 |
| Ist. |
Setiap
bertemu orang Hindu Indonesia, khususnya orang Hindu Bali selalu mengucapkan
salam panganjali. Dimana salam tersebut yakni Om Swastyastu. Ini juga merupakan
salam pembuka yang disampaikan dalam setiap acara.
Selain
berlaku sebagai salam, ucapan Om Sastyastu ini juga merupakan doa yang
dipanjatkan untuk keselamatan semua makhluk. Om Swastyastu ini berasal dari
Bahasa Sansekerta yang berasal dari kata Om, Swastu, dan Astu.
Kata
Om merupakan kata sakral dalam Hindu yang disimbolkan dengan Ong Kara. Om ini
merupakan sebutan untuk Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi. Dengan kata Om ini
menyiratkan tiga makna yakni Tuhan sebagai Pencipta, Pemelihara dan Pelebur.
Dengan demikian, mengucapkan kata Om berarti kita memuliakan Tuhan, termasuk
juga memanjatkan doa atau puja puji pada Tuhan. Sehingga bisa kita artikan Om
memiliki arti Ya Tuhan.
Dalam
Bhagawad Gita kata Om ini dinyatakan sebagai simbol untuk memanjatkan doa pada
Tuhan. Karena itu mengucapkan Om dengan sepenuh hati berarti kita memanjatkan
doa pada Tuhan yang artinya ya Tuhan. Setelah mengucapkan Om dilanjutkan dengan
kata swasti.
Kata
Swasti berasal dari urat kata Su yang artinya baik dan asti yang artinya ada.
Sehingga Swasti bisa diartikan baik dan ada atau bisa juga berarti selamat, bahagia,
dan sejahtera. Dari kata Swasti ini kemudian muncul istilah swastika yang
menjadi simbol Agama Hindu. Swastika bisa diterjemahkan sebagai keadaan yang
bahagia.
Sedangkan
kata Astu memiliki arti semoga. Sehingga jika dirangkum, Om Swastyastu memiliki
arti Ya Tuhan semoga kami selamat atau semoga selamat atas rahmat Tuhan Yang
Maha Esa. Dengan demikian maka pada setiap kegiatan telah dilaksanakan saling
doa mendoakan satu sama lain. Dengan mengucapkan panganjali Om Swastiastu itu,
sebenarnya kita sudah memohon perlindungan kepada Sang Hyang Widhi yang
menguasai seluruh alam semesta ini.
Sementara
itu, pengertian Swastyastu dalam beberapa kamus yakni dalam kamus Bahasa Bali kata
Swastyastu berasal dari kata suasti, yang berarti selamat, menjadi suastiastu
yang berarti semoga selamat. Dalam kamus Kawi-Bali, kata Swastyastu berasal
dari kata swasti yang berarti raharja, rahayu, bagia, dan rahajeng. Astu yang
berarti dumadak, patut, sujati, sinah. Kata astu berkembang menjadi Astungkara
yang berarti puji, alem dan sembah. Sehingga swastyastu berarti semoga selamat,
semoga berbahagia.
Selain
itu, dalam Kamus Jawa Kuna-Indonesia disebutkan, kata Swasti berarti
kesejahteraan, nasib baik, sukses; hidup, semoga terjadilah, sedangkan astu
memiliki dua arti yaitu: pertama Semoga terjadi, terjadilah dan kedua
nyata-nyata, sungguh-sungguh. Sementara kata astu berkembang menjadi astungkara
yang berarti berkata astu, mengakui, mengiyakan dengan segan, perkataan astu.
Dari pengertian tersebut kata swastyastu berarti semoga terjadilah nasib baik,
sungguh sejahtera.
Dalam
kamus Sanskerta-Indonesia kata Svasti berarti hujan batu es, salam,
selamat berpisah, selamat tinggal. Berkembang menjadi svastika, svastimukha, svastivacya.
Kata svastika berarti tanda sasaran gaib, tidak mendapat halangan,
pertemuan empat jalan, lambang agama Hindu. Svastimukha berarti yang
belakang, terakhir, penyanyi, penyair. Svastivacya berarti salam ucapan
selamat. Kata astu berarti sungguh, memuji. Dari pengertian kedua kata tersebut
dapat disimpukan svastiastu berarti menyatakan selamat berpisah.
Dari
sumber-sumber kamus tersebut, dapat disimpulkan bahwa Swastyastu memiliki
pengertian semoga selamat, semoga bahagia, semoga sejahtera.
Dalam
penggunaannya pada kehidupan sehari-hari kata swastyastu diawali dengan kata Om
sebagai ucapan aksara suci Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sehingga menjadi Om
Swastyastu. Kata ini biasa atau lumrah digunakan sebagai salam pembuka kemudian
diakhiri dengan Om Santih, Santih, Santih Om yang berarti semoga damai di hati,
damai di dunia, dan damai di akhirat. (TB)