Mengenal Hindu Aluk Todolo di Tana Toraja Sulawesi Selatan

Author:
Share
Sumber Foto: hindualukta.blogspot.com

Dirjen
Bimas Hindu, Tri Handoko Seto berkunjung ke umat Hindu yang berada di Tana
Toraja, Sulawesi Selatan pada bulan November 2021. Dimana kunjungan Tri Handoko
Seto merupakan kunjungan Dirjen Bimas Hindu yang pertama sepanjang sejarah ke tempat
tersebut.

Untuk
diketahui, umat Hindu yang bermukim di Tana Toraja adalah Hindu Aluk Todolo
atau Hindu Alukta. Hindu Alukta merupakan sebagian dari kelompok etnis umat
Hindu di Indonesia dengan jumlah penganut kurang lebih 5.141 jiwa yang
mayoritas terletak di Kabupaten Tana Toraja.

Dilansir
dari berbagai sumber, Aluk Todolo sebenarnya merupakan agama leluhur nenek
moyang suku Toraja. Pada tahun 1970, Aluk Todolo sudah dilindungi oleh negara
dan resmi diterima ke dalam sekte Hindu-Bali.

Aluk
Todolo adalah kepercayaan Animisme tua, dalam perkembangannya Aluk Todolo
banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran hidup konfusius dan agama Hindu. Oleh karena
itu, Aluk Todolo merupakan suatu kepercayaan yang bersifat pantheisme yang
dinamistik.

Istilah
Aluk Todolo sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Toraja yaitu
“aluk” dan “todolo”. Kata aluk memiliki arti aturan atau
cara hidup, sementara todolo berarti nenek moyang. Dengan demikian, Aluk Todolo
berarti agama para leluhur, atau cara/aturan hidup para leluhur.

Para
penganut Aluk Todolo meyakini bahwa Orang Toraja berasal dari Langit. Tidak hanya
manusia saja, tetapi juga kerbau, ayam, kapas, hujan, besi, bisa, dan padi
sebagai unsur dasar dari alam ini, dibuat dan diturunkan dari langit. Adalah
Datu’ Laukku yang dianggap sebagai nenek moyang manusia. Ia dibuat langsung
oleh Sang Pencipta yang disebut Puang Matua, dari bahan emas murni, dengan
perantaraan Sauan Sibarrung.

Datu’
Laukku beserta keturunannnya tetap hidup di langit hingga beberapa generasi,
dan dari keturunannya itu yang pertama kali diturunkan ke bumi adalah Pong Bura
Langi. Di bumi, Pong Bura Langi kemudian memiliki keturunan yang pertama dan
disebut Pong Mula Tau. Pong Mula Tau inilah yang dianggap dan disebut sebagai
manusia pertama.

 

Namun
menurut orang Toraja, Pong Bura Langi bukanlah satu-satunya yang turun dari
langit. Beberapa keturunan Datu’ Laukku lainnya juga turun ke Bumi. Di antara
yang turun dari langit adalah Puang Soloara di Sesean, Puang Tamboro Langi
(Sawerigading) di Kandora, dan Puang Ri Kesu di Gunung Kesu.

Kepercayaan
Aluk Todolo ini bersumber dari dua ajaran utama yaitu aluk 7777 (aluk sanda
pitunna) dan aluk serba seratus (sanda saratu’). Aluk Sanda Pitunna (aluk 7777)
merupakan sistem religi yang diyakini oleh orang Toraja sebagai aluk yang
diturunkan dari langit bersama-sama dengan umat manusia. Oleh karena itu, Aluk
Sanda Pitunna adalah aluk tertua dan menyebar secara luas di Toraja. Sementara
itu, Aluk Sanda Saratu’ datang kemudian, namun Aluk Sanda Saratu’ hanya berkembang
didaerah Tallu Lembangna.

Di
dalam menjalankan ritualnya, Aluk Todolo memiliki dua macam upacara yaitu upacara
berduka disebut Rambu Solo dan Rambu Tuka sebagai upacara kegembiraan. Upacara
Rambu Solo meliputi tujuh tahapan, yaitu Rapasan, Barata Kendek, Todi Balang,
Todi Rondon, Todi Sangoloi, Di Silli, Todi Tanaan. Serta upacara Rambu Tuka
juga meliputi tujuh tahapan diantaranya Tananan Bua, Tokonang Tedong, Surasang
Tallang, Remesan Para, Tangkeuan Suru, Kapuran Pangguan.

Sayangnya,
kepercayaan ini tak mendapat tempat sebagai agama dalam negara Republik
Indonesia. Pemerintah Orde Baru saat itu hanya mengakui lima agama resmi, yaitu
Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Buddha.

Kepercayaan
ini kemudian diklasifikasikan sebagai bagian dari agama Hindu-Bali atau disebut
Hindu Dharma Aluk Tadolo, dikenal juga sebagai Hindu Alukta. Keputusan itu
tertuang dalam Surat Keputusan Direktorat Jenderal Bimas Hindu-Buddha bernomor
Dd/H/200-VII/69 tertanggal 15 November 1969.

Dikutip
dari situs Kareba Toraja, Direktorat Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat
(Bimas) Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Tri Handoko Seto
mengunjungi Komunis Hindu Alukta di Lembang Miallo, Kecamatan Mappak, Kabupeten
Tana Toraja, pada November 2021.

Kehadiran
Dirjen Bimas Hindu Tri Handoko Seto di Lembang Miallo Kecamatan Mappak ini
adalah sesuatu yang istimewa bagi komunitas Hindu Alukta yang merupakan
kepercayaan tertua di Toraja.

Tri
Handoko Seto menguatkan umat Hindu Alukta agar percaya diri untuk terus
melestarikan dan menggaungkan kekayaan adat dan tradisi. “Setiap generasi Hindu
Alukta adalah duta Hindu Aluk Todolo yang bertugas terus menyebarkan informasi
tentang apa itu Hindu Alukta, agar seluruh masyarakat Indonesia paham betul ada
sebuah mutiara indah yang terletak di tanah Sulawesi ini,” ucap Tri Handoko.

Dalam
sambutanya di hadapan komunitas Hindu Alukta di Lembang Miallo, Tri Handoko
Seto berpesan agar tetap menjaga Hindu Nusantara sebab Hindu adalah ajaran
nenek moyang.

Penganut
Alukta di Toraja merasa seakan tak percaya dengan Kehadiran Dirjen Bimas Hindu
RI di kampung halamannya. Tri Handoko Seto tercatat menjadi Dirjen Bimas Hindu
pertama yang berkunjung dan menemui langsung umat hindu Alukta di Toraja. (TB)

 

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Aluk_Todolo

https://kareba-toraja.com/dirjen-bimas-hindu-kemenag-ri-kunjungi-komunitas-alukta-di-tana-toraja/

https://palopopos.co.id/2021/11/dirjen-bimas-hindu-kemenag-ri-kunjungi-komunitas-hindu-alukta-tana-toraja/

 

 

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!