Kedux Paparkan Konsep Ogoh-ogoh Tedung Agung, Perpaduan Bali dan Cina?

Author:
Share
Screenshot Youtube Kedux Garage Bali
Hari Raya Nyepi akan segera tiba. Tahun 2020 ini, Hari Raya
Nyepi dilaksanakan pada Rabu, 25 Maret 2020. Sehingga sehari sebelumnya yakni
Selasa, 24 Maret 2020 dinamakan Pangerupukan. Saat Pangerupukan inilah
dilaksanakan pawai ogoh-ogoh.
Untuk persiapan pawai ogoh-ogoh pada peringatan Nyepi
saka 1942, beberapa sekaa teruna sudah siap dengan konsep yang akan diusung.
Begitupun Banjar Tainsiat, Denpasar sudah mulai membuat konsep, dimana
ogoh-ogoh mereka mengangkat judul Tedung Agung.
Pembuatan ogoh-ogoh di Banjar Tainsiat ini digawangi oleh
Nyoman Gede Sentana Putra atau yang lebih dikenal dengan nama Kedux Garage.
Dalam video berdurasi 7:44
menit berjudul
KENAPA “TEDUNG AGUNG”???? yang diunggah di channel youtube Kedux
Garage Bali, Kedux menuturkan konsep tentang ogoh-ogoh Tedung Agung yang akan
dibuat.
Inspirasi dari konsep ogoh-ogoh ini ia dapatkan saat
dirinya berada di Jepang untuk mengikuti kontes motor beberapa waktu lalu. Sebelum
pergi ke Jepang, ia merasakan cuaca di Bali yang panas, dan saat ke Jepang sangat
dingin bahkan suhunya minus dan bahkan sempat hujan selama sehari.
Saat merasakan hal tersebut, yang ada dalam pikirannya
yaitu pajeng. “Insprirasinya di sini kan (di Bali) panas 34 apa 36
beberapa hari atau beberapa bulan sampai tak bisa kerja saya. Setelah itu ada
kompetisi ke luar daerah, pas saya di sana musim dingin, minus. Di sana sempet
hujan sehari di Jepang, kepikiran kayakne pajeng deh, yang kepikiran di kepala
itu,” kata Kedux dalam videonya tersebut.

Sehingga menurutnya, saat musim panas maupun musim hujan,
pajeng (payung) itu selalu diperlukan. Setelah berpikir tentang pajeng, dirinya
pun langsung teringat dengan pajeng klasik yang ada di Bali.
Dari sana dirinya terinspirasi untuk bisa membawa rasa
pajeng tersebut ke dalam ogoh-ogoh. “Itu saya ngeliat bagiamana ornamen-ornamen
free hand di pajeng-pajeng kuno itu kita terapin ke ogoh-ogoh. Kayaknya akan
jadi sesuatu yang masuklah yang bisa mecing sama ogoh-ogoh,” katanya.
Untuk ogoh-ogoh Banjar Tainsiat tahun 2020 ini masih
menggunakan sistem robotik. Olehkarenanya belum bisa menonjolkan anatomi dari
ogoh-ogoh secara detail sehingga ogoh-ogoh tersebut harus menggunakan pakaian
untuk menutup engsel-engsel pada ogoh-ogoh. Sekaligus tahun ini, Kedux ingin
mencari dan melengkapi kekurangan ogoh-ogoh robotik yang ia buat dua tahun
belakangan ini.
Seperti pengalaman tahun 2019 kemarin, ogoh-ogoh
Kumbakarna sempat mengalami masalah pada kakinya karena tidak mampu menopang
beban di bagian atas, sehingga harus ‘diamputasi’ untuk melakukan perbaikan.
Namun akhirnya ogoh-ogoh tersebut bisa bangkit setelah perjuangan dari Kedux
yang pantang menyerah. “Tahun ini berusaha tidak terjadi hal yang seperti
itu lagi,” imbuhnya.
Kedux membuat sebuah kemungkinan jika pajeng tersebut
berasal dari Cina, karena ada jenis pajeng Cina. Sehingga ia merancang bentuk
topeng atau tapel dari ogoh-ogoh yang akan dibuatnya lebih ke arah blasteran. “Agak cina-cina. Tampang
raksasa Cina calingnya (taring) tidak terlalu panjang, mulutnya tidak terlalu
lebar lengarne bes sing terlalu ngablar
(botaknya tidak terlalu lebar). Manusia tapi isilah caling, matanya nelik itu sudah
pasti isi dengan pakaian Bali,” tuturnya.
Dirinya merasa dari pajeng ini bisa diolah ke dalam
berbagai kreasi mulai dari membuat senjata, dikombinasikan ke mahkota, serta
ornamen-ornamen lainnya bisa dikembangkan lebih banyak. Ia menganggap bahwa
ogoh-ogoh yang dibuatnya seperti Transformer yang berubah dari mobil menjadi
robot, sehingga tahun ini dirinya ingin membuat transformasi pajeng menjadi
ogoh-ogoh. Tahun-tahun sebelumnya ia telah membuat beberapa transformasi dari
bade menjadi ogoh-ogoh ataupun sampian menjadi ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh ini pun akan mulai digarap Januari 2020 ini
dengan merancang konstruksi sehingga dirinya menargetkan seminggu sebelum
Pangerupukan ogoh-ogoh sudah siap. Bagaimana, penasaran ingin tahu bagaimana
jadinya? (TB)



   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!