Biodata dan Profil Happy Salma, Artis Multitalenta yang Pindah Agama dan Kini Jadi Keluarga Bangsawan di Ubud Bali

Author:
Share

Happy Salma adalah sosok yang penuh warna dalam dunia hiburan Indonesia. Berkiprah sejak akhir 1990-an, ia tak hanya dikenal sebagai aktris, tetapi juga produser teater, penulis, dan pengusaha.

Karier panjangnya yang sarat pencapaian ini membuatnya menjadi panutan bagi banyak orang.

Lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada 4 Januari 1980, Happy tumbuh dalam lingkungan keluarga yang hangat.

Ia adalah putri dari pasangan H. Dachlan Suhendra dan Hj. Iis Rohaeni. Perjalanan hidupnya mengalami titik balik ketika ia menikah dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa, seorang bangsawan Bali, pada 3 Oktober 2010.

Pernikahan tersebut berlangsung di Puri Saren Kauh, Ubud, Gianyar, Bali, dan membuat Happy berpindah agama ke Hindu. Setelah menikah, ia menerima gelar Jero dan dikenal dengan nama Jero Happy Salma Wanasari.

BACA JUGA  Sejarah Desa Baturinggit Karangasem, Dulu Bagian dari Desa Kubu

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua anak, Tjokorda Sri Kinandari Kerthyasa dan Tjokorda Ngurah Rayidaru Kerthyasa.

Sebelum menjadi bagian dari keluarga Puri Ubud, Happy Salma telah aktif di dunia seni peran.

Ia memulai karier dari sinetron, tetapi kecintaannya pada sastra mendorongnya untuk menulis buku.

Beberapa karya yang lahir dari tangannya adalah kumpulan cerpen Pulang (2006) dan Telaga Fatamorgana (2008). Ia juga berkolaborasi dengan Pidi Baiq menulis novel Hanya Salju dan Pisau Batu (2010) serta meluncurkan biografi kreatif The Warrior Daughter (2015).

Di luar dunia kepenulisan, Happy aktif di panggung teater. Debutnya sebagai Nyai Ontosoroh dalam pementasan Nyai Ontosoroh (2007) menjadi langkah awalnya di dunia teater yang lebih serius.

BACA JUGA  Kenapa Benang Tri Datu Digunakan Umat Hindu di Bali? Ini Sejarah, Makna dan Fungsinya

Peran ini kemudian diikuti oleh penampilan lainnya, seperti monolog Ronggeng Dukuh Paruk dan teater musikal Inggit Garnasih.

Ia juga mendirikan Titimangsa Foundation, sebuah yayasan seni yang telah memproduksi sejumlah pementasan besar, termasuk Cinta Tak Pernah Sederhana dan Nyanyi Sunyi Revolusi.

Selain menekuni dunia seni, Happy juga berbisnis di industri perhiasan. Bersama Sri Luce Rusna dan Franka Makarim, ia mendirikan Tulola, sebuah brand yang mengangkat kekayaan budaya Indonesia melalui desain perhiasan unik.

Salah satu koleksi terkenalnya, Juwita Malam, mengambil inspirasi dari musik keroncong. Tulola kini memiliki toko di Bali dan beberapa tempat di Jakarta.

BACA JUGA  Mengapa Umat Hindu Menggunakan Bija? Ini Penjelasan Makna, Fungsi hingga Mantra

Pencapaian Happy di dunia seni telah diakui dengan berbagai penghargaan. Ia meraih gelar Pemeran Pembantu Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia 2010 dan Aktris Terbaik dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 2014.

Tak hanya berakting, Happy juga merambah dunia penyutradaraan dengan menggarap film pendek, omnibus, hingga serial yang tayang di Mola TV.

Dengan bakat dan dedikasi yang luar biasa, Happy Salma terus berkontribusi pada seni, budaya, dan sastra Indonesia.

Kiprahnya yang beragam dan pencapaiannya yang gemilang membuatnya menjadi sosok inspiratif yang tak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. (TB)

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!