net. |
Desa
Sumberklampok berada di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Desa ini
memiliki rata-rata ketinggian 50 meter dari permukaan laut. Desa ini memiliki
luas 39,80 km persegi. Pada sensus tahun 2010, Penduduk desa Sumberklampok
berjumlah 2.886 jiwa terdiri dari 1.478 laki-laki dan 1.408 perempuan
dengan rasio sex 105. Jumlah kepala keluarga di desa ini mencapai
892.
Dilansir
dari website sumberklampok-buleleng.desa.id
diketahui keberadaan desa ini berawal dari tahun1922. Saat itu kawasan
tersebut masih berupa hutan belantara dan belum berpenghuni.
Ketika
itu, Indonesia belum merdeka dan masih dijajah oleh Belanda. Datanglah orang
Belanda benama AW Remmert yang bermaksud membuka hutan untuk dijadikan
perkebunan kelapa di hutan Bali Barat.
Awalnya
AW Remmert terdampar di sebuah pulau yang bernama Pulau Menjangan. Kemudian ia
berlabuh ke teluk yang kemudian disebut dengan Teluk terima.
AW
Remmert dibantu oleh pekerjanya dari Pulau Madura sebanyak kurang lebih 62
orang untuk membantu membuka hutan. Setelah hutan dibuka lalu ditanami kelapa,
pisang dan tanaman rempah.
Daerah
tersebut kemudian diberinama Gedebung Bunyu. Ternyata tidak hanya AW Remmert
yang membuka hutan, juga ada orang Belanda lain yakni Johan J. Powneel dan
Gerrit Van Schermbeek. Mereka menjadikan kawasan tersebut sebagai perkebunan
kelapa dan kapuk. Kemudian sekitar tahun 1930, izin perkebunan atau persil
onderneming diberikan oleh Pemerintah Belanda.
Kemudian
Jepang menjajah Indonesia dan mengambilalih dari tangan Belanda. Jepang
kemudian merusak semua tatanan pemukiman yang ada dan warga diharuskan
menggunakan karung goni serta mengonsumsi singkong setiap harinya. Hal ini pun
memicu terjadinya wabah malaria hebat.
Kondisi
tersebut tidak jauh berubah setelah Indonesia merdeka. Semua perkebunan
dikuasai oleh perusahaan-perusahaan perkebunan luar dan yang terakhir dikelola
oleh PT Margarana dan Dharma Jati. Masyarakat pun merasa terusir secara
pelan-pelan dengan dibatasinya lingkup jangkauan masyarakat dibidang pertanian
dan kesejahteraannya.
Setelah
Indonesia merdeka jumlah penduduk pendatang semakin bertambah dari berbagai
daerah seperti Madura, Banyuwangi, Pulau Nusa, dan dari Karangasem.
Gedebung
Bunyu adalah nama yang muncul sebelum nama Sumberklampok. Nama tersebut
dianggap tidak membawa berkah dan dirasa akan mempengaruhi kehidupan
masyarakatnya. Sehingga dipakailah nama Sumberklampok. Hal ini dikarenakan
banyaknya pohon jambu klampoak yang tumbuh dan di bawahnya terdapat sumber mata
air yang sering dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari walaupun airnya agak
payau oleh masyarakat setempat.
Sebelumnya,
Gedebung Bunyu masih menjadi banjar dan berperbekelan ke Desa Sumberkima dan Pejarakan.
Menurut
cerita salah seorang tokoh, bahwa untuk saudara-saudara yang beragama Hindu
berperbekelan ke Desa Sumberkima, sedangkan saudara-saudara yang beragama Islam
berperbekelan ke Desa Pejarakan. Namun seiring berjalannya waktu, atas saran
pemuka masyarakat, pada tahun 1967 untuk pertama kalinya diadakan pemilihan
kepala desa. Dan wilayah ini diakui menjadi sebuah desa pada 1 Juni 1967 dengan
kepala desa pertama bernama Pawiro Sentono.
Sejak
saat itu mulai dibangun gedung sekolah dasar, kantor desa, tempat ibadah dan
fasilitas umum lainnya. Sejak saat itu pula, pemerintah mulai melihat
keberadaan Desa Sumberklampok dengan mendatangkan sumbangan untuk pembangunan
desa.
Secara
administratif Desa Sumberklampok saat itu dibagi atas tiga dusun yakni Tegal
Bunder, Sumberklampok, Sumber Batok, sedangkan satu banjar yaitu Teluk Terima
menjadi satu dusun dengan Sumberbatok.
Desa
Sumberklampok memiliki masyarakat yang majemuk dari suku, agama, adat istiadat
serta budaya. Namun secara umum tetap menjaga kelestarian budaya lokal. Dengan
adanya banyak perbedaan tidak menjadi kendala bagi masyarakat untuk
bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat lain.
Kepala
Desa pertama kali yang dipilih adalah Pawiro Sentono dan selanjutnya mengangkat
Carik (Sekretaris Desa) dua tahun berikutnya, bernama Mandor Tamin (mandor
kehutanan atau petugas kehutanan) sebagai pembantunya dalam tugas-tugas Kepala
Desa.
Berdasarkan
data, adapun nama-nama Kepala Desa/Perbekel yang pernah memimpin Desa
Sumberklampok adalah sebagai berikut.
Pawiro
Sentono tahun 1967 – 1972.
I
Gusti Nyoman Degdeg tahun 1972 – 1973.
Putu
Mertadana tahun 1973 – 1974
Abidin
tahun 1974
Putu
Warka tahun 1974 – 1996
Sariman
tahun 1996 – 2000
Made
Nuryatha tahun 2000 – 2002
I
Putu Artana tahun 2002 – 2013
I
Wayan Sawitra Yasa tahun 2013. (TB)