Pada
saat Hari Raya Saraswati, umat Hindu khususnya di Bali memperingati hari
turunnya ilmu pengetahuan. Dan pada keesokan harinya, umat Hindu merayakan
Banyu Pinaruh. Mereka akan berbondong-bondong mendatangi sumber air baik
pantai, danau, ataupun klebutan untuk melakukan ritual pelukatan.
saat Hari Raya Saraswati, umat Hindu khususnya di Bali memperingati hari
turunnya ilmu pengetahuan. Dan pada keesokan harinya, umat Hindu merayakan
Banyu Pinaruh. Mereka akan berbondong-bondong mendatangi sumber air baik
pantai, danau, ataupun klebutan untuk melakukan ritual pelukatan.
Hingga
tak jarang, saat Banyu Pinaruh, pantai akan sesak oleh mereka yang akan
melaksanakan ritual pelukatan atau penyucian diri. Dengan membawa sarana berupa
canang ataupun pejati dan berpakaian adat ringan.
tak jarang, saat Banyu Pinaruh, pantai akan sesak oleh mereka yang akan
melaksanakan ritual pelukatan atau penyucian diri. Dengan membawa sarana berupa
canang ataupun pejati dan berpakaian adat ringan.
Banyu
Pinaruh ini dilaksanakan pada Minggu (Redite) Paing, Wuku Sinta. Wuku Sinta ini
merupakan wuku pertama dalam sistem kalender Bali dan Redite Paing Sinta
merupakan hari pertama dalam siklus wuku.
Pinaruh ini dilaksanakan pada Minggu (Redite) Paing, Wuku Sinta. Wuku Sinta ini
merupakan wuku pertama dalam sistem kalender Bali dan Redite Paing Sinta
merupakan hari pertama dalam siklus wuku.
I
Wayan Astika seperti dikutip dari laman PHDI,
menyebutkan Banyu Pinaruh, berasal dari kata banyu yang artinya air dan pinaruh
atau pangewuruh yang berarti pengetahuan. “Secara nyata, umat memang
membersihkan badan mandi keramas menggunakan kembang di laut atau sumber-sumber
air. Tetapi secara filosofis Banyu Pinaruh bermakna menyucikan pikiran dengan
menggunakan air ilmu pengetahuan,” tulis Astika.
Wayan Astika seperti dikutip dari laman PHDI,
menyebutkan Banyu Pinaruh, berasal dari kata banyu yang artinya air dan pinaruh
atau pangewuruh yang berarti pengetahuan. “Secara nyata, umat memang
membersihkan badan mandi keramas menggunakan kembang di laut atau sumber-sumber
air. Tetapi secara filosofis Banyu Pinaruh bermakna menyucikan pikiran dengan
menggunakan air ilmu pengetahuan,” tulis Astika.
Ia
pun mengutip sloka Bhagawadgita yang berbunyi ”Abhir gatrani sudyanti manah
satyena sudayanti” yang artinya badan dibersihkan dengan air sedangkan pikiran
dibersihkan dengan ilmu pengetahuan. Sehingga menurutnya, Banyu Pinaruh bukan
sekadar mandi ke pantai atau sumber air melainkan suatu proses untuk
membersihkan kegelapan dalam pikiran. Atau diistilahkan mandi dengan air ilmu
pengetahuan.
pun mengutip sloka Bhagawadgita yang berbunyi ”Abhir gatrani sudyanti manah
satyena sudayanti” yang artinya badan dibersihkan dengan air sedangkan pikiran
dibersihkan dengan ilmu pengetahuan. Sehingga menurutnya, Banyu Pinaruh bukan
sekadar mandi ke pantai atau sumber air melainkan suatu proses untuk
membersihkan kegelapan dalam pikiran. Atau diistilahkan mandi dengan air ilmu
pengetahuan.
Sementara
itu, Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda, mengatakan Banyu Pinaruh berarti
air pengetahuan. Saat ini umat memohon tirta amerta setelah merayakan
Saraswati. Setelah diri bersih, maka pengetahuan akan mudah dialirkan.
itu, Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda, mengatakan Banyu Pinaruh berarti
air pengetahuan. Saat ini umat memohon tirta amerta setelah merayakan
Saraswati. Setelah diri bersih, maka pengetahuan akan mudah dialirkan.
Ida
menambahkan, segala mala, dosa, papa, pataka, wigna akan bisa dihapuskan oleh
kehadiran Dewi Gangga di bumi. Seperti halnya kisah dalam Adi Parwa yang
menceritakan 60 ribu anak Prabu Sagara yang dibakar Rsi Kapila. Lewat kehadiran
Dewi Gangga semua anak Prabu Sagara diruwat.
menambahkan, segala mala, dosa, papa, pataka, wigna akan bisa dihapuskan oleh
kehadiran Dewi Gangga di bumi. Seperti halnya kisah dalam Adi Parwa yang
menceritakan 60 ribu anak Prabu Sagara yang dibakar Rsi Kapila. Lewat kehadiran
Dewi Gangga semua anak Prabu Sagara diruwat.
Pinandita Putu Gede Suranata mengatakan panglukatan yang dilakukan
saat Banyu Pinaruh adalah panglukatan bhuana agung dan bhuwana alit.
Yang membedakan dengan panglukatan lainnya yaitu panglukatan biasa biasanya
disesuaikan dengan apa yang menjadi tujuan, sementara penglukatan Banyu Pinaruh berkaitan
dengan turunnya ilmu pengetahuan. (TB)
saat Banyu Pinaruh adalah panglukatan bhuana agung dan bhuwana alit.
Yang membedakan dengan panglukatan lainnya yaitu panglukatan biasa biasanya
disesuaikan dengan apa yang menjadi tujuan, sementara penglukatan Banyu Pinaruh berkaitan
dengan turunnya ilmu pengetahuan. (TB)