11 Formasi yang Digunakan dalam Perang Bharatayudha

Author:
net.

Perang Bharatayudha yang
berlangsung di Kuruksetra, berlangsung sangat dahsyat. Perang ini merupakan
perang saudara antara Pandawa dan Kurawa.

Untuk dapat memenangkan
pertempuran, masing-masing mengeluarkan strategi dan formasi yang dahsyat. Dihimpun
dari beberapa sumber, setidaknya ada 11 formasi yang digunakan dalam perang
yang berlangsung selama 18 hari ini.

Berikut 11 formasi yang
digunakan dalam perang Bharatayudha ini yakni sebagai berikut.

 

1.
Formasi Jarum

Pada hari pertama, mengetahui
bahwa balatentara Kaurawa jauh lebih besar jumlahnya, Yudisthira menyampaikan
pesan kepada Arjuna agar menggunakan taktik-taktik pemusatan pasukan, bukan
penyebaran, dan serangan-serangan berformasi jarum.

 

2.
Garudhabyuha (Formasi Burung Garuda)

Pada Hari Ketiga Bhisma
mengatur balatentaranya dalam formasi burung garuda. Ia sendiri berdiri paling
depan, di ujung paruh garuda. Duryodhana berada di belakang, sebagai kekuatan
pada ekor garuda. Segala sesuatu diatur rapi agar kekalahan besar yang terjadi
pada hari kedua tidak terulang.

 

3.
Ardhacandra (Formasi Bulan Sabit)

Hari ketiga Pandawa tidak
ketinggalan. Dengan cermat mereka memperhitungkan kemenangan di hari kedua agar
pada hari ketiga bisa menang lagi. Dristadyumna dan Arjuna mengatur pasukan
mereka dalam formasi bulan sabit untuk menghadapi formasi burung garuda yang
digelar pasukan Kurawa.

Di ujung kanan formasi
bulan sabit berdiri Bhima, di ujung kiri berdiri Arjuna. Masing-masing memimpin
sepasukan balatentara yang tangguh.

 

4.
Krauncabyuha (Formasi Bangau)

Hari keenam, pasukan
Kaurawa diatur dalam formasi krauncha oleh Bhisma, yaitu sejenis burung bangau
raksasa. Pertempuran hari ke enam ditandai dengan tewasnya lebih banyak
prajurit di kedua belah pihak. Hari masih pagi ketika Pandawa membunuh sais
kereta Drona.

Karena itu, Drona sendiri
yang mengemudikan keretanya, sambil terus bertempur dengan garang. Pagi itu
Bhima mengamuk, memporak-porandakan formasi musuh. Untuk kesekian kalinya ia
berhadapan dengan Duryodhana. Semula pihak Kaurawa menugaskan Duryodhana untuk
menangkap dan membunuh Bhima. Tetapi akhirnya tugas itu diserahkan kepada
saudara-saudaranya yang kemudian dengan licik mengeroyok Bhimasena.

 

5.
Makarabyuha (Formasi Udang Raksasa)

Hari keenam, sesuai
perintah Yudhistira, Dristadyumna menyusun balatentara Pandawa dalam formasi
makara, yaitu sejenis udang besar yang kepalanya bertanduk.

 

6.
Formasi Lingkaran Berlapis

Di hari ketujuh, pasukan Kurawa
diatur dalam formasi lingkaran-lingkaran. Masing-masing lingkaran dilengkapi
dengan pasukan gajah dan tujuh kereta. Setiap kereta dinaiki seorang perwira
yang memimpin sepuluh prajurit pemanah; setiap prajurit pemanah dikawal oleh
sepuluh prajurit penangkis panah.

Semua prajurit membawa
senjata lengkap. Di tengah-tengah formasi lingkaran-lingkaran itu, Duryodhana
berdiri gagah, bagaikan Batara Indra dari kahyangan. Ia mengenakan pakaian
kebesaran, lengkap dengan atribut dan senjata-senjata saktinya.

 

7.
Vajrawyuha

Pertempuran di hari
ketujuh berlangsung sangat sengit. Matahari belum sepenggalah tingginya ketika
terjadi pertarungan satu lawan satu di seluruh padang Kurukshetra: Bhisma
berhadapan dengan Arjuna, Drona dengan Wirata. Di pihak Pandawa, Yudhistira
mengatur pasukan Pandawa dalam formasi wajrawyuha atau formasi halilintar.

 

8.
Kurmabyuha (Formasi Kura-kura)

Formasi ini digunakan oleh
pihak Kurawa. Pada hari kedelapan, Senapati Bhisma mengatur barisannya dalam
formasi Kurmabyuha.

 

9.
Trisulabyuha (Formasi Trisula)

Pada pertempuran hari kedelapan,
untuk menandingi Kurmabyuha yang dikeluarkan Bhisma, senapati Dresthadyumna
menyusun barisannya dalam formasi Trisulabyuha atau tombak bermata tiga. Mata
pertama dipimpin Bhima, mata ketiga dipimpin Satyaki dan mata yang tengah
dipimpin Yudistira.

 

10.
Formasi Bola

Hari kesebelas Drona
dilantik menjadi Mahasenapati dalam upacara yang meriah, diiringi tambur,
genderang dan trompet yang gegap gempita. Balatentara Kaurawa mendapat semangat
baru dari pemimpin yang baru. Pada hari pertama Drona memimpin, pasukan Kaurawa
diatur dalam formasi bola.

 

11.
Cakrabyuha (Formasi Cakram/Melingkar)

Hari Ketigabelas kurawa menggunakan
formasi Cakrabyuha. Cakrabyuha atau Padmabyuha adalah salah satu
bentuk formasi militer dalam peperangan India Kuno yang disebutkan
dalam kitab Mahabharata. Sesuai dengan namanya Cakra bermakna
“roda” atau “lingkaran”, formasi ini tersusun dari ribuan
prajurit yang membentuk lingkaran besar berlapis-lapis. Susunan tersebut sangat
rumit dan sangat sukar untuk ditembus.

Formasi ini disusun
oleh Drona yang saat itu menjabat sebagai panglima pasukan Korawa.
Di pihak Pandawa, yang mampu menembus Cakrabyuha hanya Arjuna saja.
Oleh karena itu, pihak Korawa mengirim Susarma, raja Trigarta untuk
memancing Arjuna agar menjauhi medan pertempuran. Siasat tersebut berhasil
dijalankan. Abimanyu, putra Arjuna mampu mendobrak formasi tersebut. Ia
berhasil membuat kerusakan di beberapa bagian Cakrabyuha.

Akan tetapi kemampuan
Abimanyu dalam menembus Cakrabyuha belum sempurna. Ia tahu cara mendobrak,
tetapi tidak tahu cara keluar dari formasi tersebut. Akhirnya ia gugur setelah
dikeroyok para kesatria Korawa tepat di pusat formasi tersebut. (TB)

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!