Ilustrasi Memedi. net. |
Anak-anak
di Bali khususnya yang hidup di pedesaan pasti sering ditakut-takuti oleh orang
tuanya jika anak itu bandel dan suka keluyuran saat siang hari tepatnya pukul
12.00. Biasanya orang tuanya akan mengatakan: eda luas tengai tepet, nyanan
engkebang memedi yang jika dibahasa Indonesiakan akan menjadi, jangan pergi saat
tengah hari, nanti diculik memedi. Dengan menakut-nakuti seperti itu, maka sang
anak akan menurut dengan perkataan orang tuanya.
Namun
yang jadi pertanyaan, apakah memedi itu memang benar-benar ada dan suka
menculik atau menyembunyikan anak-anak?
Secara
umum masyarakat Bali mendeskripsikan memedi sebagai makhluk halus yang berambut
merah seperti api. Selain itu dipercaya juga memedi ini memiliki kulit menyala
merah. Menurut kepercayaan, memedi ini bisanya mendiami semak-semak, pohon
besar, ataupun batu besar.
Konon
makhluk ini senang bermain dengan anak-anak, sehingga sering dikatakan memedi
suka menculik atau menyembunyikan anak-anak. Jika seorang anak disembunyikan
memedi, maka manusia tak akan bisa melihatnya walaupun anak tersebut masih
berada di tempat tersebut.
Aagar
anak yang disembunyikan atau diculik memedi bisa ditemukan, biasanya warga akan
beramai-ramai menabuh alat musik atau peralatan dapur. Dengan bunyi-bunyian
tersebut, anak yang disembunyikan akan dikembalikan.
Sementara
itu menurut Jro Putu Agus Panca Saputra seperti yang dikutip dari Bali Express
disebutkan dalam Lontar Ental Gadang tertulis ada banyak jenis makhluk astral yang
salah satunya adalah memedi.
Menurut
Panca, memedi biasanya tinggalnya di semak-semak, dibalik batu besar, pohon dan
dekat dengan perkampungan manusia. Umumnya memedi senang bermain dengan
anak-anak kecil.
Pada
kebanyakan kasus menghilangnya anak kecil dan tidak pulang sampai larut malam,
sering dipercaya disebabkan karena disembunyikan memedi. Cara menanggulanginya
jika ada anak-anak yang hilang akibat diculik memedi, maka bisa dicari dengan
membunyikan alat-alat dapur, agar bising.
Selain
itu, bisa juga dengan menggunakan pecanangan, dan memohon tirta di Kembulan
agar dimudahkan proses pencariannya. Sehingga, jika sedang tengai tepet dan sandi
kala, anak-anak dilarang bermain di luar rumah karena sangat rentan diculik
memedi. Biasanya anak yang diculik memedi kebanyakan melik, atau punya tanda
lahir tertentu, sehingga disenangi memedi.
Selain
itu, dari asal katanya, memedi berasal dari kata dasar wedi. Wedi ini bermakna
takut. Kata wedi ini kemudian mengalami proses dwipurwa atau pengulangan bunyi menjadi
memedi. Memedi artinya sesuatu yang menakutkan.
Ada
juga yang mengatakan jika memedi berwujud seorang nenek tua kumal dan rambutnya
panjang terurai coklat kemerahan dan sangat ditakuti oleh anak-anak. (TB)