Sumber Mata Air Beji Langon di Desa Kapal, Mengwi Jadi Inspirasi Garapan Seni Tari

Author:
Share
Foto Istimewa

Beji Langon. Begitu nama tempat tersebut yang berlokasi di Desa
Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Beji Langon adalah salah satu peninggalan
situs tua di Badung yang merekam jejak peradaban air di wilayah Badung. Sebelum
tempat ini bernama Beji Langon, konon namanya Pancoran Dedari.
Selain memiliki keindahan alam, di tempat ini juga memiliki
ritus air yang masih eksis dilaksanakan hingga hari ini. Sumber air di
Beji Langon hingga kini masih dijaga kesucian dan kelestarianya oleh masyarakat
setempat.
Dalam menggali pemahaman konsep air di tempat ini, Mahasiswa
Pascasarjana ISI Surakarta
A.A Gede Agung Rahma Putra mengangkatnya
menjadi garapan seni tari. Garapan ini bernama We Beji Langon: Air Dalam Budaya
dan Religi yang ia tampilkan dalam ujian promosi Doktor Penciptaan Karya
Seni yang dilaksanakan, di Beji Langon, Senin, 9 September 2019 malam.
Tiga konsep pemanfaatan air diangkat dalam karya seni ini, yakni
air dalam perspektif kehidupan sehari-hari yakni yeh, toya yang fungsinya untuk
berbagai keperluan upacara ritual agama Hindu dan tirta yang fungsinya untuk
penyucian spiritual. “Di tempat ini terdapat sumber mata air atau disebut yeh
yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat, sedangkan  air di sini juga
disebut  toya fungsinya untuk berbagai keperluan upacara ritual agama
Hindu sementara  air disini sebagai tirta fungsinya untuk penyucian
spiritual,” katanya.
Garapan We Bali Langon, ini dihasilkan berdasarkan penelitian
dan praktik langsung yang bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai kearifan lokal
Bali.
Dengan garapan ini ia berharap masyarakat senantiasa menjaga
kebersihan dan kesucian air di Beji Langon beserta alam sekitarnya.
Foto Istimewa
Karya ini dibagi tiga babak, pertama suguhan yang menampilkan
tentang kehidupan masyarakat yang  memanfaatkan yeh di lingkungan Sungai
Penet. Di dalamnya mengangkat isu lingkungan, tentang problema sampah plastik
dan mengakibatkan rusaknya ekosistem sungai. Juga permasalahan air menjadi isu
sentral di Bali, akibat kepungan industri, dengan pemanfaatan air bawah tanah.
Babak kedua, garapan tari yang menceritakan konsep toya sebagai
sumber air yang dikeramatkan , dan juga menghadirkan mitos pancoran dedari,
yang menggunakan jaba tengah Pura Beji Langon. Respon ruang Jaba Beji ini,
menyajikan garapan tari dedari, didukung dinding pancoran Beji yang memiliki 5
patung dedari.
Dan babak ketiga, bagaimana menggambarkan proses pembuatan tirta
yang menggunakan area tegalan Puri Muncan.
Karya seni We Beji Langon ini melibatkan 120 seniman, dengan
durasi 1 jam dan akan diujikan oleh 6 Profesor dan 3 Doktor Seni.
Dalam garapan ini ia
melibatkan Desa Adat Kapal, Sanggar Seni Pancer Langit, Sanggar Seni Taksu
Agung, BTS, Sanggar Dhananjaya, Sanggar Brahma Diva Kencana, Langowangi, Geoks,
Karang Taruna Kapal, Jegeg Bagus Kapal, Jegeg Bagus Badung, Sama Kaki Art dan
Yayasan Batur Kalawasan. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!