Dalam tradisi Hindu, terdapat beberapa aturan dan pantangan dalam bersembahyang, salah satunya yang sering menjadi perdebatan adalah mengenai wanita yang sedang menstruasi atau mengalami cuntaka.
Banyak yang beranggapan bahwa wanita haid dilarang bersembahyang. Namun, apakah benar demikian?
Sebenarnya, ajaran Hindu tidak melarang wanita yang sedang haid untuk tetap melakukan persembahyangan.
Hanya saja, mereka dianjurkan untuk melakukannya di tempat selain area suci seperti pura atau sanggah.
Hal ini sesuai dengan ajaran kitab suci yang termuat dalam sloka berikut:
Eko dam saroa bhutesu gudas
Sarva vyapi saiva bhintantar-atma
Karmadhyaksas sarva bhuta drivassas
Saksi ceta kevalo nirgunasca.
(Svetasvatara Upanisad VI.II)
Sloka tersebut memiliki makna bahwa Tuhan berada di dalam semua makhluk, menyusupi inti kehidupan mereka, menjadi saksi atas setiap perbuatan, dan tidak terikat oleh sifat duniawi.
Artinya, setiap individu, termasuk wanita yang sedang menstruasi, tetap dapat berhubungan dengan Tuhan melalui doa dan persembahyangan, meskipun tidak di pura.
Dalam agama Hindu, dikenal dua cara memuja Hyang Widhi, yakni:
- Niwerti Marga: Memuja Tuhan melalui jalan manasa japa, yaitu berdoa dalam hati atau mengulang mantra suci secara batiniah.
- Prawerti Marga: Memuja Tuhan dengan cara mendatangi pura, melaksanakan persembahyangan, atau mengikuti upacara yadnya.
Bagi wanita yang sedang menstruasi, mereka disarankan menjalankan Niwerti Marga, yakni berdoa di rumah atau di tempat lain yang bukan area suci. Hal ini karena saat haid, seorang wanita dianggap dalam kondisi cuntaka yang terkait dengan ketidakseimbangan jasmani dan rohani.
Menurut ajaran Hindu, cuntaka adalah keadaan tidak suci yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kematian anggota keluarga, kelahiran anak, hingga menstruasi.
Dalam masa cuntaka, seseorang tidak diperbolehkan memasuki area suci seperti pura karena dianggap belum dalam keadaan stabil, baik secara fisik maupun mental.
Secara ilmiah, menstruasi memang dapat memengaruhi kondisi tubuh wanita. Hormon yang berfluktuasi selama haid sering membuat mereka mudah lelah, mudah tersinggung, atau mengalami nyeri perut hebat, yang bisa mengganggu konsentrasi saat berdoa.
Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa wanita haid dianjurkan beristirahat dan tidak beraktivitas berlebihan di tempat ibadah.
Dengan pemahaman ini, diharapkan umat Hindu dapat lebih bijak dalam melihat aturan terkait menstruasi.
Menstruasi bukanlah hal yang menjauhkan seseorang dari Tuhan, melainkan bagian dari siklus alami tubuh yang tetap memungkinkan seorang wanita menjalankan ibadah dengan cara yang disesuaikan. (TB)