![]() |
Foto pixabay.com |
Sukra
atau Jumat Umanis Merakih merupakan hari Bhatara Sri. Dalam kehidupan
masyarakat padi Bhatara Sri sering disebut sebagai dewi kemakmuran atau dewi yang
pemurah dan pemberi rejeki.
atau Jumat Umanis Merakih merupakan hari Bhatara Sri. Dalam kehidupan
masyarakat padi Bhatara Sri sering disebut sebagai dewi kemakmuran atau dewi yang
pemurah dan pemberi rejeki.
Sukra
Umanis Merakih dirayakan setiap enam bulan sekali (210 hari) berdasarkan
pertemuan saptawara Sukra dan pancawara Umanis serta wuku Merakih. Dan dalam
Lontar Sundarigama dikatakan bahwa hari ini merupakan pemujaan pada Bhatara
Rambut Sedana.
Umanis Merakih dirayakan setiap enam bulan sekali (210 hari) berdasarkan
pertemuan saptawara Sukra dan pancawara Umanis serta wuku Merakih. Dan dalam
Lontar Sundarigama dikatakan bahwa hari ini merupakan pemujaan pada Bhatara
Rambut Sedana.
Kutipan
lontar tersebut menyebutkan, Merakih, Sukra Umanis pujawalin Bhatara Rambut
Sedana ngaran Sang Hyang Rambut Kephala. Maknanya yakni saat Sukra Umanis
Merakih adalah hari pemujaan untuk Bhatara Rambut Sedana atau disebut juga Sang
Hyang Rambut Kephala. Ada juga yang menyebut dengan Bhatara Sri Rambut Sedana.
lontar tersebut menyebutkan, Merakih, Sukra Umanis pujawalin Bhatara Rambut
Sedana ngaran Sang Hyang Rambut Kephala. Maknanya yakni saat Sukra Umanis
Merakih adalah hari pemujaan untuk Bhatara Rambut Sedana atau disebut juga Sang
Hyang Rambut Kephala. Ada juga yang menyebut dengan Bhatara Sri Rambut Sedana.
I
Gede Wiratmaja Karang dalam artikelnya Dilema Dewa Uang: Dicari TetapiDipinggirkan yang dimuat di Majalah Hindu Raditya edisi Desember 2012 menuliskan Sri
Sedana berasal dari kata Sri dan Sedana. Sri artinya cantik, subur, makmur, juga
berarti kebahagiaan, dan kemuliaan. Sedana memiliki akar kata dana yang mendapat
awalan se- sehingga menjadi aktif.
Gede Wiratmaja Karang dalam artikelnya Dilema Dewa Uang: Dicari TetapiDipinggirkan yang dimuat di Majalah Hindu Raditya edisi Desember 2012 menuliskan Sri
Sedana berasal dari kata Sri dan Sedana. Sri artinya cantik, subur, makmur, juga
berarti kebahagiaan, dan kemuliaan. Sedana memiliki akar kata dana yang mendapat
awalan se- sehingga menjadi aktif.
Kata
dana merupakan kata sifat berarti derma, memberi, kemurahan. “Sehingga Bhatara
Sri Sedana berarti kekuatan Brahman dengan manifestasinya memberikan kesuburan,
kemakmuran, kebahagiaan, kemuliaan, memberikan derma, memberikan kemurahan.
Kalau disinonimkan fungsi dan tugasnya hampir sama dengan Dewa Kuwera,”
katanya. Dewa Kuwera dalam beberapa kitab disebut dewa uang atau bendahara
kahyangan.
dana merupakan kata sifat berarti derma, memberi, kemurahan. “Sehingga Bhatara
Sri Sedana berarti kekuatan Brahman dengan manifestasinya memberikan kesuburan,
kemakmuran, kebahagiaan, kemuliaan, memberikan derma, memberikan kemurahan.
Kalau disinonimkan fungsi dan tugasnya hampir sama dengan Dewa Kuwera,”
katanya. Dewa Kuwera dalam beberapa kitab disebut dewa uang atau bendahara
kahyangan.
Terkait
dengan upakara atau banten yang dipersembahkan saat Sukra Umanis Merakih juga
disebutkan dalam Lontar Sundarigama. Petikannya yakni, widi-widanania suci,
daksina, peras, penek, ajuman, sodaan putih kuning, astawakna ring Sang Hyang
Rambut Sedana, kalingania pinujakna maring raganira, orta rejata, kenake,
yatike pakerti ring sang Hyang Kala Mejaya.
dengan upakara atau banten yang dipersembahkan saat Sukra Umanis Merakih juga
disebutkan dalam Lontar Sundarigama. Petikannya yakni, widi-widanania suci,
daksina, peras, penek, ajuman, sodaan putih kuning, astawakna ring Sang Hyang
Rambut Sedana, kalingania pinujakna maring raganira, orta rejata, kenake,
yatike pakerti ring sang Hyang Kala Mejaya.
Sehingga
banten yang dipersembahkan yakni berupa suci, daksina, peras, penek, ajuman,
sodaan putih kuning. Banten ini dipersembahkan kepada Sang Hyang Rambut Sedana yang
dipuja melalui pralingga-Nya, yang berujud perak, mas, uang, juga ditujukan
kepada Sang Hyang Kamajaya. (TB)
banten yang dipersembahkan yakni berupa suci, daksina, peras, penek, ajuman,
sodaan putih kuning. Banten ini dipersembahkan kepada Sang Hyang Rambut Sedana yang
dipuja melalui pralingga-Nya, yang berujud perak, mas, uang, juga ditujukan
kepada Sang Hyang Kamajaya. (TB)