![]() |
Sumber foto; https://pixabay.com/ |
Sebelumnya
TelusurBali.com telah mengulas atau membahas tentang cetik secara umum dalam
artikel Mengenal Cetik, Racun Tradisional Bali yang Membahayakan Nyawa. Dan kali ini akan dibahas tentang salah satu
jenis yang dianggap paling berbahaya di Bali yakni cetik crongcong polo. Cetik
ini dianggap berbahaya karena menyerang otak manusia.
TelusurBali.com telah mengulas atau membahas tentang cetik secara umum dalam
artikel Mengenal Cetik, Racun Tradisional Bali yang Membahayakan Nyawa. Dan kali ini akan dibahas tentang salah satu
jenis yang dianggap paling berbahaya di Bali yakni cetik crongcong polo. Cetik
ini dianggap berbahaya karena menyerang otak manusia.
Jiwa
Atmaja dalam Jejak Bhairawa di Pulau Bali
(hal. 77) menuliskan di antara semua jenis cetik yang ada dalam lontar, cetik crongcong polo ini
merupakan cetik yang paling menakutkan dan dipersepsikan sebagai
racun yang paling menyakitkan dan berbahaya. Namun dalam lontar Usadha Cetik,
jenis cetik ini hanya disebutkan tiga kali yakni bait ke-2, 112, dan 139.
Atmaja dalam Jejak Bhairawa di Pulau Bali
(hal. 77) menuliskan di antara semua jenis cetik yang ada dalam lontar, cetik crongcong polo ini
merupakan cetik yang paling menakutkan dan dipersepsikan sebagai
racun yang paling menyakitkan dan berbahaya. Namun dalam lontar Usadha Cetik,
jenis cetik ini hanya disebutkan tiga kali yakni bait ke-2, 112, dan 139.
Ia
menambahkan, berdasarkan kutipan lontra tersebut crongcong polo memang
menyerang otak dengan gejala-gejala mata merah, badan terasa panas (bait ke-2),
telinga penderita terasa pecah, seperti diseruduk ‘dilumbih beduda,’ mata merah
(bait ke-112) gejala-gejala yang sama juga disebutkan dalam bait ke-113.
menambahkan, berdasarkan kutipan lontra tersebut crongcong polo memang
menyerang otak dengan gejala-gejala mata merah, badan terasa panas (bait ke-2),
telinga penderita terasa pecah, seperti diseruduk ‘dilumbih beduda,’ mata merah
(bait ke-112) gejala-gejala yang sama juga disebutkan dalam bait ke-113.
I
Wayan Yendra dalam Leak Ngamah Leak (hal.
148) menuliskan gejala seseorang terkena cetik crongcong polo yakni
sakit kepala berat sebelah atau seluruhnya, mata merah melotot, tetapi tidak
sakit, benda-benda yang dilihatnya terasa berputar.
Wayan Yendra dalam Leak Ngamah Leak (hal.
148) menuliskan gejala seseorang terkena cetik crongcong polo yakni
sakit kepala berat sebelah atau seluruhnya, mata merah melotot, tetapi tidak
sakit, benda-benda yang dilihatnya terasa berputar.
Jiwa
Atmaja menuliskan untuk pengobatan cetik jenis ini menggunakan sarana keong
kraca, madu klupa (madu kental seperti menyan), air jeruk, dan belerang merah. Basuhan
air belerang merah dimasak diisi dengan keong kraca, madu, air jeruk, minyak
kelapa lalu diteteskan pada hidung. Pada pelipis penderita ditempelkan daun
kelor dicampur dengan minyak ular. Namun tidak dijelaskan apakah daun kelor
diulek atau ditempel biasa.
Atmaja menuliskan untuk pengobatan cetik jenis ini menggunakan sarana keong
kraca, madu klupa (madu kental seperti menyan), air jeruk, dan belerang merah. Basuhan
air belerang merah dimasak diisi dengan keong kraca, madu, air jeruk, minyak
kelapa lalu diteteskan pada hidung. Pada pelipis penderita ditempelkan daun
kelor dicampur dengan minyak ular. Namun tidak dijelaskan apakah daun kelor
diulek atau ditempel biasa.
Hal
senada juga disebutkan I Ketut Suwidja dalam Berbagai Cara Pengobatan Menurut Lontar Usdha Pengobatan Tradisional
Bali dimana bahan obat cetik crongcong polo berupa siput kakaraci, madu
klupa, air jeruk, belerang merah, lalu ditutuh atau diteteskan pada bagian
hidung. (TB)
senada juga disebutkan I Ketut Suwidja dalam Berbagai Cara Pengobatan Menurut Lontar Usdha Pengobatan Tradisional
Bali dimana bahan obat cetik crongcong polo berupa siput kakaraci, madu
klupa, air jeruk, belerang merah, lalu ditutuh atau diteteskan pada bagian
hidung. (TB)
BACA JUGA: