![]() |
Sumber; pixabay.com |
Teks
Bali kuno memang kaya akan pengetahuan. Mulai dari pendidikan, kawisesan,
kesaktian, bahkan hingga pengobatan. Salah satu teks pengobatan tersebut
bernama Lontar Usada Buduh.
Lontar
Usada Buduh memuat informasi tentang pengobatan untuk penyakit gila atau
sekarang disebut dengan sebutan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Pengobatan
yang termuat dalam lontar ini pun menggunakan bahan-bahan yang alami yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Lontar
Usada Buduh menuliskan, ada beberapa jenis penyakit gila dengan cirinya
masing-masing. Setiap ciri yang ditunjukkan oleh penderita, akan memiliki cara
pengobatan dan obatnya masing-masing.
Berikut
adalah tiga ciri penyakit gila dari sekian banyak ciri menurut Lontar Usadha
Buduh. Pembahasan ini juga menyertai bahan obat dan pengobatan yang dilakukan.
1. Bernyanyi-nyanyi dan
menyebut-nyebut nama Dewa
Salah
satu ciri orang gila yaitu bernyanyi-nyanyi dan menyebut-nyebut nama Dewa. Untuk
pengobatannya menggunakan sarana kunir (Curcuma domistica VAL.) yang berwarna
kemerah-merahan. Ketumbar (Cariandrum sativum L.), garam bercampur arang.
Gunakan
bahan-bahan tersebut sebagai jamu. Teteskan ke hidung dan mata. Setelah itu
kembali diminumkan air kelapa (Cocus nucifera L.) muda dari jenis kelapa mulung
(kelapa kulitnya hijau, pangkal tangkainya merah).
2. Menangis siang malam sambil
menyebut-nyebut nama seseorang
Juga
ada orang gila dengan yang memiliki ciri-ciri menangis siang malam sambil
menyebut-nyebut nama seseorang. Jika ciriya seperti itu, maka sarana
pengobatannya yakni putik kelapa mulung dan akar kelapanya yang masih muda, 2
biji pantat bawang merah (Allium cepa L.), 2 biji adas (Foeniculum Vilgare
MILL.), ketan hitam, dicampur dan minumkannya.
3. Suka pergi kesana-kemari
Yang
ketiga, ciri-ciri orang gila menurut Lontar Usada Buduh yakni suka pergi
kesana-kemari. Sakit ini namnya sakit edan kabinteha.
Sarana
pengobatannya yaitu 25 biji ketumbar, asam (Tamarindus incica L.) tanek (asam
dikukus), gula enau, santan kane (kental), campur dan minumkan.
Untuk
bedaknya gunakan setangkai kelor munggi (Moringga Oleifera LAMK.), setangkai
kesawi (Brassica juncea Coss.), pala (Myristica fragons Houtt.), tri ketuka
terdiri dari 3 unsur yaitu bawang merah, bawang putih, dan jerangan (Acorus
calamus Linn), air cuka.
Mantra
obat dan borehnya yakni: Ong asta astu ya
nama swaha, ala ala ilili swaha, sarwa bhuta wistaya, sarwa guna wini swaha, ah
astu ya astu.
Ucapkan
mantra ini sebanyak tiga kali. Arti dari mantra ini kurang lebih: ya Tuhan
semoga kami selamat, segala penyakit hilang, segala gangguan para bhuta hilang.
(TB)