Ist |
Seorang
pengguna media sosial instagram I Nyoman Sankarsana dengan akun @sanksr_komink,
membagikan potongan video saat berada di puncak Gunung Agung Bali pada Februari
2022. Dalam video tersebut terlihat lima orang lelaki yang sedang duduk di
puncak gunung. Selain itu, yang menarik dalam video tersebut juga tampak seekor
anjing belang berwarna putih cokelat. Anjing ini bernama Joni. Ia terlihat
meminta makanan kepada lelaki yang duduk di depannya. “Jadi Si Joni ini
menemani kita sampai ketinggian 3 ribu meter,” kata salah seorang lelaki dalam
video tersebut.
Diketahui
anjing yang bernama Joni ini sempat viral pada tahun 2017 lalu saat Gunung
Agung mengalami erupsi. Ia viral bersama pasangannya yang bernama Jono. Anjing
ini juga merupakan anjing baik yang menjadi pemandu bagi pendaki Gunung Agung.
Kisah anjing ini pun viral di seluruh dunia.
Dilansir
dari Kompas.com Jono dan Joni, sangat akrab di kalangan pendaki yang pernah
menuju puncak Gunung Agung. Kedua anjing tersebut diketahui tinggal di dekat
Pura Tirta Giri Kusuma yang berjarak sekitar 4 jam perjalanan dari Pura
Besakih. Kedua hewan ini dikenal sebagai anjing pemandu para pendaki gunung.
Salah
seorang warga asal Dusun Pala Desa Besakih, Wayan Mangku Badra yang berprofesi
sebagai pemandu wisata Gunung Agung pada
Jumat 6 Oktober 2017 menuturkan jika Jono dan Joni adalah milik seorang pemuda
yang akrab dipanggil Upih. Upih sering mengajak kedua anjingnya itu bermain di
dekat Pura Giri, jalur yang dilewati para pendaki. Hingga kemudian Upih
ditemukan tewas bunuh diri di dekat area tersebut.
“Kejadian
itu sekitar 2 tahun yang lalu. Saya kenal Upih karena kita tinggal berdekatan.
Tidak tahu alasan apa dia bunuh diri. Sejak saat itu Joni dan Joni tidak mau
turun dari sekitar Pura Giri,” kata lelaki yang mendaki Gunung Agung pertama
kali pada tahun 1973 kepada kompas.com.
Mangku
Badra mengatakan, banyak pendaki yang melewati jalur pendakian memberi makan
dan minum kepada Jono dan Joni, sehingga mereka berdua menjadi jinak. Mereka
juga selalu ikut rombongan pendaki hingga ke puncak Gunung Agung. Mereka lari
naik lebih dulu. Jika rombongan tidak terlihat, mereka akan menunggu, tapi jika
terlalu lama Jono dan Joni akan kembali mencari rombongan pendaki. Anjing ini pun
jadi legenda di antara para pendaki yang pernah ke Gunung Agung.
“Saya
kenal baik kedua anjing itu sejak kecil karena sering naik ke atas dan bertemu
dengan Joni dan Joni yang selalu ikut dengan rombongan pendaki sampai ke puncak
Agung,” imbuhnya.
Namun
saat Gunung Agung naik status menjadi awas, keberadaan Joni dan Jono sempat
misterius. Mangku Badra mengaku bertemu kedua anjing tersebut saat turun dari
Gunung Agung pada tanggal 20 September 2017 atau dua hari sebelum status Gunung
Agung naik menjadi awas. Dirinya pun mengajak Jono dan Joni turun, tetapi kedua
anjing tersebut menolak dan balik arah menuju Pura Giri.
“Saat
itu saya ngasih minum Joni. Ini fotonya sempat difoto oleh salah seorang teman.
Joni ini anjing betina saat bertemu terakhir dia seperti habis melahirkan. Tapi
saya nggak ketemu sama anak-anaknya dan juga Jono, pasangannya. Kalau Jono
warnanya dominan hitam,” kata Mangku Badra.
Ia
pun mengatakan kedua anjing itu sudah biasa bertahan di gunung dengan makan
umbi-umbian dan setia menjaga tempat ditemukannya Upih yang meninggal bunuh
diri. “Mereka tidak mau diveakuasi. Kadang saya juga kepikiran dengan mereka di
atas sana,” katanya.
