![]() |
Ist |
Sekitar
tahun 2018 lalu, video seorang anak kecil nyolahang atau menarikan rangda viral
di media sosial. Selain itu, beberapa video kerauhannya juga viral di media
sosial. Anak kecil dalam video tersebut adalah I Ketut Baba Brahwissiva atau yang
lebih dikenal dengan nama Jro Alit Baba. Dari video tersebut masyarakat pun
mulai mengenal sosok Jro Alit Baba ini.
Awalnya
ia terkenal sebagai ‘rangda cilik’ karena kesukaannya menarikan rangda. Meskipun
masih kecil, namun ia memiliki kemampuan spiritual yang tidak dimiliki
anak-anak seusianya. Ia adalah anak indigo.
Pada
akhir tahun 2020, tepatnya tanggal 25 Desember 2020 ia pernah menggelar
pementasan Calonarang. Pentas tersebut pun menarik perhatian warga karena
diadakan oleh anak yang masih belia. Pentas calonarang yang mengambil
judul Sedah Wong ini diadakan di areal Puri Satria, Denpasar bekerja
sama dengan sanggar Semeton Agung Putra Dewata (SAPD), Kapal, Kabupaten Badung.
Dilansir
dari IDN Times Bali, ibu kandungnya, Jro Desi Erlianti mengatakan anaknya memiliki
kekuatan spiritual sejak di dalam kandungan. Ia mendapatkan kekuatan spiritual
tersebut dari almarhum ayahnya yang merupakan penekun spiritual beraliran
Bhairawa dari Lombok.
Sejak
lahir, ia pun telah memiliki tanda-tanda terkait dengan kemampuan spiritual.
Seperti sering melihat dan berteman dengan mahkluk gaib, sering kesurupan di
sekolahnya, dan menghilang ketika pelajaran sekolah berlangsung. Karena sering
menghilang bahkan sampai dua hari, hal ini pun membuat sang ibu bingung.
Saat
ditanya, Jro Alit Baba mengaku pergi ke sungai, kebun, atau kuburan bermain
bersama teman-temannya yang ternyata adalah mahkluk gaib atau wong samar. Ibunya
lalu bertanya kepada orang yang mengerti akan dunia spiritual. Dari orang
tersebut, ia mendapatkan jawaban bahwa Jro Alit Baba harus menjadi penekun
spiritual atau sering disebut dengan istilah ngiring.
Jro
Dessy mengatakan jika Jro Alit Baba pernah kesurupan atau kerauhan, di mana
sosok yang masuk ke dalam tubuhnya adalah Ida Sesuhunannya. Dalam kerauhan
tersebut dikatakan, jika Jro Alit Baba tidak mau terjun ke dunia spiritual,
kehidupannya kelak akan mendapatkan hal-hal yang kurang baik.
Jro
Alit Baba pun mengaku menyukai sosok Dewa Siwa. Ia merasa terhubung dengan Dewa
Siwa. Bahkan ia juga pernah didatangi oleh sosok yang mirip dengan wujud Dewa
Siwa. Kejadian tersebut seperti mimpi, namun terlihat nyata.
Ia
sangat senang menggambar wujud Dewa Siwa. Jro Alit Baba pernah mencoba meniru
gambar Dewa Siwa dari sebuah buku di perpustakaan sekolahnya. Namun hasil
gambar itu menjadi tidak sebagus ketika ia menggambar dengan menggunakan
imajinasinya.
Dirinya
pun mengaku, saat pentas calonarang di suatu daerah di Tabanan, ia diserang
secara gaib oleh empat orang. Ia pun sempat pingsan dalam waktu cukup lama. “Bersyukur
saya masih dilindungi oleh Ida Sesuhunan, sehingga dampak dari serangan gaib
hanya saat pementasan saja. Setelah pementasan selesai, saya kembali normal,”
kata Jro Alit Baba.
Sementara
itu, dilansir dari Bali Express putra dari almarhum I Ketut Suwecha
ini, semakin menjadi-jadi ketika menginjak kelas 1 SD. Ia tidak pernah fokus
belajar sampai mendapatkan teguran dari gurunya, dan menjadi kian
tertutup. Setiap hari di sekolah ia bermain sendirian di bawah pohon Kepuh yang
ada di sekolah tersebut. Menurut ibu kantin, Jro Alit selalu berbelanja
makanan dan minuman 2 buah, katanya 1 untuk dirinya dan 1 lagi untuk temannya
yang ada di pohon Kepuh tersebut.
Padahal,
setelah dicek, Jro Alit hanya sendirian, tapi seperti bercengkrama dengan orang
lain. Guru dan teman-temannya pun menganggap Jro Alit aneh. Lalu, saat kenaikan
kelas 4 SD, dirinya ternyata tidak naik kelas dan memilih pindah sekolah ke SD
7 Pemecutan. Dan, mulai liburan kenaikan kelas itu lah Jro Alit mulai
menampakkan tanda-tanda bahwa dirinya harus ngiring.
Saat
itu Jro Alit sering pergi ke Pura Luhur Sandat yang berlokasi di Tegal Kawan,
Pemecutan. Dari situ lah Jro Alit mulai senang ngayah dan di pura itulah
pertama kali Jro Alit karauhan.
Jro
Alit pun sempat menghilang sampai akhirnya melapor ke Polresta Denpasar. Namun,
salah seorang polisi yang bisa menerawang mengatakan jika Jro Alit dalam
keadaan baik dan akan pulang. Juga dikatakan kalau Jro Alit anak yang Kapingit
jadi tidak usah khawatir.
Ternyata
benar, dini harinya Jro Alit pulang diantar oleh anak Pemangku Pura Dalem Batu
Selem di Imam Bonjol, yang katanya sudah dua hari Ngayah di pura itu. Ngayah
terus berulang dilakukan Jero Alit di pura yang berbeda, tetapi selalu Pura
Dalem.
Setelah
beberapa kejadian, Jro Alit menjadi semakin terarah dan mataksu dan memutuskan untuk
ngiring di Pura Dalem Napak Rarung. Uniknya, Jro Alit bisa
Nyolahang Rangda dengan sendirinya tanpa belajar khusus.
Selain
itu, Jro Alit Baba juga mendapatkan kemampuan pengobatan tradisional atau
usadha secara turun temurun dari kakek dan ayahnya, yang memang merupakan tokoh
usadha terkenal dari Lombok.
Awalnya,
secara tidak sengaja ia diminta bantuan oleh seorang warga yang terkena sakit
akibat ilmu hitam. Ia berhasil menyembuhkannya. Informasi ini mulai menyebar
dari mulut ke mulut. “Astungkara sampai saat ini masih ada yang meminta
bantuan saya, dan berhasil saya sembuhkan berkat bantuan kekuatan suci Ida
Sesuhunan,” cerita Jro Alit Baba dilansir dari IDN Timer Bali. Dirinya juga tak
pernah mematok biaya pada saat melakukan usadha, karena memang senang membantu
orang yang sedang kesusahan.
Jro
Alit Baba tidak memiliki guru atau nabe khusus dalam menekuni dunia spiritual.
Ia hanya sering melakukan diskusi bersama praktisi-praktisi spiritual yang
lebih dahulu menekuni dunia ini. (TB)