Pura Agung Surya Bhuvana Papua |
Pura
Agung Surya Bhuvana merupakan salah satu pura yang digunakan oleh umat Hindu di
Papua untuk melakukan persembahyangan. Dalam pelaksanaan Pekan Olahraga
Nasional (PON) ke 20 di Papua, pura ini digunakan sebagai lokasi posko ofisial
kontingen Bali yang bertanding dalam PON Papua tersebut. Pura ini juga
sekaligus menjadi tempat persinggahan para atlet dan menjadi lokasi ibadah bagi
kontingen pemeluk agama Hindu.
Pura
Agung Surya Bhuvana ini dibangun oleh warga asal Bali di perantauan Papua. Sebelum
berdirinya pura ini, warga Hindu Bali melakukan persembahyangan di rumah warga
Bali yang bertugas di sana. Hal ini dilakukan sebab pada saat itu belum ada
pura yang dibangun. Semakin lama, semakin banyak umat Hindu yang mengabdi di
Papua, khususnya di Jayapura. Melalui proses yang cukup panjang, maka pada
tahun 1979 dirintislah pembangunan sebuah pura di daerah Skyline, Jayapura.
Dikutip
dari Jurnal Kajian Bali Volume 10 Nomor 1, April 2020 dituliskan pada mulanya
yang dibangun hanyalah sebuah tempat persembahyangan sederhana dari bambu yang
diberi nama turus lumbung. Selanjutnya secara bertahap bangunan pura dapat terealisasi
berkat kerja keras pimpinan, tokoh masyarakat, dan seluruh umat serta bantuan
dari beberapa orang Bali yang pernah bertugas di Irian Jaya/Papua serta
pemerintah daerah.
Pura
ini terletak di Kelurahan Vim, Kecamatan Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Jalan
Abepura No. 38 Skyline, Jayapura. Pura ini dibangun di atas tanah seluas 7.790 meter
persegi. Pembangunannya didasarkan pada konsep Tri Mandala yang terdiri atas Utama
Mandala (Jeroan), Madya Mandala (Jaba Tengah), dan Nista Mandala atau Jaba Sisi.
Pura ini diresmikan oleh Gubernur Irian Jaya tanggal 4 Oktober 1990
Selaku
pengempon atau penanggung jawab Pura Agung Surya Bhuvana (PASB) adalah Parisada
Hindu Dharma Indonesia Kota Jayapura dengan pihak pengurus pura setempat.
Sebagai sebuah pura umum yang terbesar di Papua saat ini, Pura Agung Surya Bhuvana
telah ditetapkan oleh Parisadha Hindu Dharma Pusat sebagai Padma Bhuana
Nusantara bagian timur. Uniknya, pada tembok penyengker pura yang memakai gaya
Bali dihiasi ornamen episode cerita Tantri.
Kesan
Penduduk lokal papua serta masyarakat non-Hindu diwujudkan dengan menerima dan
mengapresiasi Pura Agung Surya Bhuvana sebagai sebuah pusaka budaya atau bangunan
tempat suci yang megah dan artistik sehingga layak dikunjungi sebagai objek
wisata di Kota Jayapura, Papua. Pura Agung Surya Bhuvana kini telah berkembang
menjadi daya tarik pariwisata di Jayapura. Pura ini mulai dikenal secara
nasional dan internasional melalui promosi yang dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung lewat YouTube, Google, Facebook, WA, Telegram.
Saat
sebelum pandemi, rata-rata kunjungan tamu atau wisatawan pertahun adalah
1.800.000 orang. Wisatawan yang berkunjung ke Pura Agung Surya Bhuvana terdiri
atas wisatawan domestik dan mancanegara. Mereka adalah wisatawan domestik baik
dari Papua maupun dari daerah lain di Indonesia.
Selain
sebagai objek pariwisata, Pura Agung Surya Bhuvana kini juga berkembang menjadi
pusat studi sosial budaya tentang tradisi Hindu Bali. Hal ini tercermin dengan
adanya kunjungan anak-anak sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, setingkat SMP, SMA sampai
ke Perguruan Tinggi ke tempat ini.
Sementara
itu, berdasarkan informasi dari Ketua Parisadha Hindu Dharma Provinsi Papua dan
Kota Jayapura, Komang Alit Wardhana dan Ida Bagus Suta Kertya, saat ini
tercatat sekitar 6.300 orang Bali menetap di Papua. Mereka di antaranya bekerja
sebagai petani, pegawai negeri, dan TNI-Polri.
Jumlah
orang Bali paling banyak terdapat di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Mereka
adalah transmigran Bali yang dominan berasal dari Kabupaten Karangasem. Banyaknya
orang Bali di Papua tampak secara tidak langsung berdampak terhadap banyak pura
di daerah tersebut.
Sampai
saat ini, di Papua terdapat lebih dari 36 buah pura, yang tersebar di Provinsi Papua
dan Papua Barat. Salah satu pura terbesar dan termegah di Papua adalah Pura
Agung Surya Bhuvana ini. (TB)