Sementara
itu, dilansir dari Viva.co.id seorang pemandu Wayan Dharta mengatakan, sebenarnya
tak hanya Jono dan Joni yang hidup di Gunung Agung. Ada tiga ekor anjing
lainnya, yakni seekor anjing betina bernama Anggrek dan sepasang anjing yang
mirip dengan Jono dan Joni, yang bernama Sempol dan Lubak. Karena kemiripannya
dengan Jono dan Joni, Sempol dan Lubak kerap dianggap sebagai Jono dan Joni
oleh mereka yang tidak mengetahui sejarah anjing-anjing Gunung Agung.
Bahkan,
saat Dharta mengevakuasi Sempol dan Lubak dari Gunung Agung, banyak orang yang
mengira pasangan anjing ini sebagai Jono dan Joni. Sebenarnya menurut Dharta,
sangat mudah membedakan antara Jono dan Joni dengan Sempol dan Lubak. “Jono dan
Joni itu ada di Jalur Pura Besakih, sedangkan Sempol dan Lubak berada di Jalur
Pura Pasar Agung,” tuturnya.
Dharta
menuturkan, sebenarnya anjing pertama yang mendaki Gunung Agung hingga ke
puncaknya ialah anjing bernama Anggrek. Anggrek merupakan anjing milik Wayan
Widiyasa, pemandu wisatawan paling senior di Gunung Agung. Anggrek sudah mulai
mendaki bersama tuannya sejak tahun 2002. “Kira-kira sampai tahun 2004,
lalu si Anggrek ditembak mati, waktu ada wabah rabies, karena dia tidak pakai
kalung jadi dianggap liar, kemudian ditembak mati,” katanya.
Sementara
itu, Jono dan Joni merupakan sepasang anjing milik pemandu wisata bernama Upih.
Jono dan Joni mulai diajarkan empunya untuk mendaki Gunung Agung melalui jalur
pendaki Pura Besakih. Jono dan Joni sering naik gunung bersama Upih, untuk
memandu pendaki dan wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam Gunung Agung.
Namun,
setelah Upih meninggal dunia, Jono dan Joni tak mau pulang ke rumah dan memilih
bertahan hidup di Gunung Agung. Jika ada pendaki yang membutuhkan
pertolongannya, biasa Jono dan Joni datang memandu.
Sedangkan
untuk Sempol dan Lubak, merupakan anjing milik pemandu bernama Leli. Keduanya
merupakan anjing yang kerap membantu pendaki ketika melalui jalur pendakian
Pura Pasar Agung.
Selain
itu, dilansir dari wartakotalive.com, pada Maret 2020 sempat heboh foto anjing
di puncak Gunung Agung. Foto ini merupakan potret hitam putih hasil pencitraan
kamera jebakan yang terpasang di puncak Gunung Agung, Karang Asem, Bali. Walau
hanya berbentuk siluet, sosok anjing dalam potret yang diambil oleh Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) itu sangat terlihat jelas. Anjing
terlihat dalam posisi berdiri menghadap ke arah kawah. Potret tersebut tersebar
luas di media sosial.
satu
di antaranya diunggah kembali oleh Pendiri Animal Hope Shelter Christian Joshua
Pale lewat akun instagramnya @christian_joshuapale; pada Kamis 5 Maret 2020. Dalam
watermark yang tercetak pada potret, diketahhui potret tersebut diambil pada
Selasa 3 Maret 2020 pukul 05.57 Wita.
Beragam
pertanyaan pun disampaikan masyarakat. Bukan hanya sosok anjing yang naik ke
atas puncak Gunung Agung, pertanyaan lebih kepada siapa anjing yang terekam
dalam kamera tersebut. Pasalnya, diketahui terdapat sepasang anjing bernama
Jono dan Joni yang menjadi legenda di Gunung Agung, Bali. Kedua anjing itu
dikenal sebagai anjing pemandu para pendaki gunung. Namun, sejak erupsi terjadi
pada akhir tahun 2017 silam, sosok kedua anjing tersebut kini sudah tidak
terlihat lagi. (TB)