Mengenal Perhitungan Galar, Galir, Galur dalam Pembuatan Bale di Bali

Author:
Share
Istimewa. net

Dalam
membuat bale untuk tidur, dalam kepercayaan masyarakat Bali selalu menggunakan
perhitungan-perhitungan. Perhitungan ini dilakukan agar sesuai dengan tujuan
pembuatan bale tersebut. Selain itu, dipercaya jika ada kesalahan perhitungan
akan menimbulkan ketidaknyamanan.

Dalam
artikel berjudul Identifikasi Bentuk, Struktur, dan Kontruksi Bale Meten
Sakaulu pada Arsitektur Tradisional Bali di Desa Gunaksa, Klungkung yang
disusun I Nengah Lanus, I Nyoman Susanta, Gede Windu Laskara dari Universitas
Udayana dan disampaikan dalam Seminar Nasional Arsitektur dan Tata Ruang
(SAMARTA), Bali-2017, disebutkan kata Bale merupakan bahasa Bali yang bisa
mempunyai dua arti yakni bale bisa berarti bangungan dan bale juga bisa berarti
tempat tidur atau tempat duduk.

Dalam
bale tersebut ada yang bernama galar. Galar merupakan bilah bambu sebagai alas
tidur dengan arah memanjang. Lebar dari bilah bambu berkisar 25 mm dengan jarak
pasang berkisar 20 mm, diikat satu dengan lainnya menggunakan tali guntung atau
pelepah kelapa, atau bisa dengan tali bambu dengan bantuan alat penyatu jalon (bilah
bambu yang dibulatkan berdiameter 7mm dengan arah melintang galar).

Jumlah
galar memiliki aturan, yaitu kelipatan 3 ditambah satu batang, dengan dasar hitungan
galar, galir, galur dan perhitungan jumlah galar untuk bale tempat tidur harus
berakhir pada hitungan galar.

Lalu
apakah makna perhitungan galar, galir, galur tersebut?

Dalam
artikel berjudul Nilai Teologis Arsitektur Tradisional Masyarakat Hindu di Bali
yang disusun I Made Pasek Subawa dan dimuat pada Jurnal Sphatika Vol 10, No 2,
September 2019 disebutkan, dalam pembuatan galar memang ada perhitungan khusus.
Untuk perhitungan galar merupakan perhitungan untuk tempat tidur. Sedangkan
galir merupakan perhitungan untuk tempat berdagang. Dan untuk galur merupakan
perhitungan untuk tempat orang yang meninggal.

Selain
itu, juga terdapat tiga macam tidur dengan tempat berisitirahatnya yang
disebutkan dalam sastra Bali. Pertama galar artinya istirahat untuk beberapa
saat dengan tidur. Kedua galir yang artinya istirahat untuk beberapa menit atau
pelepas lelah dengan duduk dan bersantai. Sedangkan yang ketiga yakni galur yang
bermakna istirahat untuk perjalanan pulang, yang dalam istilah Bali disebut
dengan mulih ka gumi wayah atau meninggal dunia. (TB)

 

   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!