detik LS dan 115 derajat 20 menit 33 detik BT.
Tim SAR gabungan yang dikerahkan untuk melakukan penyisiran pada lembah, lereng dan puncak Gunung Agung sejak 30 Desember 2007, tidak hanya dari unsur Basarnas, tetapi juga Brimob Polda Bali, Koramil dan Polsek Rendang, serta unsur PMI dan Taruna Penanggulangan Bencana (Tagana) Dinas Sosial Bali.
Sementara dari unsur pencinta alam, terlibat juga dari Bares Bali, KPWKG Agung, Wanadri Bandung, Mapala UI, Unpad, Buanagiri, Cakrabuana, Mapala Tri Sakti Jakarta, Mahitala Unpar dan Bramatala STIE Bandung. 
Jasad Iqbal langsung diperiksa oleh dokter Puskesmas Rendang dan petugas identifikasi Kepolisian Resor Karangasem. Dari hasil pemeriksaan, diperkirakan Iqbal sudah meninggal empat hingga lima hari sebelumnya.
Setelah diidentifikasi, jenazah Iqbal langsung dikirim ke ruang jenazah Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar. Jenazah kemudian dikirim ke daerah asalnya di Padang, Sumatra Barat.
Berbeda dengan Iqbal, dua temannya yang lain, Eko Saputro Sudirman dan Yunita Indah Safitri hingga kini tak kunjung ditemukan. Mereka pun hilang tak ada rimbanya.
Dilansir dari Tempo.co, pencarian 2 mahasiswa ini pun sempat dihentikan. Penghentian ini berkaitan dengan kegiatan ibadah hari raya Galungan dan Kuningan. Dimana saat hari itu tidak boleh ada aktivitas apa pun di gunung yang disucikan oleh umat Hindu tersebut. 
Setelah itu, pencarian dilanjutkan kembali akan tetapi tak membuahkan hasil. Pencarian pun akhirnya dihentikan dan keduanya dinyatakan hilang hingga hari ini.
Ada kemungkinan, 2 mahasiswa itu mengambil arah yang berbeda dengan Ikbal dan terjerumus ke jurang yang lebih dalam. (TB)
   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!