![]() |
Sumber: id.wikipedia.org |
Bima kadang dianggap sebagai anak
dari Dewa Bayu. Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa Kunti memanggil
Dewa Bayu dengan mantra pemanggil para dewa. Bayu uncul dihadapan Kunti dan
menganugrahi seorang anak bernama Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima menjadi
orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.
Pada masa kanak-kanak, kekuatan Bima
tidak ada tandingannya di antara anak-anak sebayanya. Kekuatan tersebut sering
dipakai untuk menjahili para sepupunya, yaitu Korawa. Duryodana salah satu
Korawa yang tertua sangat benci dengan sikap Bima yang selalu jahil. Kebencian
tersebut berkembang menjadi niat untuk membunuh Bima.
Pada suatu hari ketika para Korawa
serta Pandawa pergi bertamasya di daerah sungai Gangga, Duryodana menyuguhkan makanan
dan minuman kepada Bima. Sebelum memberikan makanan itu kepada Bima, ternyata
telah dicampur dengan racun. Karena Bima tidak curiga, ia menyantap makanan
tersebut.
Makanan tersebut membuat Bima jatuh
pingsan. Mengetahui Bima pingsan karena racun itu, Duryodana pun mengikat tubuh
Bima kuat-kuat dengan menggunakan tanaman menjalar. Setelah itu, dengan
menggunakan rakit, Bima dihanyutkan ke sungai Gangga.
Saat rakit yang membawa Bima sampai
di tengah sungai, ular-ular yang hidup di sekitar sungai tersebut mematuk badan
Bima. Secara ajaib, bisa ular tersebut berubah menjadi penangkal bagi racun
yang dimakan Bima.
Ketika sadar, Bima langsung
melepaskan ikatan tanaman menjalar yang melilit tubuhnya, lalu ia membunuh
ular-ular yang menggigit badannya. Beberapa ular menyelamatkan diri untuk menemui
rajanya, yaitu Antaboga.
Antaboga atau Anataboga atau
Anantaboga adalah seekor ular raksasa. Ia diceritakan pada awal mitologi, pada
penciptaan dunia. Antaboga membantu mengaduk lautan susu atau ksirarnawa untuk
mencari tirta amerta.
Dalam pewayangan Jawa, Antaboga
adalah raja ular yang hidup di dasar bumi yang mengasuh Wisanggeni.
Perwujudannya adalah naga dengan mahkota memakai badhong berambut dan memakai
baju yang biasanya berwarna merah serta mengenakan kalung emas.
Ada pula yang menyatakan bahwa Antaboga
adalah tali energi yang menghubungkan manusia melalui cakra mahkota dengan Sang
Maha Pencipta. Pemahaman ini dikenal dikalangan para penganut spiritual kejawen
Saat Antaboga mendengar kabar bahwa
putra Pandu yang bernama Bima telah membunuh anak buahnya, ia segera menyambut
Bima dan memberinya minuman, yang semangkuknya memiliki kekuatan setara dengan
sepuluh gajah.
Bima meminumnya tujuh mangkuk,
sehingga tubuhnya menjadi sangat kuat, setara dengan tujuh puluh gajah. Bima juga
tinggal di istana Anantaboga selama delapan hari, dan setelah itu ia pulang. (TB)